73
4.2.1.2. Strategi Ketenaga Kerjaan
Kegiatan proses produksi bakery memunculkan suatu strategi tertentu yang digunakan oleh pengusaha bakery dalam menyelesaikan masalahnya. Strategi tersebut
diwujudkan dalam suatu tindakan yang diambil dari beberapa pilihan yang ada. Dengan melakukan strategi, pengusaha bakery akan merasa aman dari kerugian-
kerugian yang dapat timbul dalam kegiatan ekonominya. Untuk masalah tenaga kerja di Royyan Bakery karyawan harus menjalani 3 bulan masa percobaan dengan gaji
yang sedikit lebih murah dari gaji utama. Setelah masa 3 bulan selesai maka aka nada revisi untuk tindak lanjut dan mendapatkan gaji pokok yang lebih mahal dari masa uji
coba. Namun ada beberapa karyawan yang tidak betah selama waktu uji coba 3 bulan dan mengundurkan diri. Hal ini juga dapat nilai tidak adanya paksaan atau kontrak
kerja mengikat. Bersifat tidak ada keterikatan khusus. Hubungan pengusaha dan karyawan hanya sebatas hubungan kerja dan diantara mereka dapat saling
memutuskan hubungan kerja. Setiap hari senin dan sabtu selama dua bulan pada September dan oktober
2013 peneliti rutin datang ke Royyan Bakery untuk observasi. Selama dua bulan tersebut peneliti melihat selalu ada karyawan baru yang menjadi SPG di toko. Peneliti
yang sedari awal membangun hubungan baik dengan karyawan dan akrab menyapa ngobrol sesekali dengan mereka. Ada momen dimana peneliti tidak melihat seorang
SPG yang dikenal dalam kurun waktu dua minggu. Setelah mencari tau dari SPG yang lain ternyata dia sudah tidak bekerja lagi. SPG yang bekerja hanya dua bulan
tersebut mengundurkan diri. Entah merupakan takdir atau lainnya. Ternyata peneliti mengetahui bahwa
SPG tersebut merupakan teman sekolah dari Indri Kerabat Antropologi 2013 USU
74
yang mana beliau juga berasal dari Kota Binjai. Indri adalah seorang yang sering menemani peneliti jika datang observasi ke Royyan Bakery. Indri pun mengantarkan
peneliti kerumah mantan SPG yang akan dijadikan informan mewakili karyawan. Ketika berada di rumah mantan SPG tersebut Indri mengutarakan niat
kedatangan kami. Beliau tidak berminat menolong apalagi bercerita kenapa tidak bekerja lagi. Beliau takut terlibat dengan hal yang tidak harus menjadi urusannya.
Tapi setelah peneliti mengatakan bahwa apapun informasi yang diberikan akan tidak di tuliskan sumber dari informasi tersebut maka beliau bersedia. Maka peneliti akan
m enyebutnya ―Nona M‖. Informasi yang diberikan adalah beliau tidak bekerja lagi
karena tidak tahan dengan tekanan kerja yang di alaminya di toko tersebut. Seperti yang peneliti ketahui bahwa Kepala SPG dan Admin di Royyan Bakery tersebut
adalah orang dekat dan kepercayaan dari Owner bahkan Admin adalah keponakan kandung dari Pak Roy. Sedangkan Kepala SPG adalah orang yang dekat dengan Ibu
Elly Mardiana namun tidak di ketahui apa hubungan keduanya adalah saudara atau bukan.
―Nona M‖ melanjutkan bahwa Kepala SPG sering tidur dan tinggal di lantai tiga toko sekamar dengan Admin. Dengan kedekatan mereka berdua menjadinya
tampak semena-mena dengan karyawan lain. Contoh saja ketika SPG wajib datang pada pukul 07.15 WIB padahal toko dibuka pada pukul 07.30 WIB. SPG diwajibkan
memberikan loyalitas kepada Royyan Bakery selama 15 menit untuk membersihkan dan merapihkan toko. Ketika jam tersebut mereka para SPG harus sudah berpakaian
rapih dan bersih. Namun faktanya Kepala SPG baru bangun dan turun ke toko jam 9 pagi da
n masih dalam keadaan belum mandi. ―Kami juga sering di marahi oleh Manager
dan di tegur oleh Ibu ―Dedeh‖ Nama panggilan akrab ibu Elly Mardiana
75
ketika kami salah atau di anggap bodoh dalam tugas kami. Setelah itu kami harus menerima amukan dari Kepala S
PG kak‖ tutur ―Nona M‖ kepada penulis.
Ibu Elly Mardiana pernah menuturkan kepada penulis bahwa ketika ada kendala kesalahan pada SPG, beliau sebagai Owner tidak langsung menegur SPG
yang bersalah namun menegur Kepala SPG agar Kepala SPG bisa mengatasi anggotanya. Ibu Elly Mardiana juga mengatakan bahwa Kepala SPG harus lebih
disiplin dari anggotanya. Kepala SPG harus hadir lebih awal dari anggotanya dan melakukan briefing kepada anggotanya sebelum mulai bekerja. Namun jika di
sinkronkan dengan informasi y ang di dapat dari ―Nona M‖ bahwa Kepala SPG sering
bangun siang dan belum rapih bersih berseragam sampai pukul 09.00-10.00 WIB. Hal tersebut tentu membuat anggota SPG merasa terzolimi dengan sikap tidak
professionalnya. ―Nona M‖ juga menambahkan bawa Kepala SPG bersikap sangat baik jika ada Owner tapi semena-mena jika Owner tidak ada.
Untuk sumber daya manusia SDM sebagai karyawan biasanya teriklan dari mulut kemulut atar karyawan lama ke lingkungan sekitarnya mengenai lowongan
kerja di Royyan Bakery. Maka peneliti menemukan bahwasanya para karyawan memang berasal dari sekitaran kelurahan dan kecamatan toko Royyan Bakery dan
cangkupan luas berasal dari di wilayah Kota Binjai. Royyan Bakery hanya mengumumkan dibutuhkannya karyawan tertentu diawal perencanaan pembukaan
usaha. Dengan banyaknya karyawan yang dibutuhkan dalam struktur pembagian kerja Royyan Bakery juga menambah keragaman masalah yang akan dihadapi oleh Royyan
Bakery.
76
Peneliti memperkenalkan Royyan Bakery ke tetangga sekitar rumah peneliti, kepada teman kuliah, Dosen di kampus dan teman semasa sekolah dahulu. Ada
seorang tetangga, Ibu Sri namanya. Beliau yang tertarik dengan rekomen dari peneliti dan berbelanja ke toko membeli beberapa roti dan kue. Beberapa hari kemudian
ketika peneliti pergi membeli pulsa di kios Ibu Sri beliau bercerita pengalamnya berbelanja di Royyan Bakery. Menurutnya karyawan di Royyan Bakery tampak judes
tak ramah. Beliau merasa tidak mendapakan pelayanan yang baik. Seorang teman mahasiswa di Antropologi juga pernah berbelanja di Royyan Bakery, namanya Helpi.
Helpi membeli roti keju seharga Rp.6.500,‘ dan membayar dengan uang Rp.7.000,‘ kepada kasir. Namun Helpi tidak menerima kembalian Rp.500,‘ dari kasir dan tidak
menerima permen seperti biasa di Mini Market atau lainnya. Ketika Helpi menanyakan kembaliannya kasir menjawab sudah memberikannya. Namun Helpi
tidak merasa menerima kembalian. Kasir ngotot sudah memberikan kembaliannya. Helpi tidak mempermasalahkan uang Rp.500,‘ tersebut, namun kejujuran dari sang
kasir yang benar-benar harus di pertanyakan. Helpi menceritakan hal tersebut kepada peneliti.
Peneliti sedari awal juga sudah menangkap prilaku karyawan Royyan Bakery yang kurang ramah kepada pembeli. Namun, belum berani menyompulan takut hanya
perasaan peneliti adalah sebuah egositas pribadi dan bukan hal yang pantas di utarakan. Peneliti menjadi yakin bahwa karyawanSPG benar-benar tidak ramah dan
judes ketika lihat secara langsung bahwa SPG memberikan sikap yang berbeda-beda kepada pembeli. Sikap akan sangat ramah dan baik ketika pembeli naik mobil dan
berpakaian rapih. Sikap sebaliknya diberikan ketika pembelinya tampak biasa saja dan masuk ke golongan bukan orang kaya. Peneliti mendapatkan kartu nama Ibu Elly
Mardiana yang di baliknya ada keterangan diskon 10 jika berbelanja. Peneliti
77
meminjamkan kartu tersebut kepada Indri dan dia menggunaknnya untuk membeli roti. Ketika Indri menunjukan kartu tersebut sikap kasir tampak berbeda. Kasir
bersikap manis dan menanyakan apa hubungan Indri dengan Ibu Elly Mardiana sehingga Indri mempunyai kartu keterangan diskon 10. Indri hanya mengatakan
bahwa dia bukanlah siapa-siapa Ibu Elly Mardiana dan hanyalah seorang pembeli. Adanya tindakan tegas dari manager dengan akan memecat karyawan yang
terus bermalasah tidak memperbaiki diri padahal sudah diberikan peringatan terkadang dilarang oleh Pak Roy dan Ibu Elly atas dasar kasihan dan aspek kedekatan
secara personal diantara mereka membuat kuasa dalam pengambilan keputusan dalam managemen menjadi tumpang tindih. Dalam kesehariannya Ibu Elly juga tidak segan
untuk memberikan uang kerajinan sebagai hadiah motivasi agar karyawannya lebih giat bekerja. Bahkan adakalanya beliau mengajak para karyawannya untuk nonton
film di bioskop. Manager Royyan Bakery mengatakan beliau sendiri mendapatkan gaji diatas 2
Jutaan perbulannya. Namun beliau menolak untuk memberitahukan gaji pastinya. Beliau juga menginformasikan bahwa Baker gajinya dibawah beliau. SPG yang masih
dalam masa percobaan mendapat gaji sekitar Rp. 700.000 dan setelah 3 bulan gajinya menjadi Rp.1.200.000, maka bisa dianalisis kemungkinan gaji dari kepala SPG sama
atau sedikit lebih tinggi dari gaji para SPG. Semua karyawan akan mendapatkan THR dalam masa kerjanya satu tahun.
Namun kepusingan atau masalah mengenai karyawan tidak akan dirasakan oleh Pak Nuriman sebagai pemilik Roti Kelapa Limo karena beliau hanya memiliki 2
orang karyawan laki-laki yang membantunya mengolah adonan, mencetak dan membakar roti. Pak Nuriman juga tidak akan di pusingkan dengan masalah gaji
78
karyawan karena sesuai kesepakatan kerja dengan karyawannya mereka dibayar perhari.dalam sehari Pak Nuriman menggaji 2 orang Karyawannya senilai Rp 50.000.
Maka dalam sebulan karyawan tersebut mendapatkan gaji sebesar Rp. 1.500.000. Salah satu karywan yang menjadi anggota Pak Nuriman kini sudah bekerja
dengannya selama 5 tahun. Beliau mengatakan bergantinya karyawan dikarenakan karyawan yang lama pindah rumah dan tidak tinggal di Kota Binjai. sedangkan
karyawan yang satunya lagi sudah ikut Pak Nuriman selama 10 tahun. Keakraban dan kekeluargaan diantara mereka bisa terjalin karena jalinan kerjanya kecil dan hanya
mereka dan tidak melibatkan banyak orang seperti di Royyan Bakery.
4.2.2.3 Strategi Pengkemasan