Kinerja Usaha Industri Kecil dan Rumahtangga

59 mempengaruhi kinerja usaha dan kesejahteraan rumahtangga IKRT. Perilaku penggunaan dana sumber pembiayaan ini dibedakan berdasarkan sumber pembiayaan yang digunakan. Sumber pembiayaan pada IKRT berbasis non pangan dikelompokkan menjadi kredit perbankan, kredit PKBL, dan sumber pembiayaan informal pedagang grosir, sedangkan pada IKRT berbasis pangan dikelompokkan menjadi kredit bank, dan kredit PKBL.

3.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual dan berbagai hasil studi empiris, dapat dirumuskan suatu hipotesis, yaitu: 1. Aksessibilitas dan partisipasi IKRT pada sumber pembiayaan formal diduga dipengaruhi oleh karakteristik pengusaha dan rumahtangga, karakreristik usaha, dan karakteristik pembiayaan. 2. Partisipasi IKRT pada berbagai sumber pembiayaan diduga mempengaruhi kinerja usaha IKRT investasi aset tetap, penggunaan tenaga kerja, penggunaan bahan baku, modal kerja, nilai produksi, dan pengeluaran rumahtangga IKRT. 3. Adanya credit rationing diduga mempengaruhi kinerja usaha dan pengeluaran rumahtangga pengusaha IKRT. 60

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di Provinsi Jawa Barat. Pemilihan Propinsi Jawa Barat dilakukan secara purposive, karena merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang terbesar di Indonesia dan memiliki variasi usaha mikro, kecil dan menengah yang bergerak di berbagai sektor, sehingga menjadi suatu propinsi yang menarik untuk diamati prilaku usaha kecilnya. Penelitian dilakukan mulai Juni 2012 sampai Januari 2013.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kerat lintang cross section. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan sampel, yaitu pengusaha industri kecil dan rumahtangga, dengan menggunakan daftar pertanyaan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik Indonesia, Dinas Koperasi, UKM, Perindustri dan Perdagangan Kabupaten Bogor, jurnal-jurnal ilmiah, tesis maupun desertasi serta dokumen atau publikasi dari instansi terkait lainnya. Data yang dikumpulkan diantaranya adalah data yang berhubungan dengan permodalan meliputi jenis-jenis sumber pembiayaan yang ada pada IKRT, pola dan pemanfaatan kredit dari sumber pembiayaan oleh IKRT. Data individu dan rumahtangga pengusaha IKRT, seperti: pendidikan, pengalaman usaha, dan umur, data rumahtangga seperti jumlah anggota keluarga, jumlah anak, jumlah anak sekolah. Data produksi meliputi modal kerja, nilai aset, penggunaan bahan baku, tenaga kerja yang digunakan, nilai produksi, pendapatan usaha, dan data kesejahteraan rumahtangga pengusaha seperti pendapatan rumahtangga dan pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga pengusaha IKRT.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan data dari dinas perindustrian dan perdagangan Propinsi Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap, yaitu pada tingkat propinsi dipilih salah satu kabupatenkota yang 61 memiliki jumlah industri kecil yang besar dan mampu menyerap tenaga kerja terbanyak, yaitu Kabupaten Bogor. Pada tingkat kabupaten, dipilih sentra-sentra industri kecil yang terbesar dengan membedakan industri kecil dan rumahtangga berbasis non pangan dan berbasis pangan. Pengelompokan sentra IKRT tersebut didasarkan pada asumsi bahwa jenis usaha yang berbeda akan memiliki keragaman karakteristik pengusaha dan usaha yang akan mempengaruhi perilaku aksessibilitas dan partisipasi pada kredit dan penggunaan kredit. Sentra IKRT yang berbasis non pangan diartikan sebagai industri kecil dan rumahtangga yang tidak menggunakan bahan baku berupa hasil langsung dari produk pertanian dan tidak menghasilkan produk berupa bahan pangan. Sentra IKRT berbasis pangan adalah industri kecil yang menggunakan bahan baku dari hasil pertanian dan menghasilkan produk berupa bahan pangan. Sentra IKRT yang berbasis non pangan yang dipilih adalah sentra industri alas kaki dan tas karena sentra tersebut memiliki unit usaha yang besar, sedangkan sentra IKRT yang berbasis pangan dipilih sentra industri tempe dan tahu. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan sentra-sentra industri kecil yang telah dipilih tersebut. Pemilihan sampel pengusaha yang akses dan berpartisipasi dalam kredit dan yang tidak akses dan berpartisipasi dalam kredit dilakukan dengan metode accidental dan snowball karena tidak adanya daftar populasi sampling frame yang memadai. Metode snowball adalah pemilihan sampel berdasarkan rekomendasi dari sampel sebelumnya karena keterbatasan data dan informasi dari pihak dinas UKM dan perdagangan serta kantor kecamatan. Keterbatasan dalam pengambilan sampel juga disebabkan oleh kebanyakan pengusaha berstatus sebagai penerima borongan yang tidak bisa menentukan harga produknya, sehingga tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Jumlah sampel yang diambil adalah 130 sampel IKRT yang terdiri dari industri tas sebanyak 25 pengusaha, industri alas kaki sebanyak 55 pengusaha, dan industri tempe sebanyak 50 pengusaha. Jumlah sampel ini didasarkan pada keragaman dari sampel untuk memenuhi analisis penelitian.

4.4. Analisis Data

Analisis deskriptif tabulasi dilakukan untuk menjelaskan karakteristik usaha IKRT di Kabupaten Bogor Jawa Barat dan sumber pembiayaan usaha IKRT serta 62 skim kredit yang sesuai dengan karakteristik pengusaha IKRT. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis tujuan 1, 2, dan 3 yang dapat dijelaskan secara rinci seperti dibawah ini. 4.4.1. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aksessibilitas, Partisipasi, dan Permintaan Kredit oleh Industri Kecil dan Rumahtangga Analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aksessibilitas kredit dilakukan dengan membedakan pengusaha yang memiliki akses kepada kredit dengan pengusaha yang tidak memiliki akses. Aksessibilitas dan partisipasi pada sumber pembiayaan disini lebih ditekankan kepada sumber pembiayaan formal, karena isu utama dari keterbatasan modal IKRT selama ini adalah kurangnya akses pada sumber pembiayaan formal. Berdasarkan tinjauan teoritis dan studi empiris sebelumnya, maka faktor- faktor yang mempengaruhi aksessibilitas pengusaha kecil pada sumber pembiayaan secara keseluruhan ditentukan oleh karakteristik pengusaha dan rumahtangga pengusaha, karakteristik usaha, dan karakteristik kredit atau pinjaman. Sehingga, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi aksessibilitas pengusaha IKRT pada sumber pembiayaan formal adalah umur, lama pendidikan pengusaha, umur usaha, dummy posisi pemilik, dummy jenis usaha, dummy surat tanah, dummy aset dan dummy omset. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pengusaha dalam sumber pembiayaan adalah umur, lama pendidikan, pengalaman usaha, ukuran keluarga, pendapatan rumahtangga pengusaha, dummy posisi pemilik, dummy organisasi, dummy pelatihan, dan dummy aset. Dummy omset menunjukkan perbedaan skala usaha yang dimiliki pengusaha, dummy ikut pelatihan dan dummy ikut organisasi dapat menunjukkan keikutsertaan pengusaha dalam organisasi yang ada disekitarnya dan dapat menunjukkan networking yang dimiliki pengusaha serta keterampilan pengusaha. Dummy pelatihan bernilai 1 menunjukkan bahwa pengusaha pernah mengikuti pelatihan, yang dapat diartikan networking pengusaha dan keterampilan pengusaha lebih banyak. Dummy surat tanah dapat menunjukkan kemampuan collateral yang bisa dipenuhi oleh pengusaha untuk dapat mengakses sumber pembiayaan. Dummy aset dapat menunjukkan tingkat kekayaan yang dimiliki pengusaha. 63 Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aksesibilitas IKRT non pangan dan pangan terhadap kredit dianalisis dengan menggunakan model probit. Penggunaan model probit dilakukan dengan pertimbangan bahwa nilai pencocokan fitting yang dihasilkan dari pendugaan model probit lebih mendekati nilai mediannya dan dapat langsung diubah sebagai probabilitas dari variabel tersebut dengan mencocokkan nilai z dengan tabel z. Persamaan faktor- faktor yang mempengaruhi aksesibilitas IKRT adalah sebagai berikut: Y i = β o + β 1 X ij + u i ................................................................................4.1 dan Y i = 1 jika Y i Y i = 0 jika sebaliknya dapat ditulis kembali: PrY i = 1 = Pr u i - β o + β 1 X ij = 1- Pr u i - β o + β 1 X ij = 1 – F -β o + β 1 X ij ............................................................4.2 dimana F adalah cumulative distribution function untuk u i , jika kita membuat asumsi yang biasa digunakan yaitu u i terdistribusi secara normal, kita memperoleh: Pr Yi = 1 = 1- ɸ - β o + β 1 X ij = 1 - ɸ -X i β = ɸ X i β = ɸ Z i ..................................................................................4.3 dimana ɸ adalah fungsi cumulative normal distribution Nagler, 1994, yang dapat ditulis: β = nilai parameter yang diduga i = variabel-variabel yang menjelaskan aksessibilitas terhadap kredit, yang terdiri dari: X 1 = umur pengusaha thn X 2 = pendidikan pengusaha thn X 3 = umur usaha thn X 4 = dummy posisi pemilik, D=1 jika pemilik sebagai pengelola, D=0 jika pemilik ikut bekerja X 5 = dummy jenis usaha, D=1 jika usaha tas, D=0 jika usaha alas kaki

Dokumen yang terkait

Strategi Kehidupan Rumahtangga Sirkulator dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumahtangga (Studi Kasus di Desa Curug, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 28 124

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Industri Kecil dan Rumahtangga, Tinjauan terhadap Karakteristik dan Idealisasinya sebagai Agen Pembaru di Pedesaan (Studi Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Kedunghalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 154

Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tapioka Di Tarikolot Dan Bubulak Desa Ciluar Kota Bogor

0 9 119

Ekonomi Rumahtangga Pengusaha dan Pekerja Industri Kecil Gerabah di Sentra Industri Gerabah Kasongan Kabupaten Bantul

0 8 221

Analisis Keberlanjutan, Jangkauan Dan Dampak Pembiayaan Lkms Terhadap Pengurangan Kemiskinan Rumahtangga Tani Di Perdesaan Jawa Barat

2 38 189

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 1

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya di Desa Parakan Kec.Ciomas Kabupaten Bogor,Jawa Barat "Reviewer"

0 3 4

Sumbangan industri kecil menengah terhadap nafkah rumahtangga pedesaan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

0 6 111

Aksesibilitas Industri Agro Skala Mikro Kecil pada Sumber Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Usaha di Kabupaten Bogor

0 4 89