24
penyesuaian  sosial.  Schneider  dalam  Sulisworo  Kusdiyati,  dkk.,  2011:187 membagi aspek-aspek penyesuaian diri di sekolah menjadi lima aspek antara lain
sebagai berikut: a.  Mau menerima dan menghormati otoritas sekolah.
Siswa  mampu  menerima  dan  menghormati  kebijakan  dan  tata  tertib sekolah, dengan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah.
b.  Berminat dan berpartisipasi pada aktifitas sekolah. Siswa  mampu  berpartisipasi  dalam  kegiatan  non  akademik  untuk
mengembangkan potensi dirinya. Dalam hal ini, siswa diwajibkan mengikuti kegiatan  ekstrakurikuler  sesuai  dengan  minat  untuk  mengembangkan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya. c.  Membina  relasi  yang  baik  dengan  teman  sekolah,  guru  dan  unsur-unsur
sekolah. Siswa  mampu  menjalin  hubungan  sosial  dengan  baik  dengan  kepala
sekolah, guru, karyawan dan karyawati, teman sebaya maupun warga sekolah lainnya.
d.  Mau menerima tanggung jawab. Siswa mampu mengikuti  kegiatan  akademik secara aktif, dengan tidak
meninggalkan  sekolah  pada  saat  kegiatan  jam  belajar  mengajar  berlangsung kecuali  ada  urusan  yang  mendesak,  tidak  membolos,  dan  mengumpulkan
tugas-tugas dengan tepat waktu. e.  Membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan.
25
Siswa mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan dibidang akademik maupun non akademik untuk ketercapaian visi dan misi sekolah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri di sekolah  merupakan  kemampuan  yang  dilakukan  individu  atau  siswa  untuk
mencapai hubungan yang harmonis antara kebutuhan dan tuntutan baik dari dalam diri maupun lingkungan sekolah yang mencakup mau menerima dan menghormati
otoritas  sekolah,  berminat  dan  berpartisipasi  pada  aktifitas  sekolah,  membina relasi  yang  baik  dengan  teman  sekolah,guru,  dan  unsur-unsur  sekolah,  mau
menerima tanggung jawab, serta membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan.
3. Penyesuaian Diri yang Positif
Menurut  Mohammad  Ali    Asrori  2014:  176  seseorang  dikatakan memiliki  penyesuaian  diri  yang  baik  apabila  ia  mampu  melakukan  respons-
respons yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Dikatakan efisien apabila ia mampu  melakukan  respons  dengan  mengeluarkan  tenaga  dan  waktu  sehemat
mungkin,  dan  dikatakan  sehat  apabila  respons-respons  yang  dilakukannya  sesuai dengan  hakikat  individu,  lembaga,  atau  kelompok  antar  individu,  dan  hubungan
antara individu dengan penciptanya. Sunarto    Hartono  2002:  224-225  menjelaskan  bahwa  seseorang  yang
tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai dengan hal- hal sebagai berikut:
a.  Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional
26
Individu  mampu  bersikap  tenang,  emosi  tetap  stabil  dan  terkendali, serta tidak panik ketika menghadapi suatu masalah. Hal ini membuat individu
mampu mengambil solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah. b.  Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
Individu dikatakan mampu menyesuaikan diri dengan positif apabila ia mampu menyelesaikan masalah dengan baik tanpa menggunakan mekanisme
psikologis  seperti  defence  reaction  reaksi  bertahan,  dan  escape  reaction reaksi melarikan diri.
c.  Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi Seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang positif apabila ia tidak
menunjukkan  adanya  frustasi  pribadi  ketika  menghadapi  suatu  masalah. Individu  mampu  menghadapi  masalahnya  dengan  tenang  tanpa  merasa
terbebani dengan permasalahan yang ada. d.  Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
Seseorang  dapat  dikatakan  memiliki  penyesuaian  diri  yang  positif apabila  ia  mampu  mempertimbangkan  secara  rasional  keputusan  yang  akan
diambilnya  dalam  menghadapi  masalah,  selain  itu  ia  juga  mampu mengarahkan  diri  kearah  yang  positif  agar  tidak  melakukan  hal-hal  yang
dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. e.  Mampu dalam belajar
Seseorang  yang  memiliki  penyesuaian  diri  yang  positif  dapat  belajar dari  semua  permasalahan  yang  dialaminya  atau  kejadian  yang  ada  di
lingkungan  sekitarnya.  Adanya  kejadian  tersebut  dapat  menambah
27
pengetahuan dan keterampilan individu, sehingga membantu individu  dalam menyesuaikan diri.
f.  Menghargai pengalaman Adanya  permasalahan  yang  dialami  individu  atau  orang  lain  akan
menambah  pengalaman  individu  dalam  menghadapi  suatu  masalah. Pengalaman setiap individu  berbeda-beda dalam  menghadapi  suatu masalah.
Individu  dapat  belajar  dari  pengalaman  orang  lain  ketika  menghadapi  suatu masalah.
g.  Bersikap realistik dan objektif Seseorang  dapat  dikatakan  memiliki  penyesuaian  diri  yang  positif
apabila  ia  mampu  bersikap  realistik  dan  objektif  terhadap  kemampuan  yang dimilikinya dalam menghadapi suatu masalah.
Berdasarkan  pendapat  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  seseorang  yang memiliki  penyesuaian  diri  yang  positif  ditandai  dengan  tidak  adanya  ketegangan
emosional, tidak menunjukkan adanya mekanisme psikologis, tidak menunjukkan adanya  frustasi  pribadi,memiliki  pertimbangan  rasional  dan  pengarahan  diri,
mampu  belajar,  menghargai  pengalaman,  bersikap  realistik  dan  objektif,  serta mampu  bereaksi  terhadap  dirinya  maupun  lingkungannya  dengan  cara  yang
matang, efisien, memuaskan, dan sehat.
4. Penyesuaian Diri yang Negatif
Menurut  Sunarto  Hartono 2002:  227-229 seseorang dapat  mengalami kegagalan  dalam  melakukan  penyesuaian  diri  secara  positif,  kegagalan  tersebut
dapat  menimbulkan  penyesuaian  diri  yang  salah  bagi  individu.  Penyesuaian  diri