5883
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING KOMPETENSI DASAR MEMBUAT POLA BLUS
SESUAI DENGAN DESAIN PADA MATA PELAJARAN PEMBUATAN POLA. DI KELAS XI SMK NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR
TAHUN AJARAN 20142015 Dra. Netty Marpaung
22
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Pematangsiantar, dengan jenis penelitian yaitu “Penelitian Tindakan Kelas”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI Busana yang
berjumlah 27 siswa, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah metode Context Teaching Learning. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah nilai siswa.
Berdasarkan tes awal pre test yang dilakukan terhadap 27 siswa terdapat 25 orang 92,57 siswa yang mendapatkan hasil belajar rendah belum tuntas dan belum mencapai KKM
70 dan sebanyak 2 orang 7,40 yang termasuk dalam kategori tuntas dan mencapai KKM 70. Kemudian pada siklus I terdapat 11 orang 40,73 yang termasuk pada kategori tuntas dan
mencapai KKM 70 dan sebanyak 15 orang 59,26 , termasuk dalam kategori rendah belum tuntas dan belum mencapai KKM 70. Pada siklus II terdapat 22 orang siswa 81,46 termasuk
dalam kategori tuntas dan mencapai KKM 70, sebanyak 5 orang 18,52 termasuk dalam kategori rendah belum tuntas dan belum mencapai KKM 70.
1 . Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kunci keberhasilan siswa, artinya belajar memegang peran penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang berkualitas memiliki karakteristik tertentu seperti
wawasan pengetahuan yang luas, kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sehari-hari yang dihadapinya, sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan sosial maupun
lingkungan alam sekitar. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan menyatakan bahwa hasil belajar siswa
dikategorikan masih rendah karena siswa kurang termotivasi dalam belajar. Terbukti pada kenyataannya siswa kurang menyukai mata pelajaran Pembuatan Pola karena metode yang digunakan
guru kurang bervariasi dan lebih banyak menggunakan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat dari nilai raport yang diperoleh dari guru kelas, nilai yang diperoleh siswa tidak mencapai KKM yaitu 70. Siswa
yang tidak mencapai KKM sebanyak 80 dari 27 siswa yaitu 23 siswa sedangkan yang mencapai KKM sebanyak 20 dari 27 siswa yaitu 4 siswa. Hal ini disebabkan karena siswa kurang dilatih
berfikir kritis, kreatif, dan inovatif sehingga hasil belajar siswa rendah dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Pembuatan Pola kurang bervariasi. Guru cenderung menggunakan metode
ceramah tanpa disertai dengan penggunaan media sehingga siswa cenderung pasif terhadap materi yang dijelaskan guru. Kepasifan siswa dalam belajar merupakan pertanda kurang baik dalam proses
pembelajaran juga dalam perkembangan intelektual siswa. Siswa menjadi malas belajar, berfikir dan malas berkompetensi saat belajar sehingga akan mengakibatkan terciptanya siswa yang tidak terampil
serta berintelektual dalam pembelajaran Pembuatan Pola, siswa harus berfikir kritis, kreatif dan inovatif karena materi ajar membuat pola blus sesuai dengan disain pada pelajran membuat pola adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisa dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan di masyarakat.
1.2. Identifikasi Masalah
22
Guru Mata Pelajaran
5884
Penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pembuatan Pola pada kompetensi Membuat Pola Blus Sesuai Dengan Disain. Aspek yang penting adalah metode pembelajaran yang
diterapkan guru di kelas kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka yang menjadi batasan masalah penelitian ini adalah Metode Contextual Teaching Learning CTL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada KD Membuat Pola Blus Sesuai Dengan Disain kelas XI Busan SMK Negeri 3 Pematang Siantar T.A. 20142015.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan metode Contextual Teaching Learning CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada KD
Membuat Pola Blus Sesuai Dengan Disain di kelas XI Busana SMK Negeri 3 Pemtangsiantar T.A. 20142015
?”
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran
serta membantu siswa dalam mencapai peningkatan hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran Pembuatan Pola.
2. Bagi guru Sebagai bahan usul kenaikan pangkat satu tingkat.
3. Bagi sekolah Memberikan informasi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran di SMK Negeri 3
P. Siantar.
2. Kajian Teoritis 2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah akibat yang timbul dalam bentuk prestasi dan intelegensi akibat pengalaman-pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Semakin tinggi
interaksi yang timbul antara seorang individu dengan lingkungannya, semakin tinggi pula hasil belajar yang diharapkan dari individu tersebut.
2.1.2 Hakekat Belajar
Guru menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan yang mengarah ke suatu perubahan yang positif, yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, serta mencakup aspek-aspek sikap. Belajar haruslah dilakukan secara sadar sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan
dapat dilakukan siswa dalam memahami suatu kendala dan mampu menggunakan kendala tersebut untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupannya.
5885
2.1.3 Pengertian Metode Metode Pembelajaran
Menurut Djamarah, dkk 2006 : 46 “Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan bealajr mengajar, metode diperlukan oleh
guru dalam penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Oleh karena itu untuk mendorong keberhasilan guru di dalam proses belajar mengajar, seorang guru mengerti akan fungsi dan langkah-langkah pelaksanaan metode mengajar tersebut.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Pada saat menetapkan strategi yang digunakan, guru harus cemat memilih dan menetapkan metode
yang akan digunakan.
2.1.4 Pengertian Metode Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching and Learning CTL merupakan proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna yang
dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari suatu konteks permasalahan yang satu ke permasalahan yang lainnya.
Konsep masyarakat belajar learning community dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Dalam kelas CTL, penerapan atas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya maupun dilihat dari bakat dan
minatnya.
Pemodelan Modeling
Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran teoritis
– abstrak yang dapat meningkatkan verbalisme. Guru bukan satu-satunya perancang model, model juga dapat dirancang dengan
melibatkan siswa.
Refleksi
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bila terjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbaharui pengetahuannya
yang telah dibentuknya.
2.1.5 Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching Learning
Menurut Nurhadi, dkk 2004 langkah-langkah yang harus ditempuh dalam Contextual Teaching Learning adalah sebagai berikut:
5886
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak belajar lebih bermaka dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya. 2. Laksanakan kegiatan inkuiri untuk mencapai kompetensi yang diinginkan pada semua
bidang studi. 3. Bertanya sebagai alat belajar, kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar belajar dala kelompok-kelompok 5. Tunjukkan model sebagai contoh pembelajaran benda-benda, guru, siswa, karya
inovasi, dll 6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar
sesuatu. 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dari berbagai sumber dengan berbagai cara.
Di bawah ini dapat dilihat juga langkah-langkah dalam pembelajaran Contextual Teaching Learning. Menurut Nurhadi 2004 : 35, melalui perbedaan pembelajaran kontekstual dengan
pembelajaran tradisional.
2.1.6. Materi Pelajaran Pecah Pola Blus Sesuai Desain
Pengertian Blus merupakan pakaian yang dikenakan pada badan atas sampai batas pinggang atau
ke bawah hingga panggul sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan dengan rok atau celana.
Pecah Pola sesuai Disain, yaitu kegiatan membuatmenggambar pola badan bagian atas lalu dirubah sesuai dengan model blus yang sudah ditentukan disainnya. Pembuatan Pola Blus
merupakan kompetensi dasar yang utama yang wajib dikuasai oleh siswa Tata Busana. 2.2. Kerangka Konseptual
Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami apa yang dipelajarinya bukan semata- mata mengetahuinya saja. Pembelajaran CTL dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan
dapat dilaksanakan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.
2.3. Hipotesis Tindakan