menggunakan SPSS 12 dan hasilnya dapat dilihat di dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.13. Rangkuman Uji Hipotesis IV dengan Menggunakan uji F
a Predictors: Constant, X3, X2, X1 b
Dependent Variable:
Sesuai dengan tabel 5.13. diperoleh nilai F
hitung
sebesar 0,258
dan harga F
tabel
untuk db
pembilang
3 dan db
penyebut
96 adalah 3,370 pada taraf signifikansi 5. Dengan demikian, harga
F
hitung
F
tabel
0,258 3,370 atau jika angka probabilitas dibandingkan, maka 0,856
0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara motivasi belajar, iklim kelas
dan presepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama- sama dengan prestasi belajar akuntansi tidak signifikan.
C. Pembahasan
1. Hubungan Antara motivasi belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Berdasarkan analisis korelasi Product Moment diketahui bahwa
tidak ada korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi. Koefisien korelasi sebesar 0,016 termasuk dalam kategori
sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Nilai r
hitung
r
tabel
, yaitu
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 68,059
3 22,686
,258 ,856a
Residual 8444,691
96 87,966
Total 8512,750
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
0,016 0,195 maka hipotesis tersebut ditolak dan setelah dilakukan uji signifikansi dengan uji t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai t
hitung
= 0,156 dan t
tabel
untuk dk 98 100-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,984. Apabila dibandingkan maka diperoleh hasil 0,156 1,984 atau jika
angka probabilitas dibandingkan, maka 0,876 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar akuntansi ditolak. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar akuntansi pada siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi pada
siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem, karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi
belajar akuntansi, misalnya: kondisi sosial ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, fasilitas belajar, media
pembelajaran, lingkungan, gaya mengajar, variasi mengajar, kedisiplinan belajar, kunjungan perpustakaan, kemandirian, dan jumlah jam belajar.
2. Hubungan Antara iklim kelas dengan Prestasi Belajar Akuntansi Berdasarkan analisis korelasi Product Moment diketahui bahwa
tidak ada korelasi antara iklim kelas dengan prestasi belajar akuntansi. Koefisien korelasi sebesar 0,039 termasuk dalam kategori sangat rendah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu pada range 0,00-0,199. Nilai r
hitung
r
tabel
, yaitu 0,039 0,195 maka hipotesis tersebut ditolak dan setelah dilakukan uji signifikansi dengan uji
t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai t
hitung
= 0,387dan t
tabel
untuk dk 98 100-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,984. Apabila dibandingkan
maka diperoleh hasil 0,387 1,984 atau jika angka probabilitas
dibandingkan, maka 0,700 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara iklim kelas dengan prestasi belajar akuntansi ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim kelas dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-
siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara iklim kelas dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa- siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem,
karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi, misalnya: kondisi sosial ekonomi orang tua, tingkat pendidikan
orang tua, perhatian orang tua, fasilitas belajar, media pembelajaran, lingkungan, gaya mengajar, variasi mengajar, kedisiplinan belajar,
kunjungan perpustakaan, kemandirian, dan jumlah jam belajar.
3. Hubungan Antara persepsi siswa tentang presepsi siswa tentang kompetensi guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment diketahui bahwa tidak ada korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prestasi belajar akuntansi. Koefisien korelasi sebesar 0,001 termasuk dalam kategori sangat rendah, yaitu pada range 0,00-0,199. Nilai r
hitung
r
tabel
, yaitu 0,001 0,195 maka hipotesis tersebut ditolak dan setelah dilakukan uji signifikansi dengan uji t diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
dengan nilai t
hitung
= 0,006 dan t
tabel
untuk dk 98 100-2 pada taraf signifikansi 5 sebesar 1,984. Apabila dibandingkan maka diperoleh hasil 0,006 1,984
atau jika angka probabilitas dibandingkan, maka 0,995 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara persepsi siwa tentang
kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi ditolak. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA
Pakem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara persepsi siwa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan
SMK SANJAYA Pakem, karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi, misalnya: kondisi sosial
ekonomi orang tua, tingkat pendidikan orang tua, perhatian orang tua, fasilitas belajar, media pembelajaran, lingkungan, gaya mengajar, variasi
mengajar, kedisiplinan belajar, kunjungan perpustakaan, kemandirian, dan jumlah jam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Hubungan Antara Motivasi Belajar, Iklim Kelas dan persepsi siswa tentang Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Akuntansi Berdasarkan
analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar, iklim kelas dan persepsi siswa tentang kompetensi guru
secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem. Pernyataan ini
berdasarkan analisis korelasi ganda, diketahui harga koefisien korelasi ganda r
hitung
sebesar 0,237 termasuk pada kategori rendah yaitu pada range 0,20-0,399. Hasil uji signifikansi dengan uji F diketahui F
hitung
F
tabel
0,258 3,370 atau bila angka probabilitas dibandingkan maka 0,856 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan signifikan antara
motivasi belajar, iklim kelas dan persepsi siswa tentang kompetensi guru secara bersama-sama dengan prestasi belajar akuntansi ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem. Hasil perolehan harga koefisien korelasi r
hitung
sebesar 0,016 dan r
tabel
sebesar 0,195 serta harga koefisien korelasi t
hitung
sebesar 0,156 dan t
tabel
sebesar 1,984. 2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim kelas dengan prestasi
belajar siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem. Hasil perolehan harga koefisien korelasi r
hitung
sebesar 0,039 dan r
tabel
sebesar 0,195 serta harga koefisien korelasi t
hitung
sebesar 0,387 dan t
tabel
sebesar 1,984. 3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara presepsi siswa tentang
kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa-siswi jurusan akuntansi SMK BOPKRI 1 dan SMK SANJAYA Pakem. Hasil perolehan harga
koefisien korelasi r
hitung
sebesar 0,001 dan r
tabel
sebesar 0,195 serta harga koefisien korelasi t
hitung
sebesar 0,006 dan t
tabel
sebesar 1,984. 4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar, iklim kelas
dan presepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI