5905
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penerapan multi representasidalam pembelajaran fisika.
1.3. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini menggunakan tinjauan literatur library research.
2. UraianTeoritis 2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar Dimyati dan Mudjiono, 2006. Mengajar adalah
menyediakan pengalaman yang menghasilkan ketidakseimbangan dan tantangan sehingga peserta didik berusaha mengembangkan jenis logika baru sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
Dalam psikologis, pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi antara siswa dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar sehingga belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat
sebagai tingkah laku yang tampak Budinigsih, 2005. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di
dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sementara pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat peserta didik belajar secara aktif yang menekankan kepada penyediaan sumber belajar. Dengan kata lain, Seifert 2007 menjelaskan, “Pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya
pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus menerus dinamika dalam perilaku dan pemikiran manusia”.
Weil dalam Sanjaya 2008 menyatakan prinsip penting dalam proses pembelajaran adalah : 1. Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah
struktur kognitif peserta didik. 2. Proses pembelajaran berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari, yang masing-
masing memerlukan situasi yang berbeda dalam mempelajarinya. 3. Dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial.
Dengan demikian, proses pembelajaran harus diarahkan agar peserta didik mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah melalui sejumlah
kompetensi yang harus dimiliki seperti kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi kultural dan kompetensi temporal. Hal ini tidak hanya mendorong peserta didik untuk mampu
menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana peserta didik memiliki sejumlah kompetensi untuk menghadapi rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan pola kehidupan
masyarakat. Selanjutnya diharapkan dengan proses pembelajaran peserta didik mampu melakukan perubahan kualitatif individu, sehingga kepribadiannya lebih berkembang menjadi lebih baik.
2.2. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam IPA, yaitu suatu Ilmu yang mempelajari gejala, peristiwa atau fenomena alam, serta mengungkap segala rahasia dan hukum semesta.
Objek Fisika meliputi mempelajari karakter, gejala dan peristiwa yang terjadi atau terkandung dalam benda- benda mati atau benda yang tidak melakukan pengembangan diri.
Mata pelajaran Fisika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran karena Fisika sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam
5906 kehidupan sehari-hari dan membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang
merupakan syarat untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, Fisika adalah pengetahuan fisis, maka untuk mempelajari Fisika dan membentuk pengetahuan tentang Fisika, diperlukan kontak
langsung dengan hal yang ingin diketahui, karena Fisika merupakan ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada hafalan Suparno, 2007.
Dalam pembelajaran Fisika yang terpenting adalah peserta didik yang aktif belajar, sedangkan dari pihak guru diharapkan menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan
peserta didik sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan peserta didik, dan dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap peserta didik. Selain itu, pada pembelajaran
Fisika, peserta didik tidak hanya sekedar mendengar, mencatat dan mengingat dari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, tetapi lebih ditekankan pada kemampuan peserta didik untuk dapat
memecahkan persoalan dan bertindak melakukan observasi, bereksperimen, mendiskusikan suatu persoalan, memperhatikan demonstrasi, menjawab pertanyaan dan menerapkan konsep-konsep dan
hukum-hukum untuk memecahkan persoalan terhadap hal yang dipelajari tersebut, lalu mengkomunikasikan hasilnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan pembelajaran Fisika adalah peserta didik dapat memahami, mengembangkan observasi dan melaksanakan eksperimen yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang melibatkan zat materi dan energi, sehingga
menumbuhkan kesadaran dan pemahaman terhadap kebesaran Tuhan penguasa alam semesta. 2.3. Definisi Multi Representasi
Menurut Carl Angell dkk. 2007 multi representasi adalah model yang mempresentasi ulang konsep yang sama dalam beberapa format yang berbeda-beda. David Rosengrant dkk. 2007
mengatakan bahwa representasi adalah sesuatu yang dapat disimbolkan atau simbol pada suatu obyek ataupun proses. Mereka menambahkan bahwa dalam fisika representasi bisa berupa kata,
gambar, diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematika dan sebagainya. Selanjutnya Carl Angell dkk. 2007 dalam jurnalnya yang berjudul Multiple
Representations As a Framework for a Modelling Approach to Physics Education Multi Representasi sebagai Kerangka Model Pendekatan Pendidikan Fisika berpendapat bahwa metode
multi representasi representasi ganda harus menjadi strategi utama dalam pembelajaran fisika. Hal ini didasarkan pada dua argumen. Argumen pertama, pembelajaran fisika di sekolah seharusnya
merefleksikan model pembelajaran yang mengarahkan pada proses pencarian pengetahuan dan pengenalan produk pengetahuan. Alasan kedua, pendekatan yang bermacam-macam bervariasi
harus selalu ada dalam pembelajaran fisika. Para peneliti mencoba menggunakan metode multi representasi untuk menjelaskan fenomena fisika. Dalam penelitian tersebut para peneliti telah
mengembangkan pengujian dimana kemampuan pemodelan empiris matematika siswa dioperasionalisasikan sebagai kemampuan dalam mengiterpretasikan fenomena fisika. Penelitian ini
dilakukan selama 3 tahun dengan melibatkan 4 peneliti, 13 guru dan 250 siswa. Penelitian dilakukan pada kelas lanjutan fisika. Siswa menggunakan multi representasi dalam memahami fenomena
fisika, membuat hipotesis dan alasan terhadap suatu percobaan, membuat pemodelan matematika dan memvalidasinya. Sebagai penelitian tambahan sebuah kuisioner dibagikan kepada siswa untuk
mengetahui hubungan pembelajaran dengan kesadarannya pada multi representasi dalam fisika, pandangan epistimologi mereka dan strategi belajar mereka.
5907
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, para peneliti memberikan sebuah rekomendasi agar kurikulum fisika lanjutan dipusatkan pada pemodelan dan didasarkan pada
kerangka kerja atas multi representasi. Karena mereka meyakini bahwa model pendekatan ini dapat membantu siswa dalam menemukan beberapa tantangan atas pembelajaran fisika. Lebih lanjut
berdasarkan hasil dari penerapan model pendekatan ini, ditemukan indikasi bahwa hubungan antara padangan epistemologi siswa, strategi pembelajaran mereka dan pemahaman mereka atas multi
representasi membuat pemodelan ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih utama dibandingkan dengan pendekatan lainnya.
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Multi Representasi