Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Industri Kecil

135 yang berbeda. Pendugaan peluang meminjam ke sumber pembiayaan berbeda dikelompokkan menjadi: kredit bank P 1 , kredit PKBL P 2 , dan pembiayaan informalsuplier P 3 , sedangkan yang menjadi basis dari model ini adalah sumber modal sendiri P 4 . Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi persamaan partisipasi meminjam ke sumber pembiayaan adalah faktor karakteristik pengusaha, karakteristik keluarga, dan karakteristik usaha pengusaha IKRT non pangan. Variabel-variabel penjelas yang diduga mempengaruhi persamaan seleksi peluang berpartisipasi dalam sumber pembiayaan yang berbeda yaitu: lama pendidikan, jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga, pengalaman usaha, posisi pemilik, dummy organisasi, dummy pelatihan, dummy aset dan dummy omset. Hasil pendugaan parameter persamaan seleksi sumber pembiayaan berbeda dapat dilihat pada Tabel 24. Nilai likelihood ratio chi-square sebesar 51.65 dengan p-value 0.0009 menunjukkan bahwa secara keseluruhan model tersebut layak digunakan untuk menggambarkan model persamaan seleksi peluang berpartisipasi dalam berbagai sumber pembiayaan berbeda. Parameter dugaan lama pendidikan berpengaruh positif dan nyata pada taraf α 5 persen dalam mempengaruhi peluang partisipasi sumber kredit bank relatif terhadap sumber modal sendiri. Nilai pendugaan parameter lama pendidikan menunjukkan satu tahun kenaikan pendidikan pengusaha akan meningkatkan 0.4398 log odd relatif antara pembiayaan kredit perbankan dengan modal sendiri. Artinya peluang untuk meminjam di bank lebih besar seiring dengan meningkatnya lama pendidikan pengusaha. Hal ini sesuai dengan hipotesis apriori bahwa pengusaha yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih besar menggunakan sumber pembiayaan formal perbankan. Pihak perbankan yang cendrung memiliki prosedur dan administrasi yang lebih rumit juga lebih menyukai pengusaha yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Sebaliknya, lama pendidikan tidak berpengaruh nyata pada log odd relatif antara sumber kredit PKBL dan pembiayaan informal terhadap sumber modal sendiri. Pendugaan parameter pengalaman usaha dan dummy posisi pemilik berpengaruh positif terhadap log odd relatif antara sumber kredit bank dengan modal sendiri dan nyata pada taraf α 15 persen. Nilai parameter pendugaan 136 pengalaman usaha menunjukkan bahwa peningkatan pengalaman usaha 1 tahun akan meningkatkan log odd relatif antara pembiayaan kredit perbankan dengan modal sendiri sebesar 0.1091. Artinya pengalaman usaha yang semakin lama dan pengusaha yang berposisi sebagai pengelola akan memiliki peluang yang lebih besar untuk berpartisipasi pada sumber pembiayaan kredit bank. Tabel 24. Hasil Pendugaan Persamaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Industri Kecil dan Rumahtangga Non Pangan pada Berbagai Sumber Pembiayaan Jenis Pembiayaan Variabel Parameter Dugaan Standar Error P |z| Bank P 1 Lama pendidikan 0.4398344 0.2303446 0.056 b Jumlah anggota keluarga 0.2840156 0.3392749 0.403 Pengalaman usaha 0.1090924 0.0701545 0.120 d Posisi pemilik 1.52521 1.027414 0.138 d Dummy organisasi 1.262937 1.923385 0.511 Dummy pelatihan 14.67221 930.8382 0.987 Dummy asset 0.5601373 1.002103 0.576 Dummy omset 0.1894611 1.331464 0.887 Konstanta -7.199311 2.857009 0.012 PKBL BUMN P 2 Lama pendidikan 0.0776698 0.3569048 0.828 Jumlah anggota keluarga 0.1529068 0.6238041 0.806 Pengalaman usaha 0.2937544 0.1279978 0.022 b Posisi pemilik 2.805268 1.579483 0.076 c Dummy organisasi -0.1012629 2.218918 0.964 Dummy pelatihan 20.70681 930.841 0.982 Dummy asset 2.548514 1.592889 0.110 d Dummy omset -0.7880849 1.885118 0.676 Konstanta -9.99981 4.697155 0.033 Informal P 3 Lama pendidikan 0.2002302 0.2082026 0.336 Jumlah anggota keluarga -0.1710613 0.3183464 0.591 Pengalaman usaha 0.0119336 0.0559134 0.831 Posisi pemilik 0.6351147 0.8500067 0.455 Dummy organisasi -0.8461872 1.729926 0.625 Dummy pelatihan 15.15297 930.8378 0.987 Dummy asset -0.8445762 0.8833231 0.339 Dummy omset 0.0216361 0.814856 0.979 Konstanta -0.0611716 2.201378 0.978 LR chi2 = 51.65 0.0009 Keterangan: b nyata pada taraf α = 5 persen c nyata pada taraf α = 10 persen d nyata pada taraf α = 15 persen Pengalaman usaha dan dummy posisi pemilik juga berpengaruh positif pada log odd relatif antara sumber kredit PKBL terhadap modal sendiri, dan nyata pada taraf α 5 dan 10 persen. Hal ini juga menunjukkan bahwa pengusaha IKRT non pangan yang lebih terdidik dan terampil serta memiliki pengalaman usaha lebih lama memiliki kemampuan menanggung resiko yang lebih besar, sehingga peluangnya untuk berpartisipasi meminjam pada sumber pembiayaan bank dan 137 kredit PKBL lebih besar. Sedangkan hasil pendugaan log odd relatif pembiayaan informal terhadap modal sendiri, tidak ada variabel yang nyata. Setelah didapatkan parameter dugaan dari persamaan seleksi peluang berpartisipasi pada berbagai sumber pembiayaan yang ada, maka nilai praduga peluang sumber pembiayaan kredit bank, kredit PKBL, dan sumber pembiayaan informal kemudian dihitung. Nilai praduga peluang sumber pembiayaan yang berbeda tersebut dimasukkan ke dalam persamaan perilaku produksi yang ditangkap oleh persamaan-persamaan kinerja produksi dan pengeluaran pengusaha industri kecil dan rumahtangga non pangan. 8.1.2. Pengaruh Partisipasi terhadap Kinerja Usaha dan Pengeluaran Rumahtangga Pengusaha IKRT Non Pangan Hasil pendugaan analisis pengaruh berbagai sumber pembiayaan berguna untuk melihat sumber pembiayaan mana yang lebih efektif dalam kegiatan produksi dan pengeluaran pengusaha IKRT non pangan. Perilaku produksi dapat dilihat dari kinerja usaha yang dapat digambarkan dari nilai aset tetap, penggunaan bahan baku, penggunaan tenaga kerja, biaya produksi, nilai produksi, dan pengeluaran untuk pengeluaran rumahtangga pengusaha. Hasil pendugaan model kinerja usaha dan pengeluaran rumahtangga pengusaha IKRT non pangan menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R 2 bervariasi antara 33.37 persen sampai 99.38 persen. Nilai R 2 menunjukkan besarnya variasi dalam persentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai R 2 yang terkecil terdapat pada persamaan nilai aset tetap dan terbesar pada persamaan nilai produksi. Penelitian ini juga menggunakan uji F untuk menguji peranan variabel independen secara bersama-sama menjelaskan keragaman variabel dependen. Untuk menguji masing-masing variabel independen pada setiap persamaan secara statistik terhadap variabel independen digunakan uji statistik t. Uji F pada setiap persamaan dalam model menghasilkan kesimpulan bahwa model regresi yang dibangun secara keseluruhan cukup baik menjelaskan variabel dependen yang ada dalam setiap persamaan. 138

8.1.2.1. Nilai Aset Tetap Industri Kecil dan Rumahtangga Non Pangan

Nilai aset tetap menunjukkan jumlah kekayaan yang dimiliki IKRT non pangan dalam kegiatan usaha IKRT. Nilai aset tetap juga menunjukkan kegiatan investasi yang dilakukan oleh pengusaha IKRT pada aset tetap. Semakin tinggi nilai aset tetap berarti investasi yang dilakukan oleh pengusaha IKRT non pangan terhadap aset tetap ini juga semakin tinggi. Kegiatan investasi terhadap aset tetap dapat berasal dari kredit yang dipinjam oleh IKRT non pangan, sehingga nilai aset tetap juga menunjukkan penggunaan dana kredit oleh pengusaha IKRT non pangan pada kegiatan investasi aset tetap dari usahanya. Dengan melihat nilai dari aset tetap IKRT non pangan, maka dapat menjelaskan kegiatan investasi yang dilakukan pada aset tetap ini. Aset tetap dari usaha IKRT non pangan meliputi mesin jahit dengan berbagai variasinya, mesin kompresor, mesin ceset, peralatan usaha seperti gunting dan cetakan, serta persediaan. Nilai aset tetap diduga dipengaruhi oleh karakteristik individu dan rumahtangga pengusaha IKRT non pangan, karakteristik usaha, serta praduga probability ketiga sumber pembiayaan. Karakteristik individu pengusaha dijelaskan oleh variabel lama pendidikan, karakteristik rumahtangga ditunjukkan oleh jumlah anggota keluarga atau ukuran keluarga, karakteristik usaha ditunjukkan oleh variabel pengalaman usaha, dummy jenis usaha, dummy posisi pemilik, dan dummy aset. Tabel 25 menun- jukkan keragaman parameter dugaan secara bersama-sama mampu menjelaskan keragaman persamaan investasi aset tetap dan nyata pada taraf nyata 1 persen. Hal ini ditunjukkan uji F yang nyata pada taraf nyata kurang dari 1 persen. Tabel 25. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Nilai Aset Tetap Industri Kecil dan Rumahtangga Non Pangan Variabel Simbol Parameter Dugaan P|t| Elastisitas Total pendapatan pengusaha TPEND .0151639 0.722 1.10E-01 Pengalaman usaha PU 251027.2 0.247 0.3942 Dummy jenis usaha JU 7366593 0.018 a Dummy aset DASET 1.12e+07 0.014 a Praduga pembiayaan bank P1 3090028 0.783 Praduga pemb. PKBL P2 -684052 0.942 Praduga pemb. informal P3 579167.4 0.970 Konstanta -1691581 0.886 R 2 = 0.3185 Prob F = 0.0023 DW  2 = 2.3924 ; Pr DW = 0.9372 Keterangan: a nyata pada taraf α = 1 persen 139 Dummy jenis usaha dan dummy aset berpengaruh positif pada nilai aset tetap pengusaha IKRT non pangan dan nyata pada taraf α 1 persen. Parameter dugaan dummy jenis usaha yang bernilai positif menunjukkan bahwa Pengusaha IKRT dengan jenis usaha tas lebih melakukan investasi terhadap aset tetap daripada usaha alas kaki. Jenis mesin yang digunakan oleh pengusaha tas biasanya lebih beragam dan membutuhkan investasi yang lebih besar dari usaha alas kaki. Dummy aset bernilai positif menunjukkan bahwa pengusaha yang memiliki kekayaan diatas Rp 50 juta akan meningkatkan investasi terhadap aset tetap. Pengusaha yang lebih kaya lebih mungkin untuk melakukan investasi aset tetap, yaitu membeli atau menambah mesin dan meningkatkan persediaan serta peralatan usaha. Hasil ini sesuai dengan hipotesis apriori yang menyatakan pengusaha yang lebih kaya akan lebih mampu untuk melakukan investasi untuk menambah mesin atau peralatannya. Variabel total pendapatan pengusaha dan pengalaman usaha bertanda positif terhadap nilai aset tetap namun tidak nyata mempengaruhi nilai aset tetap pengusaha. Hasil perhitungan elastisitas juga menunjukkan investasi aset tetap tidak responsif terhadap variabel independen yang ada dalam fungsi. Nilai parameter dugaan praduga peluang pembiayaan bank dapat diartikan bahwa perpindahan status pembiayaan pengusaha IKRT non pangan dari modal sendiri kepada status meminjam pada kredit bank meningkatkan aset tetap sebesar Rp 3 090 028, sedangkan nilai parameter dugaan praduga peluang kredit PKBL menunjukkan bahwa perpindahan status pembiayaan pengusaha dari modal sendiri ke status meminjam pada kredit PKBL akan menurunkan aset tetap sebesar Rp 684 052, namun tidak nyata dalam mempengaruhi nilai aset tetap. Nilai parameter praduga pembiayaan informal menunjukkan bahwa perpindahan status pembiayaan pengusaha dari modal sendiri ke status meminjam ke pembiayaan informal akan meningkatkan aset tetap sebesar Rp 579 167.4 . Praduga ketiga sumber pembiayaan baik kredit bank, kredit PKBL maupun sumber pembiayaan informal tidak berpengaruh nyata terhadap nilai aset tetap. Artinya ketiga sumber pembiayaan tersebut tidak efektif dalam kegiatan investasi aset tetap pengusaha. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya pengusaha tidak 140 mengalokasikan dana kreditnya untuk meningkatkan investasi pada aset tetap seperti pembelian mesin dan peralatan, tetapi mengalokasikan kepada kegiatan lainnya. Hal ini terjadi karena kegiatan investasi aset tetap membutuhkan waktu yang lama dari waktu pinjaman. Pengeluaran untuk aset tetap memerlukan pertimbangan yang lebih rinci dari pengusaha, tergantung kepada kecendrungan penjualan produknya dalam jangka panjang. Ini sejalan dengan Pellegrina 2011 yang menyatakan bahwa perlu waktu yang lebih lama dari waktu pinjaman yang diberikan kepada pencairan dana kredit untuk pembelian modal fisik aset tetap. Pencairan dana untuk aset tetap diasumsikan terjadi sampai dua puluh empat bulan dari pinjaman, sedangkan belanja modal kerja hanya berlangsung dalam waktu 12 bulan dari pinjaman. Hal ini sesuai dengan data histori pinjaman dari pengusaha IKRT non pangan. Pada umumnya pengusaha yang meminjam kepada bank dan PKBL merupakan peminjam yang memiliki pengalaman kredit yang pertama kali meminjam, yaitu sekitar 78.13 persen dari keseluruhan pengusaha IKRT non pangan yang meminjam. Pengusaha yang meminjam lebih dari satu kali hanya sekitar 21.87 persen, yang terdiri dari pengusaha yang meminjam untuk kedua kalinya sekitar 12.5 persen, dan pengusaha yang meminjam untuk ketiga kalinya hanya 9.38 persen. Rata-rata cicilan yang dibayarkan oleh pengusaha adalah cicilan ke 5, sehingga belum bisa dengan baik menjelaskan efektifitas ketiga sumber pembiayaan yang berbeda terhadap investasi aset tetap IKRT non pangan.

8.1.2.2. Penggunaan Tenaga Kerja Industri Kecil dan Rumahtangga Non Pangan

Persamaan penggunaan tenaga kerja ingin menunjukkan apakah kredit yang ada digunakan untuk membiayai tenaga kerja pada kegiatan produksi. Pemanfaatan tenaga kerja yang besar menunjukkan kemampuan industri kecil tersebut meningkatkan skala usahanya dan meningkatkan produksinya serta menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Semakin besar jumlah tenaga yang digunakan menunjukkan usaha IKRT tersebut dapat memberikan pengaruh positif pada ekonomi masyarakat sekitar, karena dapat memanfaatkan angkatan kerja yang ada di sekitar IKRT tersebut. Besaran

Dokumen yang terkait

Strategi Kehidupan Rumahtangga Sirkulator dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rumahtangga (Studi Kasus di Desa Curug, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 28 124

Pekerja Anak-Anak di Pedesaan (Peranan dan Dampak Anak Bekerja pada Rumahtangga Industri Kecil Sandal : Studi Kasus di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

1 19 120

Industri Kecil dan Rumahtangga, Tinjauan terhadap Karakteristik dan Idealisasinya sebagai Agen Pembaru di Pedesaan (Studi Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Kedunghalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 7 154

Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Tapioka Di Tarikolot Dan Bubulak Desa Ciluar Kota Bogor

0 9 119

Ekonomi Rumahtangga Pengusaha dan Pekerja Industri Kecil Gerabah di Sentra Industri Gerabah Kasongan Kabupaten Bantul

0 8 221

Analisis Keberlanjutan, Jangkauan Dan Dampak Pembiayaan Lkms Terhadap Pengurangan Kemiskinan Rumahtangga Tani Di Perdesaan Jawa Barat

2 38 189

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya (Kasus: Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 3 1

Peranan Pekerja Anak di Industri Kecil Sandal terhadap Pendapatan Rumahtangga dan Kesejahteraan Dirinya di Desa Parakan Kec.Ciomas Kabupaten Bogor,Jawa Barat "Reviewer"

0 3 4

Sumbangan industri kecil menengah terhadap nafkah rumahtangga pedesaan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor

0 6 111

Aksesibilitas Industri Agro Skala Mikro Kecil pada Sumber Pembiayaan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Usaha di Kabupaten Bogor

0 4 89