Berdasarkan Budaya adat Kesimpulan

5805 Menurut Soekanto 2011 Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur. Menurut peneliti, peran pendidikan anak-anak sangat mempunyai peran yang besar. Jika seorang anak putus sekolah pada usia wajib sekolah, kemudian mengisi waktu dengan bekerja. Saat ini anak tersebut sudah merasa cukup mandiri, sehingga merasa mampu untuk menghidupi diri sendiri. Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur. Dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin hubungan dengan lawan jenis, yang jika diluar kontrol membuat kehamilan di luar nikah.

3. Berdasarkan Sosial Ekonomi

Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang sosial ekonomi rendah berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden 62,85 dan sosial ekonomi tinggi berpengetahuan baik dan cukup masing-masing sebanyak 1 responden 2,86. Menurut Syata 2010 orang tua menikahkan anaknya dalam usia muda dilihat dari faktor ekonomi Untuk sekedar memenuhi kebutuhan atau kekurangan pembiayaan hidup orang tuanya, khususnya orang tua mempelai wanita. Sebab menyelenggarakan perkawinan anak-anaknya dalam usia muda ini, akan diterima sumbangan- sumbangan berupa barang, bahan, ataupun sejumlah uang dari handai taulannya yang dapat dipergunakan selanjutnya untuk menutup biaya kebutuhan kehidupan sehari-hari untuk beberapa waktu lamanya. Menurut peneliti, ibu yang menikah pada usia dini yang memiliki sosial ekonomi rendah berpengetahuan cukup itu dikarenakan Perkawinan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis kemiskinan, untuk meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dikawinkan dengan orang yang dianggap mampu.

4. Berdasarkan Budaya adat

Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang budaya buruk pengetahuannya cukup sebanyak 15 responden 42,85 dan yang berbudaya baik dan buruk pengetahuannya kurang dan baik masing-masing sebanyak 4 responden sebanyak 11,43. Menurut Jazimah 2006 Faktor ini merupakan faktor yang paling sering menyebabkan perkawinan uisa muda . Perkawinan usia muda banyak dilakukan didaerah pedesaan karena adat istiadat yang kuat. Banyak masyarakat berpendapatan untuk apa sekolah sampai perguruan tinggi, nantinya perempuan selalu kerja didapur . Pada sebagian masyarakat perempuan melakukan hubungan seks pada masa remaja karena mereka usia muda. Menurut peneliti, faktor adat budaya dikarenakan mereka takut dikatakan anaknya menjadi perawan tua sehingga mereka mengawinkan anaknya dengan segera. Orang tua khawatir kena aib karena anak perempuannya berpacaran dengan laki-laki yang sangat lengket sehingga segera mengawinkan anaknya. Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan 5806 Dari hasil penelitian dan uraian di atas dapat diambil kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia dini di Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. 1. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berpengetahuan cukup sebanyak 23 responden 65,71 dan berpengetahuan baik sebanyak 4 responden 11,43. 2. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berumur 20-34 tahun berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden 54,29 dan yang berumur 20 ,20-34 tahun berpengetahuan baik dan kurang masing-masing sebanyak 1 responden 2,86. 3. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang berpendidikan rendah pengetahuan cukup sebanyak 13 responden 37,14 dan yang berpendidikan rendah berpengetahuan baik sebanyak 1 responden 2,86. 4. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang sosial ekonomi rendah berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden 62,85 dan sosial ekonomi tinggi berpengetahuan baik dan cukup masing-masing sebanyak 1 responden 2,86. 5. Dari 35 orang ibu yang menikah pada usia dini yang budaya buruk pengetahuannya cukup sebanyak 15 responden 42,85 dan yang berbudaya baik dan buruk pengetahuannya kurang dan baik masing-masing sebanyak 4 responden sebanyak 11,43. Saran 1. Bagi Tenaga Kesehatan Agar memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap remaja supaya dapat mencegah terjadinya pernikahan usia dini.

2. Bagi masyarakat