Skim Kredit yang Sesuai dengan Industri Kecil dan Rumahtangga

82 Kabupaten Bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yaitu sekitar 29.28 persen berada pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut dpl, 42.62 persen berada pada ketinggian 100-500 meter dpl, 19.53 persen berada pada ketinggian 500 –1.000 meter dpl, 8.43 persen berada pada ketinggian 1.000 –2.000 meter dpl dan 0.22 persen berada pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl. Kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan. Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri atas tiga wilayah dan 40 kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan, yang terdiri dari 410 desa dan 16 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong yang berada di sebelah utara Kota Bogor. Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bogor adalah sekitar 4 770 744 orang, yang terdiri atas 2 450 426 laki-laki dan 2 320 318 perempuan. Rata-rata penduduk Kabupaten Bogor bertambah 3.16 persen per tahun atau mengalami peningkatan hingga 140 ribu jiwa setiap tahunnya. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Bogor adalah 1 453 jiwa per km 2 . Penyebaran penduduk Kabupaten Bogor masih bertumpu di kecamatan Cibinong yakni sebesar 6.85 persen diikuti oleh Kecamatan Gunung Putri sebesar 6.56 persen dan Kecamatan Cileungsi sebesar 5.16 persen sedangkan kecamatan lainnya dibawah 4 persen. Kecamatan Cibinong, Gunung Putri dan Cileungsi adalah tiga kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing- masing berjumlah 326 957 orang, 312 834 orang dan 246 041 orang, sedangkan Kecamatan Cariu merupakan kecamatan yang paling sedikit penduduknya yakni sebanyak 46 231 orang BPS, 2012. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Bogor berdasarkan harga berlaku pada tahun 2010 mencapai Rp 73.80 triliun, lebih besar dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar Rp 65.21 triliun. Demikian juga dengan nilai PDRB berdasarkan harga konstan, yaitu semula sebesar Rp 30.92 triliun pada tahun 2009 kemudian naik menjadi Rp 32.53 triliun pada tahun 2010. Pendapatan per kapita menurut PDRB harga berlaku pada tahun 2010 sebesar Rp 83 15 493 903kapitatahun, dan menurut PDRB harga konstan adalah sebesar Rp 6 828 684 kapitatahun Pemda Kab. Bogor, 2011. Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kabupaten Bogor selama lima tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan, yaitu sebesar 5.95 persen pada tahun 2006 kemudian meningkat menjadi 6.04 persen pada tahun 2007. Penurunan terjadi pada tahun 2008 menjadi 5.85 persen dan 4.05 persen pada tahun 2009, namun pada tahun 2010 berhasil meningkat lagi menjadi 5.09 persen. Kondisi ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2010 relatif stabil bahkan mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Kontribusi laju pertumbuhan ekonomi yang terbesar diberikan oleh kelompok lapangan usaha sektor sekunder seperti industri pengolahan, listrik, gas air dan bangunan sebesar 4.04 persen. Kontribusi sektor primer masih sebesar 0.30 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa peranan pertumbuhan industri bergerak positif seiring dengan dimulainya realisasi investasi yang masuk ke Kabupaten Bogor pada kelompok lapangan usaha di sektor sekunder tersebut. Selain itu, tingginya kontribusi sektor sekunder ini membuka peluang dalam menunjang sektor lain bergerak terutama sektor primer, khususnya kelompok lapangan usaha pertanian yang kontribusi terhadap laju pertumbuhannya sebesar 0.23 persen Pemda Kab. Bogor, 2011. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bogor beragam, yaitu sebagai pegawai negeri sipil PNS, sektor pertanian, perdagangan, angkutan, industri pengolahan, dan jasa. Sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting di Kabupaten Bogor, karena lahan pertanian yang dimiliki masih luas dan sebagian besar wilayah Kabupaten Bogor adalah pedesaan yang menitikberatkan pada sektor pertanian terutama tanaman padi. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu faktor penunjang pertumbuhan ekonomi rakyat di Kabupaten Bogor.

5.2. Keragaan Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Bogor

Sektor industri merupakan komponen utama pembangunan daerah yang mampu memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar, tingkat penyerapan

Dokumen yang terkait

Strategi Kehidupan Rumahtangga Sirkulator dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumahtangga (Studi Kasus di Desa Curug, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 28 124

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Industri Kecil dan Rumahtangga, Tinjauan terhadap Karakteristik dan Idealisasinya sebagai Agen Pembaru di Pedesaan (Studi Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Kedunghalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 154

Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tapioka Di Tarikolot Dan Bubulak Desa Ciluar Kota Bogor

0 9 119

Ekonomi Rumahtangga Pengusaha dan Pekerja Industri Kecil Gerabah di Sentra Industri Gerabah Kasongan Kabupaten Bantul

0 8 221

Analisis Keberlanjutan, Jangkauan Dan Dampak Pembiayaan Lkms Terhadap Pengurangan Kemiskinan Rumahtangga Tani Di Perdesaan Jawa Barat

2 38 189

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 1

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya di Desa Parakan Kec.Ciomas Kabupaten Bogor,Jawa Barat "Reviewer"

0 3 4

Sumbangan industri kecil menengah terhadap nafkah rumahtangga pedesaan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

0 6 111

Aksesibilitas Industri Agro Skala Mikro Kecil pada Sumber Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Usaha di Kabupaten Bogor

0 4 89