Kajian tentang Aksessibilitas dan Dampak Kredit di Indonesia

35 penelitian yang menggunakan seleksi bias cukup banyak. Zaman 2000 menggunakan prosedur dua langkah Heckman ketika memeriksa dampak BRAC untuk mengendalikan bias seleksi. Zaman bergantung pada satu set data cross- sectional besar yang terdiri dari 1.072 orang, termasuk 547 anggota BRAC dan 525 kelompok kontrol yang memenuhi syarat non anggota di sepuluh desa dimana BRAC beroperasi. Tahap pertama adalah dengan membentuk model persamaan partisipasi yang mencoba untuk menangkap karakteristik individu, rumahtangga dan desa yang mempengaruhi probabilitas partisipasi dalam program. Dari koefisien persamaan partisipasi, perkiraan probabilitas partisipasi diperoleh. Perkiraan ini kemudian digunakan untuk membangun jangka selektivitas yang dikenal sebagai Mills ratio. Tahap kedua melibatkan penambahan Mills ratio untuk persamaan konsumsi dan mengestimasinya dengan menggunakan OLS. Jika koefisien dari selektivitas adalah nyata, maka proses seleksi ada bias partisipasi. Jika koefisien dari istilah selektivitas tidak nyata, perkiraan OLS dapat digunakan untuk model. Simtowe 2006 dalam menganalisis dampak akses kredit pada adopsi jagung hibrida menggunakan model switching regression pada suatu model double hurdle. Rumahtangga dibagi menjadi rumahtangga terkendala kredit dan tidak terkendala kredit. Pitt dan Khandker 1997 memperkirakan dampak dari partisipasi gender dalam tiga kelompok program berbasis kredit dengan menggunakan desain survei quasi-experimental untuk mengidentifikasi pengaruh program kredit dengan kerangka maximum likelihood. Desain survei meliputi satu kelompok rumahtangga yang memiliki pilihan untuk masuk program kredit dan yang dapat mengubah perilakunya dalam menanggapi program, dan kelompok kontrol yang tidak diberikan pilihan memasuki program tetapi yang perilakunya masih diukur. Pitt dan Khandker kemudian memperkirakan reduced form persamaan kredit yang dipilah berdasarkan gender, untuk mengidentifikasi dampak kredit spesifik gender. Coleman 1999 mengatasi masalah seleksi diri dan penempatan program endogen dengan menggunakan data dari quasi- experiment yang dilakukan di timur laut Thailand pada tahun 1995-1996. Rumahtangga dibedakan menjadi rumahtangga anggota dan bukan anggota di 14 desa yang disurvei empat kali selama setahun. 36 Penelitian-penelitian tentang kredit di Indonesia pada umumnya menggunakan model persamaan simultan seperti yang dilakukan oleh Kuntjoro 1983, Rachmina 1994, Syukur 2001, Azriani 2008, Asih 2008, dan Nuswantara 2012. Penelitian-penelitian tersebut hanya menggunakan pengusaha atau rumahtangga yang memperoleh kredit saja sebagai sampel dari penelitian. Nuryartono 2005 sudah memperhitungkan bias seleksi dan endogeneity dengan menggunakan prosedur dua langkah Heckman dan model Switching Regression yang juga berlandaskan prosedur dua langkah Heckman. Sedangkan, penelitian ini menggunakan metode two stage mengikuti langkah Heckman model untuk mengetahui pengaruh partisipasi pada berbagai sumber pembiayaan terhadap kinerja usaha dan kesejahteraan rumahtangga pengusaha IKRT. 37

III. KERANGKA TEORITIS

Mengkaji aksessibilitas dan partisipasi pada kredit secara teoritis sangat berhubungan dengan keseimbangan pasar kredit yang terkait dengan penawaran dan permintaan kredit. Keseimbangan pasar kredit tersebut juga berhubungan dengan asymmetric information, adverse selection, dan moral hazard. Asymmetric information akan menyebabkan adanya adverse selection dan moral hazard dan selanjutnya akan menyebabkan keseimbangan pasar kredit yang dicirikan dengan adanya credit rationing. Adanya credit rationing ditandai oleh pembatasan kredit yang ditawarkan oleh pemberi pinjaman, sehingga peminjam tidak bisa dengan seketika memenuhi kredit yang diminta sesuai dengan yang diinginkan. Adanya credit rationing akan menyebabkan munculnya masalah aksessibilitas dan partisipasi pada kredit. Bagian pertama dari bab ini akan membahas asymmetric information dan keseimbangan pasar pasar kredit, dan dilanjutkan dengan konsep aksessibilitas dan partisipasi pada kredit, diikuti dengan permintaan kredit. Pengaruh kredit terhadap kinerja usaha akan berhubungan dengan pembentukan modal oleh Industri Kecil dan Rumahtangga. Penambahan modal akan berhubungan dengan penggunaan input untuk kegiatan produksi dan penerimaan IKRT.

3.1. Asymmetric Information dan Keseimbangan Pasar Kredit

Asymmetric information adalah situasi di mana pihak yang melakukan transaksi memiliki informasi yang berbeda . Suatu pihak memiliki informasi yang lebih dibandingkan pihak lainnya. Asymmetric information ini terjadi pada pasar kredit, antara pemberi pinjaman dengan peminjam, sehingga keseimbangan pasar kredit tidak sama dengan keseimbangan pada pasar barang. Stiglitz dan Weis 1981 menyatakan mekanisme keseimbangan pasar kredit tidak sama dengan pasar barang dan jasa pada umumnya, karena adanya informasi yang tidak sempurna. Prinsip dasar ekonomi adalah keseimbangan pasar terjadi jika permintaan sama dengan penawaran. Apabila permintaan melebihi penawaran, harga akan meningkat sehingga terjadi penurunan permintaan danatau peningkatan penawaran sampai permintaan dan penawaran kembali sama 38 pada harga ekuilibrium baru, namun kondisi tersebut tidak terjadi pada pasar kredit karena adanya masalah asymmetric information. Keseimbangan pasar kredit terjadi dengan adanya credit rationing. Credit rationing terjadi dalam situasi dimana pemberi pinjaman atau bank membatasi kreditnya sehingga permintaan kredit melebihi penawaran kredit pada tingkat kredit yang ditetapkan oleh bank tersebut Jaffee dan Modigliani, 1969. Stiglitz dan Weis 1981 menyatakan bahwa keseimbangan pasar kredit dengan adanya credit rationing terjadi karena bank memberikan pinjaman tidak hanya memperhatikan tingkat bunga yang dibebankan pada pinjaman, tetapi juga memperhatikan resiko dari pinjaman. Suku bunga mempengaruhi resiko dari pinjaman, dengan memilih peminjam potensial efek adverse selection atau dengan mempengaruhi tindakan peminjam insentive effect. Kedua efek tersebut berasal dari informasi tidak sempurna yang ada di pasar kredit. Hal ini dilakukan karena bank tidak memiliki informasi lengkap tentang peminjam. Aspek adverse selection dan moral Hazard adalah dua faktor yang menyebabkan adanya credit rationing. Adverse selection terjadi karena pemberi pinjaman atau bank ingin mengidentifikasi peminjam yang paling mungkin untuk membayar pinjamannya karena penerimaan yang diharapkan bank tergantung pada kemungkinan pembayaran. Aspek adverse selection dari tingkat bunga adalah sebuah konsekuensi bahwa setiap peminjam yang berbeda memiliki probabilitas berbeda dalam membayar pinjamannya. Namun, bank kesulitan untuk untuk mengidentifikasi peminjam yang baik, karena adanya immperfect information dan karena itu, bank menggunakan berbagai perangkat skrining. Tingkat bunga yang bersedia dibayar konsumen dapat bertindak sebagai salah satu perangkat skrining. Peminjam yang bersedia membayar tingkat bunga yang tinggi, rata-rata memiliki risiko yang lebih buruk, karena peminjam yang bersedia untuk meminjam pada suku bunga tinggi memiliki kemungkinan untuk membayar pinjaman yang rendah. Tingkat bunga meningkat, maka tingkat resiko dari yang meminjam meningkat yang akan menurunkan keuntungan bank Stiglitz dan Weis, 1981. Apabila informasi sempuna, maka bank akan dapat menetapkan dengan tepat semua tindakannya terhadap peminjam yang mungkin mempengaruhi

Dokumen yang terkait

Strategi Kehidupan Rumahtangga Sirkulator dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumahtangga (Studi Kasus di Desa Curug, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 28 124

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Industri Kecil dan Rumahtangga, Tinjauan terhadap Karakteristik dan Idealisasinya sebagai Agen Pembaru di Pedesaan (Studi Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Kedunghalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 154

Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tapioka Di Tarikolot Dan Bubulak Desa Ciluar Kota Bogor

0 9 119

Ekonomi Rumahtangga Pengusaha dan Pekerja Industri Kecil Gerabah di Sentra Industri Gerabah Kasongan Kabupaten Bantul

0 8 221

Analisis Keberlanjutan, Jangkauan Dan Dampak Pembiayaan Lkms Terhadap Pengurangan Kemiskinan Rumahtangga Tani Di Perdesaan Jawa Barat

2 38 189

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 1

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya di Desa Parakan Kec.Ciomas Kabupaten Bogor,Jawa Barat "Reviewer"

0 3 4

Sumbangan industri kecil menengah terhadap nafkah rumahtangga pedesaan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

0 6 111

Aksesibilitas Industri Agro Skala Mikro Kecil pada Sumber Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Usaha di Kabupaten Bogor

0 4 89