Kegunaan dan Noveltis Penelitian
16 2. Kredit Modal Kerja Permanent KMKP dan Kredit Investasi Kecil KIK
yang dimotori oleh Bank Indonesia sebagai upaya bank sentral dalam mendukung UMKM di tahun 1980an.
3. Sistem Unit Desa yang dilaksanakan oleh Bank Rakyat Indonesia BRI yang mendanai UMKM yang memiliki skala aktivitas lebih kecil daripada
yang diberikan oleh KUK. Sistem ini menyediakan kredit yang tidak disubsidi dengan tingkat bunga yang tidak lebih tinggi daripada cost of
fund. 4.
Beberapa kredit dengan nilai lebih kecil dikeluarkan oleh perusahaan pembiayaan mikro microfinance enterprises. Kredit ini disesuaikan
dengan kebutuhan nasabah. 5.
Kredit yang diberikan oleh Departemen Perindustrian, namun jumlahnya sangat terbatas.
Beberapa program yang telah dilakukan ternyata belum memberikan implikasi sesuai dengan harapan. Beberapa permasalahan yang timbul,
diantaranya: 1 program pendampingan yang telah dilakukan lebih pada supply side effort, sehingga untuk UMKM yang baru tumbuh, perkenalan dan adaptasi
terhadap inovasi terbaru ternyata tidak efektif, 2 strategi pemasaran kurang diperhatikan, dimana produk cenderung tidak melihat selera konsumen, 3
adanya kredit-kredit murah yang dikeluarkan oleh bank, baik bank komersial maupun bank sentral, telah memberikan pelajaran bahwa pemberian bantuan
likuiditas untuk KMKP dan KIK ternyata telah menimbulkan praktik moral hazard di kalangan perbankan yang salah satu indikasinya adalah meledaknya
kredit bermasalah non performing loanNPL pada saat itu. Untuk mengoptimalkan pemberian KUK oleh bank-bank kepada usaha
kecil, Bank Indonesia bersama dengan perbankan selama ini telah menempuh tiga strategi dasar sebagai berikut: Pertama, penerapan batas minimum pemberian
kredit sebesar 20 persen dari keseluruhan kredit bagi semua bank, sesuai dengan ketentuan Paket Kebijakan Januari Pakjan 1990 serta penyediaan fasilitas kredit
likuiditas untuk membiayai sektor yang menjadi prioritas yaitu pengembangan koperasi, pengadaan pangan dan pemilikan rumah sederhana. Kedua,
mengembangkan kelembagaan dengan memperluas jaringan perbankan,
17 mendorong kerja sama antar bank dalam penyaluran Kredit Usaha kecil KUK
dan mengembangkan lembaga-lembaga keuangan yang sesuai dengan kebutuhan penduduk berpenghasilan rendah, seperti pendirian Bank Perkreditan Rakyat
BPR dan BPR Syariah. Ketiga, pemberian bantuan teknis melalui Proyek Pengembangan Usaha kecil PPUK, Proyek Hubungan Bank dengan Kelompok
Swadaya Masyarakat PHBK, dan Proyek Kredit Mikro PKM Kuncoro, 2008. Pemerintah juga mengeluarkan program penyaluran Kredit Usaha Rakyat
KUR. KUR ditetapkan berdasarkan Inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM, dan
diluncurkan pada tanggal 5 November 2007. Dalam peluncuran KUR dilakukan nota kesepahaman bersama antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusaha-
an Penjaminan. Kebijakan penjaminan kredit ini diharapkan akan dapat memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi para pelaku UMKM dan
koperasi yang telah feasible namun belum bankable. KUR didesain untuk mengatasi masalah agunan, yang umumnya menjadi kendala UMKM untuk
memperoleh kredit dari bank umum. Tujuan diluncurkannya KUR adalah 1 untuk mempercepat pengembangan
sektor riil dan pemberdayaan UMKM, 2 untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi, dan 3 untuk penanggulangan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja. KUR adalah Kredit Modal Kerja KMK dan atau Kredit Investasi KI dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta yang
diberikan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi UMKM-K yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan
Penjamin. KUR mensyaratkan bahwa agunan pokok kredit adalah proyek yang dibiayai, namun karena agunan tambahan yang dimiliki oleh UMKM-K pada
umumnya kurang, maka sebagian dicover dengan program penjaminan. Besarnya coverage penjaminan maksimal 70 persen dari plafond kredit. Sumber dana KUR
sepenuhnya berasal dari dana komersial Bank. Program KUR memang bukan produk satu institusi pemerintah saja.
Instansi yang terlibat dalam program KUR adalah Departemen Keuangan, Departemen Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Perindustrian,
Kementrian KUKM, akibatnya realisasi program KUR sangat bergantung pada