Karakteristik Remaja 206-209 menyebutkan ciri-ciri yang dimiliki remaja, sebagai berikut:

42 yaitumenggunakan variabel penyesuaian diri sebagai variabel terikat dan kecerdasan emosi sebagai variabel bebas. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel penyesuaian diri yang digunakan yaitu penyesuaian diri di sekolah. Penelitian ini membantu dalam memahami variabel kecerdasan emosi dan penyesuaian diri yang digunakan dalam penelitian ini. 2. Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh N.M.W.I. Artha Supriyadi 2013 menyatakan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah penyesuaian diri remaja awal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,632 dan sig 0,000. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula penyesuaian diri remaja awal, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka semakin rendah pula penyesuaian diri remaja awal. Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, maka remaja awal yang memiliki kecerdasan emosi dan penyesuaian diri yang tinggi diharapkan mampu mempertahankan dan membagikan pengalaman-pengalamannnya terhadap remaja lain. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi berhubungan dengan penyesuaian diri. Penelitian ini akan mengkaji hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas XI di SMA N 5 Yogyakarta, dengan kecerdasan emosi sebagai variabel bebas dan penyesuaian diri sebagai variabel terikat. 43

E. Pengaruh Kecerdasan Emosi terhadap Penyesuaian Diri dalam Layanan

Bimbingan dan Konseling Menurut Uman Suherman 2007: 10 bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu konseli sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga ahli konselor agar individu mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Sedangkan menurut Shertzer dan Stone dalam Syamsu Yusuf Juntika Nurihsan, 2009: 6 bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan oleh konselor kepada individu konseli agar individu dapat memahami diri dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Konseling menurut Syamsu Yusuf Juntika Nurihsan 2009: 9 diartikan sebagai proses helping atau bantuan dari konselor helper kepada konseli, baik melalui tatap muka maupun media cetak maupun elektronik, internet atau telepon, agar klien dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalahnya, sehingga berkembang menjadi seorang pribadi yang bermakna, baik bagi dirinya sendiri, maupun orang lain, dalam rangka mencapai kebahagiaan bersama. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor pada konseli agar konseli mampu menyelesaikan permasalahannya serta mampu 44 mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bimbingan dan konseling pribadi merupakan suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling kepada peserta didikkonseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab terhadap aspek pribadinya. Sehingga individu dapat mencapai perkembangan aspek pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya Permendikbud, 2014: 12. Bimbingan dan konseling bidang sosial merupakan proses pemberian bantuan untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosail,mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapau kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya Permendikbud, 2014: 13. Penelitian ini secara khusus akan memberikan kontribusi dalam pengembangan layanan bimbingan pribadi dan sosial. Fokus dalam penelitian ini adalah pengaruh aspek-aspek kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri. Dengan dilakukannya penelitian ini, maka kita dapat melihat kecerdasan emosi yang dimiliki siswa dan penyesuaian dirinya di sekolah. Dari hasil penelitian tersebut kita dapat mengembangkan program-program layanan bimbingan dan konseling