91
4.4.4 Pendekatan Proses
Proses adalah kumpulan aktivitas yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka merubah input menjadi output. Sedangkan pendekatan
proses berarti identfikasi yang sistematis dan pengelolaan proses yang digunakan organisasi dan keterangan yang mempengaruhi setiap proses. Dalam konteks ISO
9001:2000, pendekatan proses mensyaratkan organisasi untuk melakukan identifikasi, penerapan, pengelolaan, dan melakukan peningkatan berkelanjutan continual
improvement proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu, dan mengelola interaksi masing-masing proses yang bertujuan untuk mencapai sasaran organisasi.
Proses-proses tersebut tercakup tiga hal yang merupakan proses pemantau dan pengukur. Tiga proses tersebut meliputi: 1 Proses inti; 2 Proses pendukung dan 3
Proses manajemen.
Proses inti berfungsi sebagai increase in value pada organisasi yang dimulai dari pelanggan eksternal dan kembali lagi ke pelanggan. Proses inti memberikan
kontribusi mayor pada organisasi dalam hal pencapaian kepuasan pelanggan. Untuk menjalankan proses inti dengan baik maka diperlukan proses pendukung. Sedangkan
proses manajemen berfungsi untuk pengendalian dan pembuatan keputusan.
4.4.5 Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Pendekatan sistem terhadap manajemen diartikan sebagai pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian
dan peningkatan sasaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan pendekatan sistem antara lain: a Integrasi dan
penjajaran proses akan mencapai hasil terbaik dari yang diinginkan, b Kemampuan
92
untuk memfokuskan usaha dalam proses kunci, c Memberikan kepercayaan pada interested parties, seperti konsistensi, keefektifan, dan efisiensi organisasi.
4.4.6 Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan berkesinambungan didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan berulang kali untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan
mutu. Peningkatan berkesinambungan continual improvement harus menjadi sasaran tetap perusahaan. Pada continious improvement terjadi proses pendekatan yang terus-
menerus dan dilakukan dengan segera setelah terjadi penyempurnaan. Hal ini akan menjadi standar dan tantangan untuk melakukan penyempurnaan lagi.
4.4.7 Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan analisis data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu
disiapkan oleh suatu organisasi yang menerapkan manajemen mutu, antara lain: a Harus membangun sistem informasi yang memadai untuk setiap proses seperti data
pasokan dari pemasok, bahan mentah, kondisi proses dan lain-lainnya, b Pemakaian teknik atau metode statistik yang relevan untuk analisis data c Melakukan
pengendalian record catatan, arsip, dsb dengan baik, d Mengembangkan teknik- teknik check sheet untuk berbagai proses dan kegiatan untuk mempermudah
pengumpulan data harian.
4.4.8 Hubungan Saling Menguntungkan dengan Pemasok
Organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung dan merupakan hubungan yang saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan
93
keduanya dalam memberikan nilai. Menurut Muhandri 2005 ada dua jenis arah kebijakan hubungan dengan pemasok, yaitu 1 bersifat sebagai lawan, dan 2
bersifat sebagai kawan kerjasamakemitraan. Arah kebijakan hubungan yang bersifat sebagai lawan mempunyai ciri-ciri: a Diwarnai oleh adanya kecurigaan
adanya sisipan bahan yang jelek, b Harga penawaran terendah menjadi fokus perhatian, c Keuntungan perusahaan bersifat jangka pendek, d Tidak ada
perencanaan bersama maupun bentuk kerjasama lainnya
Sedangkan arah kebijakan hubungan yang bersifat kemitraan mempunyai ciri- ciri: a Kedua belah pihak seolah-olah merupakan bagian dari perusahaan yang sama
b Adanya hubungan yang berkesinambungan c Adanya rasa saling percaya d Melakukan perencanaan bersama e Saling membantu dan mengunjungi f Pemasok
dianggap sebagai bentuk perluasan perusahaan.
94
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan