69
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, selanjutnya data yang diperoleh dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kategorisasi. Data
dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun distribusi frekuensi kategorisasi
kecerdasan emosi dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kecerdasan Emosi
No. Kriteria
Frekuensi Prosentase
Kategori
1 72
Sangat Rendah 2
73 – 99
Rendah 3
100 – 126
10 siswa 5,83
Sedang 4
127 – 153
144 siswa 84,7
Tinggi 5
154 16 siswa
9,41 Sangat Tinggi
Total 170
100
Berdasarkan tabel 7 di atas, dari 170 siswa kelas XI SMA N 5 Yogyakarta terdapat sebanyak 0 siswa 0 memiliki kecerdasan emosi
dalam kategori sangat rendah. Sebanyak 0 siswa 0 memiliki kecerdasan emosi dalam kategori rendah. Sebanyak 10 siswa 5,83
memiliki kecerdasan emosi dalam kategori sedang. Sebanyak 144 84, 7 memiliki kecerdasan emosi dalam kategori tinggi dan sebanyak 16
siswa 9,41 memiliki kecerdasan emosi dalam kategori sangat tinggi, artinya siswa mampu mengenali emosi diri, mampu mengelola emosi,
mampu memotivasi diri, mampu mengenali emosi orang lain atau empati, serta mampu membina hubungan. Sebaran data pada masing-masing
kategori disajikan dalam grafik, pada gambar 2 dibawah ini. Sebaran data pada masing-masing kategori disajikan dalam grafik, pada gambar 2
dibawah ini.
70
Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kecerdasan Emosi
b. Deskripsi data Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi
1 Deskripsi data Aspek Mengenali Emosi Diri atau Kesadaran Diri
Data aspek mengenali diri atau kesadaran diri dalam tingkat kecerdasan emosi siswa kelas XI di SMA N 5 Yogyakarta disajikan
dalam tabel 8 sebagai berikut: Tabel 8. Deskripsi Data Aspek Mengenali Emosi Diri Kesadaran Diri
Aspek Jumlah
Item Statistik
Hipotetik Empirik
Mengenali emosi diri Kesadaran
Diri 8
Skor Minimum 8
19 Skor Maksimum 32
32 Mean
20 25,63
SD 4
2,170 Berdasarkan deskripsi data pada tabel di atas dapat diketahui
hipotetik dari skala kesadaran diri memiliki skor minimum 1x 8 = 8 dan skor maksimal 8x 4 =32. Mean hipotetik diperoleh dari penjumlahan skor
maksimal dengan skor minimal kemudian dibagi 2 sehingga diperoleh hasil sebesar 20. Sedangkan standar deviasi hipotetik diperoleh dari skor
71
maksimal dikurangi skor minimal kemudian dibagi 6 yang diperoleh hasil sebesar 4. Berdasarkan data empirik, aspek kesadaran diri memiliki
nilai minimal 19, nilai maksimal 32, mean 25,63, dan standar deviasi 2,170.
Berdasarkan data yang diperoleh di atas, selanjutnya data yang diperoleh dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kategorisasi. Data
dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun distribusi frekuensi kategorisasi
mengenali emosi diri kesadaran diri dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Kesadaran Diri
No. Kriteria
Frekuensi Prosentase
Kategori
1 13
Sangat Rendah 2
14 – 18
Rendah 3
19 – 22
8 siswa 4,7
Sedang 4
23 – 27
130 siswa 76,47
Tinggi 5
28 32 siswa
18,82 Sangat Tinggi
Total 170
100
Berdasarkan tabel 9 di atas, dari 170 siswa kelas XI SMA N 5 Yogyakarta terdapat sebanyak 0 siswa 0 memiliki kesadaran diri
dalam kategori sangat rendah, 0 siswa 0 memiliki kesadaran diri dalam kategori rendah, 8 siswa 4,7 memiliki kesadaran diri dalam
kategori sedang, 130 76,47 memiliki kesadraan diri dalam kategori tinggi dan 32 siswa 18,82 memiliki kesadaran diri dalam kategori
sangat tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri pada siswa kelas XI SMA N 5 Yogyakarta termasuk dalam kategori
tinggi, artinya siswa mampu merasakan emosi yang sedang dialaminya,yakin dalam mengambil keputusan, realistis terhadap