52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV dalam penelitian ini membahas tentang deskripsi penelitian, tingkat pengembalian kuesioner, hasil penelitian, dan pembahasan.
4.1. Deskripsi Penelitian
Penelitian berjudul “Evaluasi Belajar yang Digunakan di Sekolah Dasar Inklusi se-Kabupaten Sleman
”, ini termasuk penelitian no- eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Penelitian
ini dilaksanakan bersama dengan pasangan kelompok studi penelitian. Sebelum meneliti, melakukan perizinan kepada pemerintah melalui
pengajuan surat ijin ke Kantor Kesatuan Bangsa, selanjutnya ke Kantor Bappeda Kabupaten Sleman, dilanjutkan permohonan ijin dengan UPT,
kecamatan, dan pihak Sekolah Dasar Inklusi se-Kabupaten Sleman. Kuesioner disebarkan pada tanggal 20 Juni 2016 sampai 22 Juni 2016
kepada 30 guru yang mewakili 10 SD Negeri se-Kabupaten Sleman. Teknis Pembagian kuesioner dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada guru kelas sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Sleman, dan peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner. Pengumpulan hasil kuesioner
diterima oleh peneliti sesuai dengan deadline yang telah diberikan oleh peneliti. Guru-guru bersedia untuk mengisi kuesioner dan mengembalikan
kuesioner sesuai dengan deadline yang telah diberikan oleh peneliti. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah guru kelas sekolah dasar inklusi se-kota Yogyakarta sebanyak 30 guru dari 10 SD inklusi yang menjadi sampel penelitian. Guru
kelas sekolah dasar inklusi se-kota Yogyakarta bersedia mengisi kuesioner yang peneliti bagikan. Peneliti menyediakan instrumen berupa kuesioner
yang berjumlah 30 buah. Kuesioner yang kembali sebanyak 30 instrumen atau 100.
4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 30 guru di 10 SD inklusi yang ada di Kabupaten Sleman. Kuesioner tersebut berisi 15 item pernyataan.
Kuesioner yang kembali 30 instrumen. Data bentuk evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Sleman dihitung
melalui lima tahap. Tahap pertama yaitu menghitung total dari setiap item. Tahap kedua yaitu mencari rata-rata nilai maksimal dari item. Rata-rata
dihitung dengan membagi dua total skor maksimal item. Tahap ketiga yaitu mencari mean dari skor item. Tahap keempat yaitu menghitung persentase
penggunaan evaluasi belajar. Persentase dihitung dengan membagi mean skor dengan mean skor maksimal dikali dengan 100. Tahap kelima yaitu
memasukkan hasil presentase ke dalam tabel. Berikut adalah tabel persentase penggunaan evaluasi belajar yang digunakan guru di SD inklusi se-
Kabupaten Sleman: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Hasil Angket Evaluasi belajar yang Digunakan Guru di Sekolah Dasar Inklusi se-Kabupaten Sleman
Aspek Indikator
No. Item
Jumlah Presentase
Ya Tidak
Ya Tidak
Tes Melakukan asesmen awal
dan akhir 1
27 3
90 10
2 25
5 83
17 3
23 7
77 23
Melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan
kemampuan ABK. 4
27 3
90 10
5 19
11 63
37 6
27 3
90 10
Melakukan penilaian kognitif.
7 26
4 87
13
Melakukan penilaian secara berkelanjutan.
8 29
1 97
3
Non Tes Melakukan asesmen awal,
tengah, dan akhir. 9
29 1
97 3
10 25
5 83
17 11
28 2
93 7
Melakukan penilaian afektif.
12 20
10 67
33
Melakukan penilaian psikomotorik.
13 22
8 73
27
Menyesuaikan instrumen penilaian hasil belajar.
14 29
1 97
3 15
29 1
97 3
Pada item 1 dari 30 guru, ada 27 90 guru yang menjawab “ya” dan 3 guru 10 yang menjawab “tidak” untuk pernyataan memberikan
latihan ulangan bagi siswa agar terbiasa dengan format ujian. Tiga guru yang menjawab tidak pada item ini seharusnya memberikan latihan ulangan agar
siswa terbiasa dengan format ujian dan tidak merasakan kesulitan saat mengerjakan ujian. Latihan ujian ini mampu menimbulkan rasa percaya diri
kepada siswa saat mengerjakan ujian karena sudah terbiasa melakukan latihan ujian yang diberikan guru.
Pada item 2 dari 30 guru, ada 25 guru 83 yang menjawab “ya”
dan 5 guru menjawab “tidak” untuk pernyataan memberikan les atau tutor
sebelum ujian sesuai jam pembelajaran sekolah berakhir pada siswa yang berkebutuhan khusus. Sangatlah perlu memberikan les atau tutor sebelum
ujian sesuai jam pembelajaran sekolah berakhir pada siswa yang berkebutuhan khusus. Namun dari hasil angket, masih ada 5 guru 17 yang
menjawan “tidak”. Perlu adanya pengarahan kepada 5 guru yang menjawab “tidak” karena memberikan les atau tutor sebelum ujian sesuai jam
pembelajaran sekolah berakhir pada siswa yang berkebutuhan khusus, sangat penting agar dapat mengulang kembali materi pelajaran pada siswa
berkebutuhan khusus yang belum paham. Pada item 3 dari 30 guru, ada 23 guru 77 yang menjawab “ya”
dan 7 guru yang menjawab “tidak” untuk pernyataan membuat alternatif bentuk pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus.
Sangatlah perlu membuat alternatif bentuk pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus. Namun dari hasil angket, masih ada 7 guru
23 yang menjawab “tidak”. Perlu adanya pengarahan kepada 7 guru yang
menjawab “tidak” karena membuat alternatif bentuk pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus, dapat mempermudah siswa
memahami pertanyaan yang dibuat guru dan tidak mempermasalahkan pertanyaan.
Pada item 4 dar i 30 guru, ada 27 guru 90 yang menjawab “ya”
dan 3 guru yang menjawab “tidak” untuk pernyataan menentukan standar kompetensi kelulusan pada setiap mata pelajaran sesuai kemampuan siswa.
Sangatlah perlu menentukan standar kompetensi kelulusan pada setiap mata PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI