Fungsi Bimbingan dan Konseling di MISD

30 f. Layanan bimbingan dan konseling di MI SD kurang menekankan pada penyimpanan data, testing, perencanaan pendidikan, pendekatan yang berorientasi pada pemecahan masalah, dan konseling atau terapi individual. Mencermati karakteristik bimbingan dan konseling di MISD, tergambar bahwa intervensi layanan bimbingan dan konseling di MISD lebih banyak dilakukuan melalui orang-orang yang berarti dalam kehidupan murid seperti orang tua dan guru. Kerjasama guru dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhasilan murid. Oleh karena itu, guru MISD memiliki peranan strategis dalam peluncuran layanan bimbingan.

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di MISD

Bimbingan mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam setting sekolah. Ada beberapa fungsi bimbingan yang dikemukakan oleh Aquino dan Alviar Thanyawi, 1995 : 39 yaitu pencegahan preventif, perbaikan kuratif, pengembangan development dan satu fungsi lagi yang dikemukakan oleh Prayitno dalam Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Kurikulum l994 l998 : 25 yaitu fungsi pemahaman informatif. Penjabaran keempat fungsi itu adalah sebagai berikut : a. Fungsi pemahaman , yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid. Pemahaman itu meliputi pemahaman tentang diri sendiri potensi dan kelemahan dan lingkungan keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya dan nilai. b. Fungsi preventif , adalah bantuan yang diberikan kepada murid bertujuan agar murid terhindar dari berbagi masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan yaitu : 31 1 Program layanan orientasi yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengenal sekolah; 2 Program kegiatan atau layanan bimbingan klasikal atau kelompok tertentu, seperti diskusi, bermain peran, dinamika kelompok, menyusun program belajar dan teknik-teknik pendekatan kelompok lainnya; 3 Program layanan penempatan dan penyaluran baik yang bersifat individu maupun kelompok seperti pembentukkan kelompok belajar, ekstra kurikuler dan lain-lain. c. Fungsi developmental , yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu murid mengembangkan keseluruhan potensinya dengan terarah dan mantap. Layanan ini memungkinkan murid : 1 Memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman-pengalaman yang dapat membantu perkembangan sebaik mungkin; 2 Mengenal, memahami serta melatih diri dan melakukan kegiatan tentang cara- cara pengembangan diri, sehingga mereka lebih matang untuk melakukan tugas perkembangannya, mencapai prestasi yang semaksimal mungkin.. 3 Memperoleh latihan membuat dan memiliki alternatif yang paling efisien untuk dilakukan dalam setiap situasi, dengan mempertimbangan minat, kemampuan dan kesempatan yang tersedia; 4 Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler kesenian, keterampilan, Olah Raga dan sebagainya. d. Fungsi kuratif , adalah layanan yang membantu murid untuk mengatasi masalah- masalah yang dihadapi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Bantuan yang diberikan amat bergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung berhadapan dengan siswa atau melalui pihak lain. 32 Fungsi-fungsi tersebut di atas diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil yang ingin diwujudkan dari masing-masing fungsi tersebut. Guru MISD sebagai guru kelas yang mengajarkan mata pelajaran, pada dasarnya mempunyai peran sebagai pembimbing. Dalam SK Menpan No.831993 ditegaskan bahwa selain tugas utama mengajar, guru SD ditambah dengan melaksanakan program bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan Murro dan Kottman 1995:69 menempatkan posisi guru sebagai unsur yang sangat kritis dalam implementasi program bimbingan dan konseling perkembangan. Guru merupakan gelandang terdepan dalam mengidentifikasi kebutuhan murid, penasehat utama bagi murid, dan perekayasa nuansa belajar yang mempribadi. Guru yang memonitor murid dalam belajar, dan bekerja sama dengan orang tua untuk keberhasilan murid. Fungsi Bimbingan dan Konseling menurut Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Jalur Pendidikan Formal adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik murid agar memiliki pemahaman terhadap potensi dirinya dan lingkungannya pendidikan, pekerjaan, dan norma agama. Berdasarkan pemahaman ini, peserta didik murid diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. 2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik murid. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada peserta didik murid tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, 33 informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para peserta didik murid dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas free sex. 3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik murid. Konselor dan personel MI SD lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat brain storming, home room, dan karyawisata. 4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada peserta didik murid yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching. 5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu peserta didik murid memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. 6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala SekolahMadrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik murid. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai 34 peserta didik, pembimbingkonselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta didik murid secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi MI SD, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan peserta didik murid.

7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu peserta didik