28
Tabel 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BINJAI TAHUN 2001
2.3.2 Sistem Pengetahuan
Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang mamadai. Jumlah
Sekolah Dasar ada sebanyak 154 sekolah dengan jumlah guru 1.502 orang dan jumlah murid sebanyak 32.016 orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTP ada sebanyak 37 sekolah dengan jumlah guru 1.124 orang dan jumlah murid sebanyak 14.742 orang. Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Umum
SMU ada sebanyak 21 sekolah dengan jumlah guru 1.150 orang dan murid 10.331 orang. Jumlah SMK Kejuruan ada sebanyak 19 sekolah dengan jumlah guru 510
orang dan jumlah murid sebanyak 8.058 orang. Jumlah universitasakademi pada tahun 2002 adalah sebanyak 4 buah dengan jumlah dosen 73 orang dan mahasiswa
sebanyak 905 orang . Jumlah ini tentu dan pasti dan berubah. Jika di lihat dari kasat mata peneliti
maka sudah banyak masyarakat yang berstatus mahasiswa di Kota Binjai. karena adanya beberapa PTS di Kota Binjai seperti Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta
STAIS, KAPUTAMA, dan Budidaya. Dengan adanya ketiga OTS ini maka banyak masyarakt Kota Binjai yang tidak harus kuliah jauh keluar Kota jika tidak bisa kuliah
di PTN yang di inginkan. Dengan banyaknya mahasiswa maka tenaga kerja guru uga
29
semakin banyak. Karena mahasiswa yang berkuliah di PTS tersebut juga menjadi tenaga honorer di sekolah-sekolah Dasar dan SMP Kota Binjai.
Masyrakat yang mungkin tidak bisa mengakses pendidikan kejenjang yang lebih tinggi banyak yang menjadi pekerja dan berwirausaha atau bahkan bertani
membantu orangtuanya. Tak banyak pula yang memilih menikah agar mengurangi beban orangtua.
Tabel 8. JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA BINJAI TAHUN 2002
2.3.3 Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan
Hubungan interaksi antar warga masyarakat Kota Binjai dibilang sangat baik dan dekat. Terutama di daerah kelurahan. System gotong royong masayarakat
sangatlah kuat. Dapat dilihat ketiga adanya kemalangan seperti sakit dan meninggal. Hal lainnya yang bisa dilihat yaitu dari adanya kebiasaan atau budaya
“LaganRewang” ketika ada tetangga yang pesta maka tetangga yang lain akan datang ketempat hajatan lalu membantu memasak masakan yang harus dimasak yang
akan di sajikan ketika ada pesta. Biasanya tiga hari sebelum hari acara para tetangga sudah datang membantu. Lalu adanya budaya memunjung juga menjadi sarana
komunikasi atau mengundang tetangga untuk datang sekaligus silahturami. Terkait hubungan antar sesama, sebenarnya adalah masalah hati dan
kenyamana kita dalam bergaul. Biasanya apabila cocok secara pemikiran maka
30
masyarakat tersebut akan saling tolog menolong dan menghormati. Andaipun tidak saling suka maka setidaknya akan tetap menjaga kedamain dan ketentraman hidup.
Namun ada sebuah kasus yaitu pelaranagan sebuah Jamaah Gereja yang dilarang beribadah karena dianggap adanya kesalahan dalam pembangunan Gereja yang tidak
sesuai izin dan masalah lainnya. Di setiap wilayah Indonesia pasti ada organisasi masyarakat yang mewakili
daerah masing-masing. Sama seperti di Kota Binjai juga ada Organisasi Masyarakat yang mewakili kelompok aspirasi tertentu seperti Pemuda Pancasila PP, Ikatan
Pemuda Karya IPK. Ada juga Genk motor yang sering nongkrong di Tanah Lapang Merdeka Binjai di malam-malam tertentu seperti malam minggu. Tidak semua dari
mereka berkelakuan baik. Terbukti ketika adanya perebutan lahanlapak jualan pada April 2014 di Pasar Tradisional Tavip yang memakan korban jiwa dan luka-luka.
Perembutan ini menimbulkan para pedagang berdemo di gedung DPR dan kantor Walikota Binjai.
Permasalahannya yaitu pedagang lama diusir dari lokasi karena dianggap mengganggu ketertiban pasar. Para pedagang yang berjualan dipinggir jalan raya
diusir paksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP. para pedagang pun mengalah demi keselamatan dan keamanan mereka. Namun beberapa hari pedagang
tersebut tidak berjualan, ternyata dilapak tempat mereka berjualan sudah ada pedagang baru yang menggantikan mereka. Tentu saja ini memicu kemarahan dan
konflik diantara para pedagang. Para pedagang yang baru ini mengatakan mereka sudah bayar uang kemanan kepemerintah. Ketika diselidiki ternyata yang mereka
maksut pemerintah adalah preman yang menguasai daerah tersebut. Peneliti mengetahui kasus ini ketiga sedang MagangPKL II di Polresta Binjai. Sebenarnya
31
organisisasi masyarakat itu banyak yang ternilai seperti preman daripada sebuah grub yang berprinsip menyalurkan aspirasi anggota demi kebaikan banyak orang.
2.3.4 Bahasa