Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan Sosial Ekonomi
5804
2. Sebagai bahan bacaan dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa,pembaca dan peneliti selanjutnya
3. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang faktor apa saja yang mempengaruhi pernikahan usia dini.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pernikahan Usia Dini di Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun
2014 dengan populasi sebanyak 35 orang total populasi. Analisa data dilakukan secara univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan melihat
persentase data yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan akan dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan mengoptimalkan teori dan perpustakaan yang ada
Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Berdasarkan Pengetahuan
Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berpengetahuan cukup sebanyak 23 responden 65,71 dan berpengetahuan baik sebanyak 4 responden 11,43.
Menurut Dewi 2011 Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini disebabkan karena berbagai hal yang terkait dengan pengetahuan seseorang terutama yang
berhubungan dengan masalah kesehatan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri.
Menurut peneliti, pernikahan dini banyak terjadi dari dahulu sampai sekarang. Kebanyakan para pelaku pernikahan dini tersebut adalah remaja desa yang memiliki tingkat pendidikan kurang. Remaja desa kebanyakan malu untuk
menikah pada umur 20 tahun keatas. Anggapan remaja desa lebih memungkinkan untuk menikah diusia muda karena disana ada anggapan atau mitos bahwa perempuan yang berumur 20 tahun keatas belum menikah berarti perawan tua.
Persoalan mendasar dari seorang anak perempuan yaitu ketika dia memasuki usia dewasa, banyak orang tua menginginkan anaknya untuk tidak menjadi perawan tua. Menjadi perawan tua bagi kebanyakan masyarakat dianggap
sebagai bentuk kekurangan yang terjadi pada diri perempuan. Untuk itu, dalam bayangan ketakutan yang tidak beralasan banyak orang tua yang menikahkan anaknya pada usia muda. Kondisi itulah yang menjadikan timbulnya
persepsi bahwa remaja desa akan lebih dulu menikah dari pada remaja kota. Anggapan-anggapan tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat mengenai pentingnya pendidikan bagi remaja. Pernikahan usia dini
akan berdampak pada kualitas anak, keluarga, keharmonisan keluarga dan perceraian. Karena pada masa tersebut, ego remaja masih tinggi.