Entrepreneurship (Study Kasus Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo)

(1)

i

ENTREPRENEURSHIP

(Study Kasus Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo)

SKRIPSI Oleh:

DINA AULIA MAYASARI 100905005

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ii ABSTRAK

Kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menagkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya, yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan. Berwirausaha berlandaskan niat baik, untuk kebaikan yang membawa manfaat untuk banyak orang. Berwirausaha itu akan menjadikan si pengusaha rendah hati dan tidak sombong, tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup melainkan menemukan kemuliaan dalam pekerjaannya dan menjadi bahagia. Bahagia bukanlah sebanyak apa kita mendapatkan keuntungan, namun sebanyak apa kita bisa berbagi dari usaha yang kita jalankan.

KATA KUNCI: KREATIF, INOVATIF, PELUANG, WIRAUSAHA, KEMULIAN BERBAGI


(3)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaokan Skripsi ini. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 bidang Antropologi Sosial di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini merupakan akhir dari perkuliahan saya dan merupakan awal untuk saya mulai belajar hal yang baru kembali. Saya ucapakan terima kasih dan penghargaan terbesar kepada orangtua saya, terkhusus Ibu saya Aulia Elida yang

telah banyak berjuang dan berusaha baik dengan Do‘a dan kerja giat agar saya bisa

tetap kuliah, belajar dan menempuh pendidikan yang baik. Beliau bekerja tanpa inggat lelah dan pamrih akan keberhasialan saya. Beliau hanya berharap saya bisa menjadi harta yang paling berharga untuk hidup dan akhiratnya. Tak lupa pula terspesial untuk (alm) Zainuddin Ayah saya yang sangat saya cintai dan sayangi. Dalam hidup saya tidak hanya Ibu dan Ayah saya saja namun ada pihak lain yang sangat berperan dalam kemajuan hidup saya, yaitu Kakek dan Nenek saya. mereka adalah orang yang telah merawat saya sedari saya masih bayi merah hingga saat ini. Peranan mereka sama seperti Ayah dan Ibu saya. Terima kasih juga saya ucapkan untuk adik kandung saya satu-satunya yang selalu membantu saya untuk mengerjakan pekerjaan sekunder saya dirumah selama saya sibuk dengan skripsi. Saya sangat bersyukur dilahirkan dikeluarga ini, yang selalu memberikan saya cinta kasih saying yang berlimpah. Tanpa mengurangi rasa hormat saya, merekalah pemeran utama dalam hidup saya barulah guru-guru saya.


(4)

iv

Penuh dengan rasa hormat yang saya junjung tinggi, terima kasih saya ucapkan untuk seluruh guru saya sedari TK hingga saya di bangku perkuliahan. Tanpa mereka tentu saja masa pendidikan saya tidak sempurna. Saya ucapakan terimakasih kepada Bapak Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska, sebagai Ketua Departemen Antropologi Sosial dan Bapak Agustrisno, M.SP, sebagai Sekretaris Departemen Antropologi Sosial FISIP Universitas Sumatera Utara.

Saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Hamdani R.harahap, M.Si sebahai Dosen Penasehat Akademik dan juga Dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah banyak mencurahkan waktu dan ilmu untuk membantu saya menyelesaikan masalah perkuliahan dan skripsi. Di mulai dari masa pengisian KRS di setiap semesternya, pengajuan judul proposal dan seminar, hingga pembekalan untuk saya menulis hasil penelitian skripsi. Sungguh sebuah pengalaman yang berharga

untuk saya. Sebuah motivasi dan kata bijak yang tertanam di hati saya yait:‖ Mereka

yang memberikan saran adalah The Winners dan yang mengkritik adalah The Losers‖ akan selalu saya ingat. Dan ajaran tersebut yang beliau berikan terhadap saya, saran-saran yang membangun dan membuka pikiran saya kearah yang lebih baik. Semoga Bapak dan keluarga diberikan kesehatan dan kebahagiaan.

Tak akan lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh Dosen yang sudah memberikan ilmunya kepada saya selama perkuliahan dari semester awal hingga akhir seperti Bapak Yance yang mengajarkan saya sebuah ilmu Disiplin yang dimulai dari diri sendiri. Seorang guru yang mengajarkan saya banyak hal dari perspektif yang tak biasa, belajar jujur dan mengalahkan rasa takut. Bapak Hermansyah, Bapak Nurman, Ibu Alem, Ibu Nita Savitri, Bapak Lister Berutu, Ibu


(5)

v

Mariana Makmur, Ibu Rhita Tambuanan, Ibu Sabaria Bangun, Prof. Chalida danlainnya. Saya mohon maaf jika tidak menyebutkan keseluruhannya.

Kepada kak Nur sebagai Staf Departemen Antropologi FISIP USU dan Ibu Sofi saya ucapkan terima kasih. Tanpa beliau urusan administrasi saya pasti akan terganggu. Terima kasih juga selalu membantu dan mempermudah segala informasi dan urusan perkuliahan saya.. tentu juga banyak terima kasih kepada seluruh Staf FISIP USU pegawai dan pengajar yang telah membekali saya dengan pengetahuan yang baik. Semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian.

Terima kasih untuk seluruh Informan seperti Bapak Roy dan Ibu Elly Mardiana selaku Owner Royyan Bakery serta Abang Eddy Caniago selaku Manager. Para SPG, Baker dan Konsumen Royyan Bakery. Terimakasih juga kepada Bapak Nuriman selaku pemilik Roti kelapa Limo yang dengan baik hati mengizinkan saya untuk meneliti dan banyak bertanya. Terima kasih juga untuk seluruh Informan yang tidak bisa saya ucapakan satu-per-satu.

Untuk Kerabat dekat saya di Antropologi Sosial Angkatan 2010 seperti Elpiana Simatupang, Candra Silalahi, Zulham Rusdi, Eki Gunawan, Muhammad Nasir Lubis, Mega Natalia yang sudah dahulu wisuda dari kami, Terima kasih banyak sudah menjadi teman saya berbagi kepenatan selama menulis skripsi. Untuk teman lainnya yaitu Rina Berutu, Gintarius Ginting, Fandy Acmad, Marlianai Sembiring, Tati Samarinda, Kristina Pakpahan, Laura Priskila, Roida Silaban, Edison Butar-butar, Deni, Andi, Lina, Debora, Efendi, Dapot, Leonard, Sabam, Niki, Nuri, Amy, Rini, Jop, Mario, Toper, Bistok, Reza, Simson, Fandy, Fany, Cory, Soraya dan lainnya. Terima kasih juga untuk abang dan kakak kerabat Antropologi USU yang sudah membantu saya. Terima kasih untuk Abangda Akhyar Nasution yang sudah


(6)

vi

membantu merevisi skripsi saya. Juga untuk Kerabat lainnya seperti angkatan 2011, 2012 dan angkatan 2013. Semoga kuliahnya cepat selesai dan sehat selalu.

Saya juga berterima kasih kepada Kerabat yang berasal dari Universitas lain yang senang tiasa membantu saya dalam menyemangati atau memberikan referensi buku, jurnal dan lainnya. Seperti abang Gde Budarsa Kerabat Antropologi Udayana, Mas Zacky, abang Fitrah dari Antropologi UNAIR yang telah banyak memberikan referensi jurnal dan skripsi untuk saya, Nur Rosyid kerabat Antropologi UGM, Mas Phadly, Mas Wisnu dan lainnya.

Kepada adik kandung saya Akbari Nurjannah, semoga bisa segera menyusul masuk PTN yang di inginkan dan membanggakan orangtua kami. Kepada sepupu

saya, abang Amin, adik Zyery, Badin, Egi dan Intan. ―Mbak do‘a kan kalian juga bisa

kuliah dan menempuh pemdidikan yang lebih baik lagi. Sukses untuk pendidikan

kalian‖. Terimakasih juga untuk Pakde Sugeng beserta istri, Om Wenang beserta istri dan Pakle Indra beserta istri. Atas Do‘a dan dukungannya untuk saya.

Medan, Desember 2014 Penulis


(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Dina Aulia Mayasari, lahir pada tanggal 13 Agustus 1992 di Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai. Dina merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Anak dari pasangan (Alm) Zainuddin dan Aulia Elida. Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak ‗Aisyiyah Bustanul Athfal‘ dan selesai pada tahun 1998. Melanjutkan Sekolah Dasar (SDN 026609) Pujidadi, Binjai Selatan dan selesai tahun 2004. Pada tahun yang sama juga menyelesaikan sekolah MDA Nurul Hidayah. Pada tahun 2007 menyelesaikan Sekolah Tingkat Pertama di MTsN Binjai. Dan pada tahun 2010 menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di MAN Binjai. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri di Departemen Antropologi Sosial, Fisip, Universitas Sumatera Utara pada tahun 2010.

Selama pendidikan di Antropologi USU, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan seperti Kepanitiaan Inisiasi, Seminar di kampus, Seminar Nasioanal, aktif dalam pertemuan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) serta bekerja secara freelance dan lainnya. Berikut penjabarannya:


(8)

viii

2. Peserta Inisiasi Antropologi Sosial Fisip USU tahun 2010, Danau Toba, Sumatera Utara (2010)

3. Peserta Seminar Gema ANNISA 2011 ―I‘M VIRGIN I‘M HAPPY‖, Medan (2011)

4. Penerima Beasiswa PPA pada TA 2011/2012

5. Peserta Seminar ‗Police Goes To Campus 2011‘, Medan (2011) 6. Peserta Seminar ‗Teknologi Nasional‘ , Auditorium USU (2011)

7. Delegasi Pra-Sarasehan JKAI 2011, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat (2011)

8. Seminar Nasional ―Strategi Pengembangan Periwisata Dalam Dinamika

Otonomi Daerah‖, Sawahlunto, Sumatera Barat (2011)

9. Panitia Inisiasi 2011, sebagai Sei.Acara, Sibolangit (2011)

10. Peserta ―Seminar Beasiswa UKMI As-Siyasah‖ FISIP USU (2011) 11. Peserta ―Debat Budaya Antar Mahasiswa‖ USU (2011)

12. Peserta Peluncuran Buku & Diskusi Publik ―Kota-Kota di Sumatera:Enam

Kisah Kewarganegaraan & Demokrasi‖ di Ruang Sidang FISIP USU (2012)

13.Enumerator AECOM untuk OTP Geothermal PT. Sorik Marapi Geothermal Power, Kabupaten Madina (2012)

14. Juara #2 dalam Elevator Pitch ―Big Idea Competition‖ SEC, USU (2012) 15. Peserta ―Global Enterpreneurship Week Indonesia 2012‖ Kampus USU

Medan (2012)

16.Delegasi Sarasehan JKAI XI Universitas Padjajaran, Jatinangor (2012)

17. Stadium Generale ―Korupsi dan Budaya‖ Oleh Wakil Ketua KPK, Bambang W. Universitas Padjajaran, Jatinangor (2012)


(9)

ix

18.Peserta Workshop Travel Writer Oleh Golagong, Universitas Padjajaran, Jatinangor (2012)

19.Peserta Workshop Travel Fotografi Oleh Yudi Febrianda (Petualang ACI Detikcom, Karyawan BTEL)

20. Panitia Inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU 2012 ―Peace In Diversity‖ (2012)

21.Koordinator Regional dan Observer Kota Medan, Kabupaten Serdang

Berdagai dan Kota Tebing Tinggi pada ―Survey Pemilu 2014‖ Indonesia Research Centre (2013)

22. Koordinator Regional dan Observer Provinsi Sumatera Utara pada ―Survey

Nasional II‖ Indonesia Research Centre (2013)

23. Peserta Pelatihan Nasional Wakil Provinsi Sumatera Utara ―Aplikasi Android

Magpi‖ Untuk sebuah Survey oleh MNC Media Research, Jakarta (2013) 24. Peserta pelatihan Tenun ―Songket Benang Sutera‖ Oleh Pemko Binjai selama

30 Hari di ‗Rumah Tenun Kita‘ Timbanglangkat, Binjai (2014)

25. ‗Simulator Tenun‘ pada Sekilas Cipta Laboratorium Antropologi FISIP USU (2014)

26.Koordinator Regional Antropologi FISIP USU untuk Kabinet Gerilya Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) Periode 2013-2014.

27.Delegasi Sarasehan dan Seminar Nasional JKAI XII di Antropologi Budaya, FIB, Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Email : charlotte.dilia@yahoo.com PIN BBM : 74956955

Facebook : Dina Aulia Djokroyudho Instagram : @dina_djokroyudho Tweet : @Dilia25Dina


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dan segala perlengkapan lainnya dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

“ENTREPRENEURSHIP (Study Kasus Royyan Rambutan House dan Roti Kelapa Limo)” yang menjadi judul dari skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sumatera Utara dalam bidang antropologi Sosial. Skripsi ini merupakan hasil dari penelitian yang didasarkan observasi dan pertisipasi dan wawancara penulis di lapangan.

Secara sistematis, kajian tentang Entrepreneurship ini berfokus pada pengetahuan dan strategi wirausaha dalam menjalankan, memajukan, mengembangkan serta mempertahankan usaha yang dirintis. Pengetahuan dan pengalaman hidup juga menjadi konteks cara pandang yang berbeda diantara keduanya.

Skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran untuk perbaikan diri penulis dan menuju kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat member manfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Antropologi Sosial sebagai penambah wawasan selama masa perkuliahan, bagi masyarakat luas sebagai penambah wawasan ketika ingin memulai sebuah usaha.

Medan, Desember 2014 Penulis


(11)

xi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tinjauan Pustaka ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 10

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Penulisan ... 11

1.6 Metode Penelitian ... 12

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.6.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 14

1.6.4 Studi Lapangan ... 14

1.6.4.1Observasi ... 14

1.6.4.2Wawancara ... 17

1.6.4.3Study Kepustakaan ... 19

1.6.4.4Bahan Visual ... 19

1.6.4.5Analisa Data ... 20

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 21

2.1 Letak ... 21

2.2 Sejarah ... 22

2.3 Kependudukan ... 24

2.3.1 Mata Pencaharian ... 25

2.3.2 Sistem Pengetahuan ... 28

2.3.3 Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan ... 29

2.3.4 Bahasa ... 31

2.3.5 Religi ... 31

2.3.6 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi ... 32

2.3.7 Kesenian ... 32

2.4 Aksesbilitas ... 33

BAB III DESKRIPSI USAHA ROYYAN BAKERY DAN ROTI KELAPA LIMO 36 3.1 Sejarah Usaha ... 36

3.1.1 Royyan Bakery ... 36

3.1.2 Roti Kelapa Limo ... 45

3.2 Budaya Organisasi Wirausaha ... 47

3.2.1 Nilai-nilai Organisasi ... 48

a Royyan Bakery ... 48

b Roti Kelapa Limo ... 49


(12)

xii

a Riyyan Bakery ... 49

b Roti Kelapa Limo ... 53

3.3 Sistem Produksi Usaha ... 55

3.3.1 Royyan Bakery ... 56

a Permodalan ... 56

b Bahan Baku Produksi ... 57

c Alat Produksi ... 59

d Sistem Produksi ... 59

e Menegemen Mutu ... 62

3.3.2 Roti Kelapa Limo ... 63

a Permodalan ... 63

b Bahan Baku Produksi ... 63

c Alat Produksi ... 65

d Sistem Produksi ... 65

e Menegemen Mutu ... 66

BAB IV KENDALA DAN STRATEGI WIRAUSAHA BAKERY... 67

4.1 Tinjauan Dari Aspek Budaya ... 68

4.2 Strategi Pengusaha Bakery Dalam Kegiatan Ekonomi ... 70

4.2.1 Strategi Produksi ... 71

4.2.1.1 Strategi Permodalan ... 71

4.2.1.2 Strategi Ketenaga Kerjaan ... 73

4.2.1.3 Strategi Pengkemasan ... 78

4.2.1.4 Pemasaran ... 79

4.3 Usaha Mengatasi Kendala ... 81

4.3.1 Mengatasi Resiko ... 81

4.3.2 Mensejahterakan Diri Sendiri ... 84

4.4 Prinsip Managemen Mutu... 88

4.4.1 Fokus Pelanggan ... 88

4.4.2 Kepemimpinan ... 89

4.4.3 Keterlibatan Personel ... 90

4.4.4 Pendekatan Proses ... 91

4.4.5 Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen ... 91

4.4.6 Peningkatan Berkesinambungan ... 92

4.4.7 Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta ... 92

4.4.8 Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok ... 92

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 :Peta Kota Binjai (Sumber Google Maps) ... 21

Gambar 2 :Distribusi presentase kegiatan ekonomi Kota Binjai tahun 2002 ... 26

Gambar 3 :Mobil royyan Bakery ... 34

Gambar 4 :Pak Roy dan Ibu Elly Mardiana ... 37

Gambar 5 :Surat Izin Usaha Perdagangan ... 38

Gambar 6 :Tampilan Depan Royyan Bakery ... 38

Gambar 7 :Tugu Peresmian Royyan Rambutan House oleh Bapak Walikota Binjai ... 39

Gambar 8 :Peta Lokasi Royyan Bakery ... 43

Gambar 9 :Rumah Produksi Roti Kelapa Limo ... 46

Gambar 10 :Peta Lokasi Roti Kelapa Limo ... 47

Gambar 11 :Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja Royyan Bakery ... 51

Gambar 12:Struktur Organisasi dan Pembagian Kerja Roti Kelapa Limo ... 54

Gambar 13 :Tumpukan Berbagai Jenis Tepung dan Gula di Gudang ... 57

Gambar 14 :Tummpukan Telur, Pengembang & Pelembut di Gudang ... 58

Gambar 15 :Margarin Putih & Kuning Serta Susu Full ... 58

Gambar 16 :Mixer, Loyang dan Oven ... 59

Gambar 17 :Royyan Bakery Cabang Railink Medan & Batang Kuis ... 60

Gambar 18 :Menu & Sirup Produksi Royyan Bakery ... 61

Gambar 19 :Mentega dan Tepung Terigu ... 64

Gambar 20 :Kelapa ... 64

Gambar 21 :Tungku, Kayu Bakar dan Wajan ... 65

Gambar 22 :Stock Kotak Kemasan Royyan Bakery di Gudang ... 78

Gambar 23 :Roti Kelapa Limo Dalam Kemasan ... 79

Gambar 24 :Spanduk Rumah Tenun Kita ... 86


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Luas Wilayah Kota Binjai ... 22

Tabel 2 : Jumlah Penduduk di Kota Binjai Tahun 1998-2002 ... 24

Tabel 3 : Penduduk Kota Binjai Tahun 2002 Menurut Luas Daerah, Banyaknya Rumah Tangga dan Kepadatan ... 25

Tabel 4 : Penduduk Berumur >10 Yang Bekerja Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin di Kota Binjai tahun 2002 ... 25

Tabel 5 : Presentase Penduduk Berumur >10 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kota Binjai ... 26

Tabel 6 : PDRB Kota Binjai Tahun 2000-2002 ... 27

Tabel 7 : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Binjai 2001 ... 28

Tabel 8 : Jumlah fasilitas pendidikan di Kota Binjai tahun 2002 ... 29

Tabel 9 : Bahan Utama Membuat Roti dan Kue ... 57

Tabel 10 : Pendapatan Royyan Bakery ... 61

Tabel 11 : Bahan Roti Kelapa Limo ... 63

Tabel 12 : Matrik Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo ... 96


(15)

ii ABSTRAK

Kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menagkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya, yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan. Berwirausaha berlandaskan niat baik, untuk kebaikan yang membawa manfaat untuk banyak orang. Berwirausaha itu akan menjadikan si pengusaha rendah hati dan tidak sombong, tidak menjadikan kekayaan sebagai tujuan hidup melainkan menemukan kemuliaan dalam pekerjaannya dan menjadi bahagia. Bahagia bukanlah sebanyak apa kita mendapatkan keuntungan, namun sebanyak apa kita bisa berbagi dari usaha yang kita jalankan.

KATA KUNCI: KREATIF, INOVATIF, PELUANG, WIRAUSAHA, KEMULIAN BERBAGI


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penelitian ini akan mengkaji sebuah usaha antara dua tokoh wirausahawan roti sebagai study kasus. Yang menjadi perhatian utamanya yaitu, seperti apa strategi usaha yang diterapkan oleh kedua tokoh wirausahawan, Pak Roy sebagai pemilik Royyan Grub dan usaha milik Pak Nuriman sebagai pemilik ‗Roti Kelapa Limo‘.

Mendirikan sebuah perusahaan atau sebuah usaha merupakan pekerjaan sepele, tapi mempertahankan perusahaan hingga berganti generasi, itu pekerjaan yang luar biasa. Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo

mengatakan ―banyak orang bisa mendirikan perusahaannya tapi tidak mampu

mempertahankan dan membesarkannya. ―Butuh kecerdasan dan ketekunan yang luar

biasa‖ ungkapnya di Jakarta pada 28 May 20141 .

Kewirausahaan atau wirausaha merupakan hal yang sangat gencar dilakukan saat ini di seluruh dunia. Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Dalam mengkaji kewirausahaan atau wirausaha dari seseorang, maka kajian tentang budaya perusahaan dan ekonomi juga akan ikut dalam penelitian.

1

www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/ceo-kompas-gramedia-mendirikan-perusahaan-itu-mudah-membuatnya-sukses-yang-sulit (diakses 29 May 2014, 09.30 WIB)


(17)

2

Semakin banyak masyarakat yang berwirausaha, maka akan semakin banyak lowongan pekerjaan yang tersedia bagi orang lain.

Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Meskipun demikian kesadaran dari masyarakat sendiri untuk melakukan kegiatan wirausaha juga masih minim. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor budaya dalam diri masyarakat yang berbeda dalam menanggapi kegiatan wirausaha itu sendiri. Seperti sebuah anggapan bahwa berwirausaha itu seperti permaninan judi kartu. Kita tidak dapat memastikan apakah kita akan menang atau kalah hari ini.

Budaya pengorganisasian sangatlah dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptis dan bukan seperti kepuasan kerja yang lebih bersifat evaluatif2.

Banyak masyarakat yang berfikir selain dianggap membutuhkan modal yang sangat tinggi, berwirausaha itu rawan gagal atau bangkrut. Hal tersebut yang menjadi

2


(18)

3

sebuah ketakutan yang membuat orang berpikir ulang untuk mencobanya. Adanya masyarakat yang takut mengambil resiko untuk menjadi seorang wirausaha dan membiarkan dirinya menjadi pengangguran dan menunggu sampai ada lowongan pekerjaan yang terbuka untuknya.

Dalam menghindari resiko dalam wirausaha, banyak orangtua yang rela mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk memasukankan anaknya ke lembaga pendidikan yang tinggi, kuliah di Perguruan Tinggi ternama dan mahal dengan harapan setelah lulus anak tersebut dapat mendapatkan sebuah pekerjaan dengan gaji yang tetap seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polisi atau TNI. Yang dapat meningkatkan status sosial dan ekonominya sehari-hari. Menurut Dinsi (2004:17), pemikiran seperti ini bisa dimaklumi dalam masyarakat kita yang memintingkat status dan kedudukan sosial yang mapan. Hal ini menunjukan bahwa paradigma tentang mencari pekerjaan sepertinya sudah menjadi budaya dan melekat dalam diri masyarakat.

Setiap tahunnya jumlah pencari kerja terus meningkat. Misalnya saja Universitas Sumatera Utara yang dalam setahun ada empat periode wisuda. Dalam satu periode wisuda perkiraannya ada sekitar 3.000 sarjana. Jika dikalikan dengan empat periode maka dalam setahun Universitas Sumatera Utara menghasilkan sekitar 12.000 sarjana yang akan mencari pekerjaan. Di Provinsi Sumatera Utara ada banyak PTN/PTS yang mencetak ribuan sarjana setiap tahunnya. Namun, belum tentu jumlah lowongan kerja memadai dengan jumlah para sarjana pencari kerja tersebut. Bekerja menjadi staff tentu saja dibutuhkan pendidikan formal serta pengalaman yang memadai, sedangkan ketika kita berwirausaha itu relative padat karya dan tidak mengharuskan pendidikan formal.


(19)

4

Berdasarkan observasi peneliti, Kota Binjai dengan latar belakang budaya penduduknya yang beranekaragam memunculkan berbagai kreativitas dalam berwirausaha. Memulai dengan berinovasi dengan hal yang baru dibidang kuliner seperti kue, bakery/roti. Diberbagai wilayah Kota Binjai akan tampak masyarakat yang membuka usaha bakery dengan berbagai macam nama yang menjadi ciri khas si pemilik. Dan tentu saja mereka juga memproduksi kue/roti yang menjadi primadona di masyarakat.

Dalam wirausaha, persepsi masyarakat tentang budaya ‗‗mencari kerja‘‘ harus dirubah terlebih dahulu menjadi pola pikir ―pencipta lapangan pekerjaan‖. Bisa saja

fenomena tersebut yang melatar belakangi Pak Roy dalam membangun Royyan Rambutan House sebagai oleh-oleh khas Binjai. Sumber daya manusia, ide, kreatifitas, dan inovasi yang akan membuat Royyan Bekery berbeda dengan bakery lainnya.

Adanya perbedaan sumber daya manusia, ide, kreatifitas dan inovasi dari seseorang tentu akan menghasilkan budaya yang berbeda. Walaupun memproduksi barang yang sejenis namun akan ada ciri khas tersendiri seperti di bahan dasar, rasa, corak, harga dan pelayanan kepada konsumen. Jika dilihat dari sudut pandang Antropologi Ekonomi maka wirausaha seperti Royyan Bakery dan ‗Roti Kelapa

Limo‘ tersebut tidak hanya sebatas membuat bakery dan melakukan transaksi jual-beli saja, namun lebih pada mengungkapkan kejadian dibalik produksi dan distribusi.

Mengingat produk yang dihasilkan mempunyai variasi yang banyak dan mudah untuk dibajak atau ditiru oleh orang lain, maka seorang wirausaha tentu saja harus memiliki cara atau strategi sendiri untuk menghadapi persaingan bisnis sejenis. Sebuah pengetahuan atau budaya agar dapat terus bertahan dan mencapai kesuksesan.


(20)

5

Maka, dengan adanya pemikiran tersebut. Peneliti mencoba mencari tau nilai-nilai usaha yang dapat menjadi contoh atau ditiru jika seorang ingin memulai sebuah usaha dan beralih menjadi wirausaha dan bukan sekedar pekerja.

1.2 Tinjauan Pustaka

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya.

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan.


(21)

6

Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).

Wirausaha itu sendiri tidak terlepas dari adanya kegiatan industri kreatif, yaitu industri yang berfokus kepada kreasi dan eksploitasi karya kepemilikan intelektual seperti seni rupa, film dan televise, piranti lunak, permainan, desain fashion, kerajianan tangan, dan termasuk layanan kreatif antar perusahaan seperti iklan, penerbitan, dan desain. Kegiatan wirausaha tersebut didukung dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden (Impres) No. 6 Tahun 2009, tentang pengembangan ekonomi kreatif3. Dimana pada tanggal 22 Desember 2008 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menetapkan tahun 2009 sebagai tahun Indonesia Kreatif. Usaha dari pengembangan ekonomi kreatif diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dan pendapatan khususnya masyarakat, karena sektor ekonomi kreatif dianggap telah mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global. Sektor kegiatan ekonomi kreatif ini sendiri dalam ilmu Antropologi merupakan salah satu bagian dari tujuh unsur kebudayaan yaitu sistem mata pencaharian hidup (Koentjaraningrat, 1990:203, 207).

Dikawasan Kecamatan Binjai Kota, penulis menemukan sebuah usaha bakery yang cukup unik dengan bangunan yang tampak mewah dan besar. ‗Royyan

Rambutan House Oleh-Oleh Khas Binjai‘, itulah yang terukir diatap bangunan tersebut. Royyan merupakan usaha rambutan house yang mana usaha tersebut bernuansa rambutan. Seperti beberapa menu andalan di Royyan, yaitu Rambutan Kaleng, Roti Rambutan, Bronis Rambutan, Bika Rambutan, Lapis Legit Rambutan, Pie Rambutan, Sirup Rambutan dan Sirup Jambu Deli Hijau serta Sirup Jambu

3Kementrian Pariwisata dan Ekonommi Kreatif, ―Inpres No. 6 tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, http://www.budpar.go.id/userfiles/file/7193_2610-Inpres6Tahun2009.pdf (diakses pada tanggal 23 Januari 2014, 10.15 WIB)


(22)

7

Kesuma Merah. Dalam pengelolahan sirup dan memproduksi roti, Royyan Bakery menggunakan alat dan teknologi yang terbilang canggih.

Pak Nuriman adalah seorang wirausaha roti kelapa yang sudah mempertahankan usahanya selama hampir 18 tahun. Berbeda dengan Royyan Bakery yang baru berumur satu tahun, Pak Nuriman sedari dulu hanya terfokus dengan satu produk roti saja yaitu roti kelapa. Pengelolahan roti kelapa tersebut juga terbilang masih sederhana dan tidak menggunakan alat yang canggih seperti di Royyan Rambutan House. Pak Nuriman tidak pernah memberikan nama dalam usaha rotinya, namun masyarakatlah yang memberikan nama terhadap usahanya.

Industri menempati posisi sentral di masyarakat perkotaan maupun di pedesaan dan merupakan dasar bagi peningkatan kemakmuran serta kemajuan. Industri merupakan jawaban dari berbagai masalah tentang perekonomian. Sektor industri mempunyai peranan dan kedudukan yang penting dalam membangun ekonomi. Bahwa industri akan mampu menyediakan lapangan kerja dan salah satu sektor penyumbang devisa Negara (Raharjo dalam Fitra 2013:1). Soetrisno (dalam Ahimsa-Putra, 2003) mengatakan bahwa, sector indusrti termasuk industri kreatif, merupakan suatu bentuk perekonomian rakyat yang mampu membantu mengurangi pengangguran, turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional serta berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di daerah pedesaan; dalam menanggulangan kemiskinan, bahkan juga dalam peningkatan ekspor.

Koentjaraningrat (1990), mengindetifikasikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang diperoleh melalui proses belajar. Di dalamnya terkandung nilai-nilai dan aturan yang didapat melalui proses belajar dan juga pengalaman manusia yang ada dalam pikirannya. Sehingga


(23)

8

apa yang didapat oleh manusia itu melalui tahapan belajar dan tersusun sedemikian rupa dalam mind manusia itu sendiri. Dalam konsep ini, segala aktivitas manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari merupakan kebudayaan. Oleh karena itu, kreatifitas mengolah rambutan menjadi campuran roti,sirup rambutan dan sirup jambu merupakan inovasi dari kebudayaan.

Untuk menghasilkan suatu kreatifitas, manusia harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara membuat karya tersebut. Kemampuan tersebut diperoleh melalui proses belajar dalam interaksi sosial yang kemudian disesuaikan terhadap berbagai macam lingkungan yang berbeda-beda. Proses belajar ini berlangsung terus menerus dan mengalami perubahan (modifikasi) dari generasi ke generasi berikutnya sesuai kebudayaan yang diperolenya (Mintargo, 2000:81).

Indonesia entrepreneurial skill mengatakan, untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan yang tinggi maka mengandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan sektor pendidikan untuk mengubah pola pikir lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri. Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ‗usahawan‖ atau ―wiraswasta‖. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.


(24)

9

David Osborne (1992) dalam bukunya ―Reinventing Government‖ bahwa sejalan dengan perkembangan dunia, maka pemerintah dituntut untuk meiliki jiwa kewirausahaan (Entrepreneurial Government). Hessinger mengatakan bahwa, kebutuhan terhadap inovasi itu lebih dulu ada, baru kemudian mencari pengetahuan. Ia mengatakan bahwa jarang sekali seseorang membuka diri terhadap pesan-pesan inovasi jika mereka belum membutuhkan inovasi tersebut. Pesan-pesan dari inovasi tersebut akan menjadi kurang maksimal jika seseorang tidak atau belum menganggap inovasi itu sesuai dengan kebutuhannya dan tidak selaras dengan sikap dan kepercayaannya. Hal seperti ini ia sebuat sebagai selective perception (Hanafi, 1981). Ada beberapa tipe keputusan inovasi, yaitu:

1. Keputusan otoritas, yaitu keputusan yang dipaksakan kepada seorang oleh individu yang berada dalam posisi atasan.

2. Keputusan individual, yaitu keputusan dimana individu yang bersangkutan ambil peranan dalam perbuatannya.

3. Keputusan kontingen, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya.

Inovasi yang dilakukan sedikit banyaknya membuat suatu perubahan-perubahan yang nyata dalam masyarakat baik itu berakibat negative maupun berakibat positif. Oleh karena itu, dibutuhkannya sikap selektif dalam membuat inovasi-inovasi baru dan akibat inovasi tersebut haruslah bisa dikontrol. Berdasakan pengetahuan yang dimiliki, mereka tentu membuat suatu strategi tersendiri yang dianggap dapat memajukan usahanya dan diterima masyarakat disekitarnya. Melalui strategi inilah mereka melakukan persaingan dalam menarik minat para konsumen sehingga dapat memperoleh keuntungan material (seperti uang) dan simbolik (seperti pangkat atau ketenaran).


(25)

10

Seperti pendapat Simatupang (2000) meyatakan Budaya sebagai Strategi dan Strategi sebagai Budaya, dengan strategi itu, manusia dalam melakukan berbagai kegiatan dan waktu selalu diingatkan kembali akan sebuah nilai yang hendak dibentuk. Pada era ketika waktu dan ruang menjadi barang mewah seperti saat ini,

kita harus berani menawar ―bentuk‖ untuk memenangkan pertarungan control atas diri

kita sendiri dan kesediaan untuk menerima keragaman bentuk sesuai dengan ruang atau bidang kehidupan yang dimasuki.

Oleh sebab itu, sebuah strategi haruslah dimiliki oleh seorang wirausahawan yang tidak lepas dari inovasi-inovasi baru yang akan menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu pertimbangan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha. Jika strategi yang digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan yang diharapkan.

1.3 Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk perilaku rasional pengusaha bakery sebagai strategi untuk meningkatkan keuntungan dan mengatasi kendala-kendala dalam produksi dan distribusi? bagaimana strategi wirausahawan Pak Roy sebagai pemilik ‗Royyan Bakery‘ dan Pak Nuriman pemilik

‗Roti Kelapa Limo‘ agar dapat bertahan dan mencapai kesuksesan ditengah persaingan yang semakin ketat dalam sektor Bakery di Binjai, yang dirumuskan ke dalam beberapa poin sebagai berikut:


(26)

11

a) Mendiskripsikan Royyan Bakery dan 'Roti Kelapa Limo‘

b) Analisis tentang budaya organisasi mendukung Entrepreneur yang sukses.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk perilaku rasional pengusaha bakery sebagai strategi untuk meningkatkan keuntungan dan mengatasi kendala-kendala dalam produksi dan distribusi usahanya. Strategi wirausahawan Pak Roy sebagai pemilik ‗Royyan Bakery‘ dan Pak Nuriman pemilik

‗Roti Kelapa Limo‘ agar dapat bertahan dan mencapai kesuksesan ditengah persaingan yang semakin ketat dalam sektor Bakery di Binjai. Dan mencari tahu bagaimana menjadi entrepreneur yang sukses.

Dengan diketahuinya hal tersebut, maka akan memberikan manfaat bagi peneliti, pembaca ataupun masyarakat lain berupa pengetahuan dan masukan yang dapat dipertimbangkan ketika ingin mencoba memulai sebuah wirausaha.

1.5 Kerangka Penulisan

Skripsi ini berisi kajian study kasus yang di analisis berdasarkan pada observasi partisipasi dan wawancara penulis, yang membahas tentang

Entrepreneurship dari dua orang wirausahawan yang sama-sama bergerak dibidang

Bakery. Secara sistematis menuliskan nilai-nilai usaha yang dimiliki, ide dan inovasi

dari wirausahawan untuk produk yang mereka jual. Serta bagaimana cara wirausahawan memajukan, mengembangkan serta mempertahankan usahanya. Jatuh bangunnya atas kendala yang dialami oleh para wirausahawan untuk kesuksesan yang akan menjadi pelajaran bagi orang lain. Berikut diuraikan apa saja yang dibahas dalam skripsi ini, yakni :


(27)

12

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, tinjauan pustaka, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka penulisan, metode penelitian,

Bab II Deskripsi Lokasi Penelitian, berisi mengenai letak, sejarah, kependudukan, mata pencaharian, pengetahuan, organisasi sosial dan sistem kekerabatan, bahasa, religi, sistem peralatan hidup dan teknologi beserta kesenian di Kota Binjai,

Bab III Narasi Ekonomi Wirausaha : Royyan Bakery VS Roti Kelapa Limo yang mencakup Sejarah Usaha, Budaya Organisasi, Managerial Usaha, Sistem Produksi.

Bab IV mengenai Kendala dan Strategi Perilaku Ekonomi Rasional Wirausaha Bakery yang dilihat dari Apek Budaya, Strategi Wirausaha Bakery Dalam Kegiatan Ekonomi, Strategi Produksi (Permodalan, Ketenaga Kerjaan, Pengkemasan, Pemasaran) serta Perilaku rasional Wirusahawan Bakery dalam mensejahterakan diri sendiri, Prinsip Manajemen Mutu.

Bab V Kesimpulan, Intisari Untuk Pribadi dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan juga saran yang ditujukan kepada wirausahaan bakery. Berisi pengajaran dan pemahaman untuk diri penulis.

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Satria Kecamatan Binjai Kota Kota

Binjai sebagai lokasi ‗Royyan Rambutan House‘dan di Kelurahan Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai sebagai lokasi ‗Roti Kelapa Limo‘. Objek

observasi terhadap Royyan Bakery tidak hanya di Kota Binjai saja namun juga di lokasi-lokasi yang menjadi toko cabang seperti di Kota Medan dan Kabupaten Deli


(28)

13

Serdang. Hal tersebut berbeda dengan ‗Roti Kelapa Limo‘ yang hanya berada di satu

lokasi saja.

1.6.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif4. Metode ini digunakan untuk menghasilkan data-data etnografis serta deskriptif mengenai pengetahuan wirausahawan dalam mengelolah usahanya. Selain itu penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang tentu saja bersifat etnografis yang bermaksud mendeskripsikan mengenai kehidupan, perilaku dan kegiatan wirausaha Royyan Bakery dan ‗Roti Kelapa Limo‘

Dengan tahapan penelitian pra lapangan, pekerjaan lapangan, analisis data dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan penelitian peneliti akan mengumpulkan data kualitatif sebanyak mungkin yang akan dirumuskan menjadi beberapa kasus-kasus yang akan dianalisa dan dikonsultasikan dengan bantuan informan kunci. Prosedur penelitian kualitatif lebih bersifat sirkuler, artinya dalam hal-hal tertentu, langkah atau tahapan penelitian dapat diulang satu atau beberapa kali sampai diperoleh data yang lengkap untuk membangun teori dasar (Berutu, dkk.2001).

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

4

Menurut Moleong (2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi dan dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.


(29)

14

Untuk mendapatkan data, maka diperlukan beberapa metode pengumpulan data dan teknik analisis data dalam penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan, dalam hal ini dapat diperoleh melalui buku-buku, literatur, jurnal, tesis, laporan penelitian, media elektronik serta bahan-bahan bacaan yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data peneliti rangkum dan bagi ke dalam studi lapangan, studi kepustakaan dan bahan visual.

1.6.4. Studi Lapangan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data lapangan ini adalah: 1.6.4.1 Observasi

Untuk mendukung kelengkapan data yang dapat diperoleh dengan cara pengamatan maka observasi menjadi pilihan yang tepat dalam penelitian ini. Observasi digunakan juga untuk melakukan pendekatan awal dengan objek pengamatan, hal ini tentunya penting untuk memberikan kemudahan pada awal penelitian, sebelum kegiatan wawancara dilakukan dan tentu saja untuk menggambarkan kondisi awal penelitian di lapangan. Observasi berguna untuk menjaring informasi-informasi empiris yang detail dan aktual dari unit analisis penelitian (Bungin, 2007).

Awal mula penulis mengetahui tentang Royyan bermula dari perayaan hari jadi kota Binjai ke-141 pada tanggal 17 Mei 2013. Para tamu kehormatan mendapatkan kantong bingkisan yang berisi makanan dan majalah tentang kota Binjai. Makanan yang ada sangatlah unik, yaitu berupa abon yang terbuat dari ikan


(30)

15

lele, jamur tiram krispy yang mana luar kemasannya tertulis ―Royyan Rambutan

House Oleh-oleh Khas Binjai‖.

Awal mula ketertarikan dengan nama tersebut membuat penulis mencari tahu tentang Royyan. Karena sesungguhnya penulis baru mendengar nama tersebut untuk pertama kali. Setelah penulis mengetahui lokasi toko Royyan dan melihat-lihat produk yang dijual membuat ketertarikan penulis untuk lebih tahu banyak tentang Royyan. Ketertarikan inilah yang membuat peneliti ingin menjadikan Royyan Bakery sebagai bahan penelitian skripsi. Ketika konsultasi dengan Dosen Akademik yaitu Bapak Dr. Hamdani R.Harahap dan di setujui, maka langkah selanjutnya mengajukan ke Departeman. Tidak ada kesulitan yang di dapat karena berhasil menjawab semua pertanyaan terkait yang di berikan oleh Ketua Jurusan Bapak Dr. Fikarwin Zuska. Dalam persetujuan Judul Skripsi tersebut, peneliti meminta agar yang menjadi pembimbing skripsi adalah dosen yang sama dengan dosen Penasehat Akademik yaitu Bapak Dr. Hamdani R.Harahap.

Setelah beberapa kali melakukan bimbingan proposal, peneliti di izinkan untuk menseminarkan judul proposal skripsinya. Ada banyak masukan saran dan kritikan karena dianggap masih berantakan dan belum sepurnanya isi dari proposal. Namun hal tersebut tidak menjadikan patah arang sang peneliti.

Paska dari seminar proposal, peneliti menghadapi sebuah kendala yang menyebabkan tidak bisa beraktifitas yang jauh dari rumah. Perjalanan ke kampus dari rumah peneliti di Kecamatan Binjai Selatan menuju Kampus USU di Padang Bulan dengan sepeda motor di anggap berbahaya karena kondisi kesehatan yang tidak stabil. Peneliti hanya bisa melakukan observasi dan penelitian tanpa surat izin lapangan yang ternyata tidak menjadi kendala. Dan di waktu yang bersamaan peneliti melaksanakan


(31)

16

PKL II di Polresta Binjai selama 2 bulan. Ada rentan waktu 6 bulan dari desember peneliti tidak bimbingan lanjutan untuk skripsi. Namun pada awal bulan Juni, peneliti memulai konsultasi kembali dan menceritakan hasil data-data yang didapatkan.

Setelah mendengarkan laporan lisan peneliti, Dosen Pembimbing memberikan saran untuk menjadikan focus sebagai study kasus dan mencari wirausaha yang lain sebagai nilai perbandingan usaha. Akan lebih baik lagi sebuah usaha yang sudah lama

berdiri dan bukan seperti ‗Royyan Rambutan House‘ yang baru 1 tahun berdiri. Atas

saran tersebut peneliti bertanya kepada orang-orang yang di kenal. Apakah mengetahui toko roti yang rotinya enak, terkenal dan sudah berjualan relative lama.

Peneliti mendapatkan sebuah rekomendasi toko roti ‗Semarang‘ di jalan

Sudirman Binjai Kota dari AIPTU Erni R. pemilik toko roti tersebut adalah Etnis Tionghoa. Dari awal perkenalan dan menyampaikan maksut tujuan peneliti sudah di tolak dan diminta untuk mencari toko roti yang lain. Beberapa toko roti lainnya milik Etnis Tionghoa pun kembali di datangi namun hasilnya tetap sama. Pemilik toko menolak untuk bekerja sama atau memberikan informasi yang di maksutkan.

Pada akhirnya peneliti mendapatkan sebuah rekomendasi roti kelapa yang enak menurut si konsumen. Roti kelapa tersebut namanya Limo. Ibu Febrina Ginting (30 tahun) seorang pertenun Ulos menceritakan ada sebuah penjual roti kelapa yang sangat enak. Sedari beliau kecil roti tersebut sudah ada. Lokasinya ada di kawasan Kebun Lada Binjai Utara namun beliau tidak tahu pasti lokasinya. Informasi awal inilah yang menjadikan peneliti untuk mencari tahu lebih banyak tentang ―Roti

Kelapa Limo‘ yang terkenal enak dan legendaries. Peneliti bertanya kepada

masyarakat sekitaran Kebun Lada Binjai Utara. Ternyata tidak sulit menemukan lokasi tersebut. Banyak masyarakat yang mengetahui roti kelapa tersebut dan


(32)

17

menunjukan arah lokasi yang benar. Mereka juga berkata bahwa memang benar rasa dari roti kelapa tersebut enak dan terkenal sejak lama.

Sesampainya di lokasi, peneliti langsung mengobservasi tampilan luar dari tempat pembuatan roti. Ternyata hanya sebuah rumah huni biasa yang menjadi tempat produksi roti. Berbeda seperti yang peneliti bayangkan sedari awal bahwa mungkin roti kelapa tersebut merupakan produksi pabrik atau sebuah toko yang lebih mewah dan keren dari Royyan Bakery dan ternyata hanya sebuah tempat yang sederhana. Peneliti pun masuk berkenalan dengan pemilik dan disambut dengan sangat ramah. Ketika peneliti menyampaikan maksut tujuan kedatangan beliau tidak sungkan untuk memberikan informasi apapun yang peneliti inginkan. Beliau adalah Pak Nuriman

usia 50 tahun si wirausaha ‗Roti Kelapa Limo‘ yang terkenal.

Dalam langkah awal berkenalan dengan Pak Roy dan Pak Nuriman, penulis tidak berbasa-basi dan langsung mengutarakan niat untuk menjadikan usaha yang mereka kelola sebagai objek penelitian skripsi yang mana penulis akan menjadikan Pak Roy dan Pak Nuriman sebagai narasumber atau informan utama. Respon mereka pun sangat baik. Yang mana takala jika itu memberikan manfaat untuk orang lain mereka bersedia untuk membantu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

1.6.4.2 Wawancara

Wawancara mendalam (indepth interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara (interview


(33)

18

guide), pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

Peneliti berusaha untuk menjalin rapport5 dengan informan. Pengembangan

rapport dilakukan dengan cara hidup beradaptasi dan mengikuti kegiatan, melakukan

wawancara, data yang diperoleh benar-benar atau mendekati fakta yang sesungguhnya. Hasil-hasil wawancara akan dicatat dalam catatan lapangan untuk memudahkan pemahaman akan disertakan foto, rekaman suara yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam melakukan wawancara peneliti tidak membedakan mana informan pangkal, informan kunci ataupun informan biasa.

Dari observasi awal peneliti dilapangan, maka peneliti sudah menemukan informan meskipun untuk tahap awal peneliti masih melakukan wawancara sambil lalu. Observasi dilakukan hamper satu tahun. Awal mula ketertarikan peneliti

bertanya kepada seorang ibu berjilbab yang mengaku sebagai istri pemilik ‗Royyan Rambutan House‘. Beliau menjawab rasa penasaran peneliti dengan sangat ramah. 2

bulan paska kedatangan peneliti pertama kali ke Royyan Bakery dan pada saat itu judul skripsi peneliti sudah di setujui oleh Ketua Departemen Antropologi FISIP USU, peneliti mencoba malakukan pendekatanyang lebih intensif lagi. Peneliti datang ke toko dan bertanya apakah bisa bertemu dengan Owner. Pada saat ini karena

Manager sedang tidak ada di tempat, seorang SPG menyarankan untuk mengubungi

langsung pemilik atau Owner yaitu Pak Roy. pagi itu peneliti langsung menghubungi Pak Roy, di telephone tidak di angkat. Maka peneliti berinisiatif untuk mengirim pesan singkat (SMS) kepada kepada Pak Roy. Dan setelah menunggu seharian

5

Rapport adalah hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah-olah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya.


(34)

19

akhirnya Pak Roy merespon dengan menelephone peneliti dan menyatakan tidak keberatan jika usahanya dijadikan bahan penelitian.

Janji untuk bertemupun disepakati. Peneliti di rekomndasikan untuk bertanya atau wawancara dahulu dengan Manager yaitu sering di sapa oleh karyawannya dengan Bang Edy. Nama lengkap beliau adalah Edy Caniago. Peneliti menyampaikan maksut dan tujuan kedatangan serta menjelaskan bahwa sudah buat janji dengan Pak Roy. Bang Edy bersikap baik dalam memberikan jawaban yang peneliti tanyakan. Sampai pada akhirnya terbongkarlah sebuah rahasia bahwa, seorang ibu berjilbab yang pertama kali saya jumpai tersebut bukanlah istri dari Pak Roy sebagai Owner melainkan Manager sebelumnya dan sudah di pecat lalu di gantikan oleh Bang Edy.

1.6.4.3 Studi Kepustakaan

Dalam penulisan skripsi, peneliti menggunakan literatur untuk melengkapi data yang berhubungan dengan penelitian ini. Dimulai dari mendalami buku Metode Etnografi (Spradley) sebagai panduan penelitian, hingga artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah wirausaha dan bisnis. Perkembangan teknologi yang begitu pesat juga membantu dalam pencarian informasi dan data melalui media online seperti internet, yang biasa peneliti akses melalui www.google.com, bahkan informasi tentang Royyan Bakery bisa di temukan. Namun informasi tentang Roti Kelapa Limo tidak ada di internet.

1.6.4.4 Bahan Visual

Tidak luput juga untuk menggunakan dokumentasi visual untuk lebih menguatkan data yang telah didapat baik dari hasil observasi maupun wawancara. Bahan atau peralatan yang digunakan untuk mendukung dokumentasi visual ini disajikan dalam bentuk foto dan rekaman. Beberapa foto yang terkait dengan penelitian telah peneliti lampirkan dalam skripsi ini.


(35)

20 1.6.4.5 Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa secara kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisa, dikategorisasikan, dibandingkan dan dihubungkan (dicari hubungan-hubungan yang saling terkait satu dengan yang lainnya) untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan masalah penelitian. Melalui cara penganalisaan data tersebut diharapkan dapat ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan laporan atau hasil penelitian yang disusun secara sistematis untuk mendeskripsikan secara objektif. Pendeskripsian yang objektif menunjuk hasil pada hasil yang betul-betul ada dan terjadi di lapangan. Subjektif menunjuk guna terjalinnya hubungan yang baik (rapport) dengan para informan karena informanlah yang menjadi guru bagi sumber data dari skripsi ini.

Sebagai upaya pengumpulan data yang diperoleh dari lapangan, penulis juga akan memaparkan secara sederhana kendala-kendala yang didapatkan saat menemui dan mewawancarai informan.


(36)

21 BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Letak

Binjai adalah Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32" BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.

Gambar 1. PETA KOTA BINJAI Sumber Google Maps

Wilayah Kota Binjai seluas 90,23 Km2, terletak 28 M diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh Kab.Deli Serdang, Batas area disebelah Utara adalah Kecamatan


(37)

22

Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kab.Deli Serdang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab.Deli Serdang, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab.Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kab.Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab.Langkat. Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37 kelurahan dan desa.

Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BINJAI NO Kecamatan Luas (Km2)

1 Binjai Selatan 29,96

2 Binjai Kota 4,12

3 Binjai Timur 21,70

4 Binjai Utara 23,59

5 Binjai Barat 10,86

TOTAL 90,23

Sumber Badan Pusat Statistik Binjai, 2002 2.2 Sejarah

Binjai adalah salah satu Kota (dahulu daerah tingkat II berstatus Kotamadya) dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak 22 Km di sebelah barat Ibukota Provinsi Sumatera Utara, Medan. Sebelum berstatus Kotamadya, Binjai adalah Ibukota Kabupaten Langkat yang kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Membidang yang meliputi kawasan Medan, Binjai dan Deli Serdang. Saat ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumatera yang menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi Aceh6. Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di

6


(38)

23

antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat, terletak di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan Langkat.

Berdasarkan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang diperkirakan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai (Mangifera caesia) yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.

Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka. Kemudian nama pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.

Dalam versi lain yang merujuk dari beberapa referensi, asal-muasal kata "Binjai" merupakan kata baku dari istilah "Binjéi" yang merupakan makna dari kata "ben" dan "i-jéi" yang dalam bahasa Karo artinya "bermalam di sini". Pengertian ini dipercaya oleh masyarakat asli kota Binjai, khususnya etnis Karo merupakan cikal-bakal kota Binjai pada masa kini. Hal ini berdasarkan fakta sejarah, bahwa pada masa dahulu kala, kota Binjai merupakan perkampungan yang berada di jalur yang digunakan oleh "Perlanja Sira" yang dalam istilah Karo merupakan pedagang yang


(39)

24

membawa barang dagangan dari dataran tinggi Karo dan menukarnya (barter) dengan pedagang garam di daerah pesisir Langkat. Perjalanan yang ditempuh Perlanja Sira ini hanya dengan berjalan kaki menembus hutan belantara menyusuri jalur tepi sungai dari dataran tinggi Karo ke pesisir Langkat dan tidak dapat ditempuh dalam waktu satu atau dua hari, sehingga selalu bermalam di tempat yang sama, begitu juga sebaliknya, kembali dari dataran rendah Karo yaitu pesisir Langkat, Para perlanja sira ini kembali bermalam di tempat yang sama pula, selanjutnya seiring waktu menjadi sebuah perkampungan yang mereka namai dengan "Kuta Benjéi".

2.3 Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Binjai adalah 219.145 jiwa menurut data BPS Kota Binjai 2002. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Binjai selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan dari tahun 1998. Dan tentu saja ada penambahan jumlah penduduk di tahun 2014 yang belum dilakukan pendataan terbaru oleh BPS Kota Binjai.

Tabel 2. JUMLAH PENDUDUK DI KOTA BINJAI TAHUN 1998-2002

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

1998 104.264 105.211 209.475

1999 105.919 106.886 212.805

2002 106.953 106.234 213.187

2001 107.985 107.538 215.187

2002 110.459 108.686 219.145

Sumber: Badan Pusat Statistik Binjai, 2002

Sebaran penduduk di Kota Binjai sebagian besar terdapat di Kecamatan Binjai Utara dengan luasan daerah 23,59 km ² dan kepadatan penduduk sebesar 2.616 jiwa/km². Angka ini masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kecamatan Binjai Kota yaitu 8.005 jiwa/km². Hal ini disebabkan karena luasan daerahnya pun kecil yaitu 4,12 km² dengan jumlah penduduk sebesar 32.979


(40)

25

jiwa. Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Binjai Kota (8.005 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Binjai Selatan (1.360 jiwa/km2).

Tabel 3. PENDUDUK KOTA BINJAI TAHUN 2002

MENURUT LUAS DAERAH, BANYAKNYA RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK

2.3.1 Mata Pencaharian

Penduduk Kota Binjai yang merupakan angkatan kerja, sebagian besar adalah laki-laki yang bekerja, sebanyak 57.128 orang. Sedangkan sebagian besar penduduk Kota Binjai yang perempuan bukan angkatan kerja mempunyai kegiatan mengurus rumah, yaitu sebanyak 28.269 orang. Nilai ini hampir sebanding dengan jumlah penduduk perempuan Kota Binjai yang bekerja, yaitu sebanyak 28.784 orang.

Tabel 4. PENDUDUK BERUMUR >10 THN YANG BEKERJA MENURUT JENIS KEGIATAN DAN JENIS KELAMIN

DI KOTA BINJAI TAHUN 2002

Sebagian besar penduduk Kota Binjai bermatapencaharian di sektor jasa-jasa dan perdagangan. Untuk kegiatan perdagangan sendiri, tenaga kerja wanita lebih banyak dibandingkan dengam tenaga kerja laki-laki. Sedangkan untuk lapangan usaha


(41)

26

di bidang jasa-jasa, tenaga kerja laki-laki sejumlah dua kali lipat dibandingkan dengan tenaga kerja wanita.

Tabel 5. PRESENTASE PENDUDUK BERUMUR >10 THN YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA UTAMA DI KOTA BINJAI

TAHUN 2002

NO Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pertanian 8,89 10,71 9,53

2 Pertambangan dan penggalian 0,15 0,00 0,10

3 Industri 7,53 9,89 8,37

4 Listrik, gas dan air 0,60 0,55 0,58

5 Bangunan 8,43 0,00 5,45

6 Perdagangan 25,45 39,84 30,54

7 Angkutan 9,64 0,00 6,23

8 Keuangan 0,00 0,00 0,00

9 Jasa-jasa 39,31 19,01 39,00

Total 100,00 100,00 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Binjai, 2002 Gambar 2. Distribusi Prosentase Kegiatan Ekonomi

Kota Binjai Tahun 2002

Sumber: Badan Pusat Statistik Binjai, 2002

Kondisi Perekonomian Daerah Pada tahun 2002 PDRB Kota Binjai atas dasar harga berlaku bernilai 1.146,976,33 juta rupiah atau naik 15% jika dibandingkan dengan tahun 2001 sebesar 1.001.235,82 juta rupiah. Dari data tahun 2000, kontribusi


(42)

27

yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Tebing Tinggi yaitu sektor industri pengolahan (29,18%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (28,86%), dan sektor pertanian (11,21%). Sedangkan sektor lainnya (30,75%) meliputi sektor pertambangan, pengangkutan dan komunikasi, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, gas, air bersih, dan keuangan (membandingkan Kota Binjai dengan Kota Tebing Tinggi).

Tabel 6. PDRB KOTA BANJAI TAHUN 2000-2002

Sentra-sentra perdagangan hampir merata terdapat di setiap kecamatan, dengan pusat perdagangan terdapat di Kecamatan Binjai Kota. Jumlah usaha perdagangan di kota ini mencapai 2.064, dengan dominasi usaha perdagangan kecil sebanyak 1.729 usaha (83,7%). Sementara, jumlah usaha industri mencapai 462 unit industri non formal dan 305 unit industri formal. Hasil-hasil industri yang menjadi unggulan adalah industri anyaman bambu, konveksi, kerupuk, mebel bambu, selai, tepung, manisan buah, terasi, sepatu/sandal, dan tahu/tempe. Dan di tahun 2014 tentu aka nada perubahan jumlah. Apakah persentase naik atau turun di setiap sektornya belum diketahui karena belum dilakukannya sensus yang terbaru.


(43)

28

Tabel 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BINJAI TAHUN 2001

2.3.2 Sistem Pengetahuan

Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang mamadai. Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 154 sekolah dengan jumlah guru 1.502 orang dan jumlah murid sebanyak 32.016 orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) ada sebanyak 37 sekolah dengan jumlah guru 1.124 orang dan jumlah murid sebanyak 14.742 orang. Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) ada sebanyak 21 sekolah dengan jumlah guru 1.150 orang dan murid 10.331 orang. Jumlah SMK Kejuruan ada sebanyak 19 sekolah dengan jumlah guru 510 orang dan jumlah murid sebanyak 8.058 orang. Jumlah universitas/akademi pada tahun 2002 adalah sebanyak 4 buah dengan jumlah dosen 73 orang dan mahasiswa sebanyak 905 orang .

Jumlah ini tentu dan pasti dan berubah. Jika di lihat dari kasat mata peneliti maka sudah banyak masyarakat yang berstatus mahasiswa di Kota Binjai. karena adanya beberapa PTS di Kota Binjai seperti Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta (STAIS), KAPUTAMA, dan Budidaya. Dengan adanya ketiga OTS ini maka banyak masyarakt Kota Binjai yang tidak harus kuliah jauh keluar Kota jika tidak bisa kuliah di PTN yang di inginkan. Dengan banyaknya mahasiswa maka tenaga kerja guru uga


(44)

29

semakin banyak. Karena mahasiswa yang berkuliah di PTS tersebut juga menjadi tenaga honorer di sekolah-sekolah Dasar dan SMP Kota Binjai.

Masyrakat yang mungkin tidak bisa mengakses pendidikan kejenjang yang lebih tinggi banyak yang menjadi pekerja dan berwirausaha atau bahkan bertani membantu orangtuanya. Tak banyak pula yang memilih menikah agar mengurangi beban orangtua.

Tabel 8. JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA BINJAI TAHUN 2002

2.3.3 Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan

Hubungan interaksi antar warga masyarakat Kota Binjai dibilang sangat baik dan dekat. Terutama di daerah kelurahan. System gotong royong masayarakat sangatlah kuat. Dapat dilihat ketiga adanya kemalangan seperti sakit dan meninggal. Hal lainnya yang bisa dilihat yaitu dari adanya kebiasaan atau budaya “Lagan/Rewang” ketika ada tetangga yang pesta maka tetangga yang lain akan datang ketempat hajatan lalu membantu memasak masakan yang harus dimasak yang akan di sajikan ketika ada pesta. Biasanya tiga hari sebelum hari acara para tetangga sudah datang membantu. Lalu adanya budaya memunjung juga menjadi sarana komunikasi atau mengundang tetangga untuk datang sekaligus silahturami.

Terkait hubungan antar sesama, sebenarnya adalah masalah hati dan kenyamana kita dalam bergaul. Biasanya apabila cocok secara pemikiran maka


(45)

30

masyarakat tersebut akan saling tolog menolong dan menghormati. Andaipun tidak saling suka maka setidaknya akan tetap menjaga kedamain dan ketentraman hidup. Namun ada sebuah kasus yaitu pelaranagan sebuah Jamaah Gereja yang dilarang beribadah karena dianggap adanya kesalahan dalam pembangunan Gereja yang tidak sesuai izin dan masalah lainnya.

Di setiap wilayah Indonesia pasti ada organisasi masyarakat yang mewakili daerah masing-masing. Sama seperti di Kota Binjai juga ada Organisasi Masyarakat yang mewakili kelompok aspirasi tertentu seperti Pemuda Pancasila (PP), Ikatan Pemuda Karya (IPK). Ada juga Genk motor yang sering nongkrong di Tanah Lapang Merdeka Binjai di malam-malam tertentu seperti malam minggu. Tidak semua dari mereka berkelakuan baik. Terbukti ketika adanya perebutan lahan/lapak jualan pada April 2014 di Pasar Tradisional Tavip yang memakan korban jiwa dan luka-luka. Perembutan ini menimbulkan para pedagang berdemo di gedung DPR dan kantor Walikota Binjai.

Permasalahannya yaitu pedagang lama diusir dari lokasi karena dianggap mengganggu ketertiban pasar. Para pedagang yang berjualan dipinggir jalan raya diusir paksa oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). para pedagang pun mengalah demi keselamatan dan keamanan mereka. Namun beberapa hari pedagang tersebut tidak berjualan, ternyata dilapak tempat mereka berjualan sudah ada pedagang baru yang menggantikan mereka. Tentu saja ini memicu kemarahan dan konflik diantara para pedagang. Para pedagang yang baru ini mengatakan mereka sudah bayar uang kemanan kepemerintah. Ketika diselidiki ternyata yang mereka maksut pemerintah adalah preman yang menguasai daerah tersebut. Peneliti mengetahui kasus ini ketiga sedang Magang/PKL II di Polresta Binjai. Sebenarnya


(46)

31

organisisasi masyarakat itu banyak yang ternilai seperti preman daripada sebuah grub yang berprinsip menyalurkan aspirasi anggota demi kebaikan banyak orang.

2.3.4 Bahasa

Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Karo, suku Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April 2003 adalah 223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi.

Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Kota Binjai tergantung dari berasal dari suku mana mereka dilahirkan dan lingkungan tempat tinggal. Contohnya ketika tinggal didaerah yang mayoritasnya bersuku Jawa maka bahasa yang dominannya adalah bahasa Jawa. namun tentu tudak semua orang didaerah tersebut bisa bahasa Jawa dan sudah pasti menggunakan bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia. Hal serupa juga terjadi didaerah dengan mayoritas bersuku Batak, Karo atau Melayu serta lainnya. Namun juga tidak sedikit masyarakat yang bisa berbahasa diluar dari sukunya dan memilih berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Untuk kawasan kecamatan Binjai Kota dan Binjai Barat misalnya yang secara kasat mata sektor perekonomian dipegang oleh etnis Tionghoa, maka sudah bisa ditebak mereka akan menggunkaan bahasa mandarin untuk berkomunikasi diantara mereka yang berasal dari etnis/suku yang sama.

2.3.5 Religi

Agama Islam adalah agama yang paling mayoritas di Kota Binjai. dipeluk oleh mayoritas suku Jawa dan Melayu. Agama Kristen dipeluk sebagian besar suku Karo.


(47)

32

Budha dipeluk mayoritas suku Tionghoa yang berdomisili di kecamatan Binjai Kota dan Binjai Barat. Agama Hindu mayoritas dipeluk oleh suku/Etnis India. Untuk jumlah tempat beribadah tentu lebih banyak Masjid sebagai agama yang mayoritas paling besar di Kota Binjai. tentu jumlahnya tidak sebanyak Vihara, kuil serta gereja. Masyarakat Kota Binjai adalah masayarakat yang masih menyandingkan adat suku bangsanya dengan ajaran agama yang mereka anut.

2.3.6 Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Sistem peralatan hidup masyarakat Kota Binjai sudah terbilang Modern bisa dilihat dari peralatan pembuat roti dan kue di Royyan Bakery yang canggih. Jika dilakukan sensus Door To Door maka akan ditemukan banyak masyarakat yang memiliki Kulkas, AC, Televisi, Rice Cooker, Blender, kipas angin,mesin cuci dan lainnya yang mana digerakan dengan listrik. Semua bisa dilakukan dengan mudah oleh alat-alat rumah tangga yang canggih tersebut.

Tidak dalam hal alat rumah tangga saja, teknologi lain seperti sepeda motor, mobil, smartphone juga. Sinyal telekomunikasi di Kota Binjai terbilang bangus. Di Kota Binjai juga ada banyak warnet, yang menyediakan sarana untuk masyarakat mengakses internet. Namun hal tersebut tentu tidak menjadikan hal-hal tradisional dilupan. Contonya pengolahan Roti Kelapa Limo yang masih menggunakan tunggu adalah contonya. Di Kota Binjai juga masih ada masayrakat yang menenun dengan

alat tradisional ―Gedokan” atau alat tenun duduk serta ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).


(48)

33

Salah satu hal yang masuk kedalam seni yaitu masih ada manyarakat yang

menenun degan alat tradisional Gedokan dan ATBM seperti di ―Rumah Tenun Kita‖

yang ada di kelurahan Timbang Langkat, kecamatan Binjai Timur. Ada juga

masyarakat yang membuka usaha ―Kuda lumping/Jarang Kepang di kelurahan

Pujidadi, kecamatan Binjai Selatan. Kesenian lainnya seperti seni membuat anyaman keranjang dari bamboo, membuat peralatan rumah tangga dari kain ulos atau perca. Membuat lampu hias dengan bamboo dan lainnya. Membuat bunga cantik yang indah dari bahan bekas serta rerumputan. Seni menjahit border dan masih banyak lagi.

2.4 Aksesbilitas

Lokasi penelitian pemulis yaitu Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo dapat di akses dengan sangat muda karena letaknya berada pinggir jalan protocol Koa Binjai. Jalan yang dilalui oleh banyak masyarakat yang bertransportasi dengan kendaraan pribadi sepeda motor, mobil atau sepeda. Juga dilalui Angkutan Kota/Umum (Angkot) dan ada banyak Becak Bermotor (Bentor) di sekitaran Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo. Terkushus kepada Royyan Bakery yang letaknya berada di Binjai Kota dekat dengan kantor pemertintahan seperti Kantor Walikota, gedung DPRD Kota Binjai, Kodim, Polresta Binjai, Sekolah-sekolah SD, SMP dan SMA serta beberapa rumah sakit yang jaraknya tidak jauh dari Royyan Bakery tentu menjadi nilai lebih untuk usaha tersebut. Royyan Bakery juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemko Binjai. entah itu moril atau material. Seperti yang pernah diungkap Pak Roy di media massa koran yang bisa kita temukan di internet dan hal yang sama juga diungkapkan kepada peneliti. Untuk nomor yang bisa dihubungi untuk pemesanan atau lainnya bisa hubungi ke nomor Handphone 0813-9760-1182 dan 0811-6099-33 nomor pribadi Pak Roy.


(49)

34

Gambar 3: Mobil Royyan Bakery

Sumber: Koleksi Pribadi Penulis

Pada awalnya Royyan Bakery belum memiliki pemasaran yang kongkrit di internet. Lalu peneliti memberikan ide untuk membuat Fanpage :Royyan Rambutan

House Oleh-oleh Khas Binjai di Facebook. Ibu Elly Mardiana mengatakan

sebenarnya Royyan Bakery sudah menugaskan seseorang untuk membuat serta mengurusi Web khusus Royyan Bakery yang senantiasa mengupdate informasi ke Web semua hal tentang Royyan Bakery. Dan ternyata setelah dibayar Web itu belum dikerjakan. Akhirnya peneliti berinisiatif untuk membuat fanpage tersebut dan kini fanpage tersebut bisa diakses via internet.

Berbeda dengan Roti Kelapa Limo yang berada di Binjai Utara, walaupun lokasi berada dipinggir jalan raya protocol dan lintas provinsi (Jalan Perintis Kemerdekaan), namun dikarenakannya tidak terkonsepnya usaha ini dalam bentuk toko dan plang usaha yang dapat dilihat oleh masyarakat yang melintasi daerah ini menjadikan Roti Kelapa Limo tidak dapat di ketahui banyak orang. Akses untuk kesini sama mudahnya seperti Royyan Rambutan House yang bisa menggunakan jasa Angkutan Kota/Umum, becak, ataupun kendaraan milik pribadi. Namun berbeda


(50)

35

dengan Royyan Bakery yang mendapat dukungan dan semangat dari Pemko Binjai dan maksimalnya publikasi, Roti Kelapa Limo tidak mendapatkan dukungan dana atau pun dukungan penyemangat dari Pemko Binjai. keterangan dari Pak Nuriman yaitu dahulu sempat akan mendapatkan bantuan dari pemerintah sudah di sensus dan ditanya-tanyai namun sampai bertahun-tahun berlalu bantuan itu pun tidak pernah datang. Pak Nuriman membangun dan mempertahankan usahanya dengan usahanya sendiri. Pak Nuriman mengaku untuk menjaga kestabilitasan usahanya dahulu beliau pernah meminjam uang ke Bank. Atas berapa jumlah uang yang dipinjam tersebut Pak Nuriman tidak bersedia memberitahukannya. Namun beliau menuturkan bahwa cicilan bayar uang pinjamannya segera lunas sebelum akhir tahun 2014.

BAB III

DESKRIPSI USAHA


(51)

36 3.1 Sejarah Usaha

3.1.1 Royyan Bakery

Pada mulanya usaha ini didirikan oleh Pak Roy di Kota Binjai, beliau merupakan seorang yang sudah mulai berbisnis dibidang jasa penyaluran Security atau Satpam. Informasi yang didapat ini berasal dari Manager Royyan Bakery yang merupakan suami dari keponakan Pak Roy yaitu abang Edy Caniago. Beliau juga memberitahukan bahwa nama dari usaha tersebut yaitu Imagen Smart Securindo yang bernaung di PT.Smart Sukses. Pak Roy juga punya usaha property dan butik. Ketika ditanya detile tentang property dan butik yang bagaimana yang dilakukan oleh Pak Roy beserta istri, bang Edy tidak ingin menjelaskna lebih lanjut. Abang Edy sendiri merupakan pelatih ditempat penyalur Security. Karena suatu hal kini beliau diminta untuk menjadi Manager dari Royyan Bakery cabang pusat di Kota Binjai. Pada penjelasan selanjutnya beliau mengatakan bahwa Royyan Bakery tidak hanya ada di Kota Binjai saja namun juga akan segera dibangun di tempat atau lokasi yang lainnya.

Perawakan dari Pak Roy sendiri yang tampak selalu menggunakan baju yang santai, celana pendek, kaos oblong dan sandal biasa ini membuatnya tidak tampak seperti seorang pengusaha. Ketika ditanya tentang identitas pekerjaan aslinya beliau menolak dan berkata bahwasanya itu bukanlah hal yang penting. Sampai pada akhirnya penulis mengetahui bahwa profesi Pak Roy sendiri adalah seorang Polisi yang bertugas di Poldasu. Penulis mengetahui identitas tersebut ketika magang di Polresta Binjai selama dua bulan guna melengkapi matakuliah PKL II. Informan pada saat itu iyalah Ibu Lisa, PNS Polresta Binjai yang bekerja di Bagian Operasional (BagOps). Ibu Lisa sendiri pernah bertugas bersama Pak Roy di Nias ketika mereka masih muda di awal karir mengabdi di Polri. Hal serupa juga di benarkan oleh


(1)

98

b. Tidak Ada Yang Bisa Mengalahkan Kekuatan Niat: Menggunakan kekuatan niat untuk sukses dalam bisnis.

c. Memiliki kemampuan melihat dan menagkap peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya, yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan yang tepat dalam memastikan keberhasilan.

d. Setelah berhasil menguatkan diri akan keberanian untuk memulai, maka saatnya merealisasikan niat dengan tindakan nyata. Berwirausaha tidak harus dengan modal yang sangat besar. Bisa dimulai dengan usaha kecil sesuai kemampuan modal prabadi.

e. Seorang wirausahawan wajib memiliki strategi, kreatif, dan inovatif. f. Saran untuk Royyan Bakery dan Roti Kelapa Limo sebagai berikut:

Tabel 13: Saran

KATAGORI ROYYAN BAKERY ROTI KELAPA LIMO

Kebersihan Royyan Bakery harus lebih

memperhatikan kebersihan dapur sebelum dan sesudah memasak roti atau kue.

Hal yang serupa juga harus diperhatikan oleh

Pak Nuriman. Rumah

produksi harus lebih rapih dan bersih.

Bahan Peletakan bahan harus

lebih rapih dan tersusun dengan baik sesuai dengan kadar tempat penyimpanan yang seharusnya. Telur

yang sudah pecah

seharusnya tidak digunkan lagi untuk apapun karena sudah terinfeksi bakteri yang bahaya untuk tubuh.

Hal serupa juga berlaku untuk Roti Kelapa Limo, seharusnya punya tempat penyimpanan bahan baku agar tampak rapih dan tetap menjaga kualitas bahan.


(2)

99

Ketenaga kerjaan Bisa malkukan program

pelatihan kerja agar timbulnya rasa disiplin dan professional dengan tau hak dan kewajiban sebagai karyawan agar tidak terjadi hal-hal yang mungkin merugikan perusahaan.

Memulai rekrutmen

mereka yang benar-benar ahli dalam bidangnya dan

bukan mengandalkan

saudara dalam

management yang

beratasnamankan

kepercayaan keluarga.

Adakalanya merekrut

mereka yang tidak

semestinya menjadi bibit untuk merusak bisnis.


(3)

-100

DAFTAR PUSTAKA

Ahimsa Putra Ahimsa-Putra,H.S.et al, Ekonomi Moral, Rasional dan Politik Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta : Kepel Kepres, 2003

--- Paradigma, Epistemologi dan Metode Ilmu Sosial–Budaya. Yogyakarta: Universitas Gadja Mada, 2007.

Berutu, Lister ―Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dalam Pengelolahan Serta

Pelestarian Hutan”, Makalah disajikan pada Workshop Penyusunan Metode dan Kriteria Inventarisasi Masyarakat Hukum Adat dan Kearifan Lokal yang Terkait Dengan PPLH. Jakarta‖2011.

Dinsi, Valentino, dkk, Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian.

Jakarta: Let‘s Go Indonesia, 2004.

Fitra Hasri Rosandi, SKRIPSI “Prilaku Ekonomi Rasional Pengusaha Kain Tenun

Songket Sasak” (Study Kasus UD. DHARMA SETYA DI DESA PUYUNG,

KECAMATAN JONGGAT, NTB). FISIP UNAIR: 2013.

Hadiwiardjo, B.H dan S. Wibisono, Sulistijarningsih. ISO 9000: Sistem Manajemen Mutu. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1996.

Hanafi, Abdillah, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru, Surabaya: Usaha Nasional, 1981. Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia, 1974.

---, Pengantar Ilmu Antropologi Cetakan ke-8. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990

Mintargo, Bambang S., Tinjauan Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2000.

Muhandri, Tjahja dan Kadarisman, Darwin, Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor: FATETA-IPB, 2005.

Samini “Kiat Manipulatif Dalam Industri Penyamakan Kulit di Magetan,Jawa Timur” dalam Heddy Ahimsa-Putra,ed. Ekonomi Moral,Rasional dan Politik Industri Kecil di Jawa. Yogyakarta : Kepel Kepres, 2003.

Simatupang, G. R. Lono Lastoro, “Budaya sebagai Strategi dan Strategi

sebagai Budaya”, Global/Lokal, Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia Th. X. Bandung: MSPI, 2000.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Industri : Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Karya, 1987.

Suardi, Rudi. 2004, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000. Jakarta: Penerbit PPM, 2000.


(4)

101

SNI 19-9000, Sistem Manajemem Mutu: Dasar-dasar dan Kosakata, Jakarta:BSN, 2001.

SUMBER LAIN:

www.ciputraentrepreneurship.com/entrepreneur/ceo-kompas-gramedia-mendirikan-perusahaan-itu-mudah-membuatnya-sukses-yang-sulit (diakses 29 May 2014, 09.30 WIB)

Kementrian Pariwisata dan Ekonommi Kreatif, ―Inpres No. 6 tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, http://www.budpar.go.id/userfiles/file/7193_2610-Inpres6Tahun2009.pdf (diakses pada tanggal 23 Januari 2014, 10.15 WIB)

Menurut Moleong (2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang terjadi dan dialami oleh subyek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, wawancara dan studi kepustakaan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Binjai di akses 23 Januari 2014, 12.47 WIB

http://berkahtanimanunggal.wordpress.com/rambutan-binjai/ (diakses pada 12 Januari 2014, 20.40 WIB)

https://cyberpustaka.wordpress.com/nomor-dan-volume/62-2/(diakses pada 12 Januari 2014, 20.40 WIB)

http://yprawira.wordpress.com/manajemen-mutu-dan-keamanan-pangan/(diakses pada 12 Januari 2014, 20.40 WIB)


(5)

102

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Pak Roy

Usia : 50 Tahun

Pekerjaan : Wirausaha sekaligus Polisi (Pemilik Royyan Bakery)

2. Nama : Pak Nuriman

Usia : 50 Tahun

Pekerjaan : Wirausaha (Pemiliki Roti Kelapa Limo) 3. Nama : Ibu Elly Mardiana

Usia : 29 Tahun

Pekerjaan : Guru dan Wirausaha (Istri Pak Roy)

4. Nama : Indri

Usia : 19 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

5. Nama : Ibu Sri

Usia : 28 Tahun

Pekerjaan : Guru

6. Nama : ―Nona M‖

Usia : 19 Tahun

Pekerjaan : Wiraswata

7. Nama : Helpi

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa

8. Nama : Nuri

Usia : 20 Tahun

Pekerjaan : Kepala SPG Royyan Bakery 9. Nama : Ibu Sinuraya (Karo)

Usia : 65 Tahun

Pekerjaan : Pensiunan Guru 10.Nama : Ibu Rina Ginting

Usia : 36 Tahun

Pekerjaan : Pertenun

11.Nama : Mari

Usia : 30 Tahun


(6)

103

12.Nama : Kiding

Usia : 28 Tahun

Pekerjaan : Baker Royyan Bakery 13.Nama : Juli Ginting

Usia : 26 Tahun