27
pengetahuan dan keterampilan individu, sehingga membantu individu dalam menyesuaikan diri.
f. Menghargai pengalaman Adanya permasalahan yang dialami individu atau orang lain akan
menambah pengalaman individu dalam menghadapi suatu masalah. Pengalaman setiap individu berbeda-beda dalam menghadapi suatu masalah.
Individu dapat belajar dari pengalaman orang lain ketika menghadapi suatu masalah.
g. Bersikap realistik dan objektif Seseorang dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang positif
apabila ia mampu bersikap realistik dan objektif terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam menghadapi suatu masalah.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang positif ditandai dengan tidak adanya ketegangan
emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis, tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi,memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri,
mampu belajar, menghargai pengalaman, bersikap realistik dan objektif, serta mampu bereaksi terhadap dirinya maupun lingkungannya dengan cara yang
matang, efisien, memuaskan, dan sehat.
4. Penyesuaian Diri yang Negatif
Menurut Sunarto Hartono 2002: 227-229 seseorang dapat mengalami kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, kegagalan tersebut
dapat menimbulkan penyesuaian diri yang salah bagi individu. Penyesuaian diri
28
yang salah ditandai dengan adanya bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, agresif dan sebagainya. Bentuk
reaksi dalam penyesuaian diri yang salah antara lain yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, serta reaksi melarikan diri.
a. Reaksi bertahan Seseorang dikatakan memiliki penyesuaian diri yang salah apabila ia
berusaha untuk mempertahankan dirinya bahwa ia tidak pernah mengalami kegagalan, dimana yang sebenarnya ia mengalami kegagalan.
b. Reaksi menyerang Seseorang dikatakan memiliki penyesuaian diri yang salah apabila ia
menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalan yang dialaminya.
c. Reaksi melarikan diri Seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang salah akan melarikan
diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya. Berdasarkan perndapat dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki
penyesuaian diri negatif memiliki tiga bentuk reaksi yaitu reaksi bertahan, reaksi menyerang, dan reaksi melarikan diri.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyesuaian Diri Remaja
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melakukan penyesuaian diri, hal ini karena adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri baik faktor eksternal maupun internal. Menurut Schneider dalam Mohammad Ali Mohammad Asrori, 2014: 181-189 faktor
29
yang mempengaruhi penyesuaian diri pada remaja ada lima, yaitu: kondisi fisik,
kepribadian, proses belajar, lingkungan, agama serta budaya.
a. Kondisi fisik, kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuaian diri remaja. Aspek kondisi fisik yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja
adalah sebagai berikut:
1 Hereditas dan konstitusi fisik Hereditas dipandang lebih dekat dan tak terpisahkan dari
mekanisme fisik. Semakin dekat kapasitas pribadi, sifat, atau kecenderungan berkaitan dengan kontitusi fisik maka semakin besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian diri. Kecenderungan ke arah malasuai maladjusment diturunkan secara genetis, khususnya melalui media
temperamen. Faktor lain yang berkaitan konstitusi tubuh yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah intelegensi dan imajinasi.
2 Sistem utama tubuh Sistem utama tubuh yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah
sistem syaraf, kelenjar, dan otot. Sistem syaraf merupakan kondisi umum yang diperlukan bagi penyesuaian diri yang baik, sistem syaraf yang
berkembang normal dan sehat akan berpengaruh baik pada penyesuaian diri dan sebaliknya penyimpangan pada sistem syaraf akan berpengaruh
terhadap kondisi mental yang penyesuaian dirinya kurang baik. 3 Kesehatan fisik
Penyesuaian diri akan mudah dilakukan dengan kondisi fisik yang sehat, karena kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan