Prinsip-prinsip Penyelenggaraan pendidikan Inklusi

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa fungsi pendidikan inklusif adalah guru mencegah agar tidak terjadi hambatan pada anak berekbtuuhan khusus dengan melakukan penanganan bagi anak berkebutuhan khusus dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengganti kekurangannya dengan fungsi lainnya.

2.1.1.4 Tujuan Pendidikan Inklusi

Pendidikan inklusi adalah kebersamaan untuk memperoleh pelayanan pendidikan dalam satu kelompok secara utuh bagi seluruh anak berkebutuhan khusus usia sekolah, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMASMK sederajat Subini, 2014: 50. Adapun tujuan dari sekolah inklusi ini Tarsidi, 2007: 36, yaitu: 1. Untuk mendidik anak berkebutuhan khusus dikelas reguler bersama- sama dengan anak-anak lain yang normal, beserta dukungan yang sesuai dengan kebutuhannya. 2. Untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus dan memberi kesempatan bersosialisasi. Dengan demikian maka tujuan pendidikan inklusi ini berarti : a. Menciptakan dan membangun pendidikan yang berkualitas, menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan, menciptakan suasana kelas yang menampung semua anak secara penuh dengan menekankan suasana kelas yang menghargai perbedaan yang menyangkut kemampuan, kondisi fisik, sosial ekonomi, suku, agama, dan sekaligus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, sosial, intelektual, bahasa dan kondisi lainnya. b. Memberikan kesempatan agar memperoleh pendidikan yang sama, dan terbaik bagi semua anak dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan bagi yang memiliki kecerdasan tinggi, bagi yang secara fisik dan psikologi memperoleh hambatan dan kesulitan baik yang permanen maupun yang sementara, dan bagi mereka yang terpisahkan dan termarjinalkan Santoso, 2012: 25.

2.1.2 Sekolah Dasar Inklusi

Sekolah dasar inklusi adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan reguler dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan khusus sesuai dengan potensinya masing-masing dan siswa reguler mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa berkebutuhan khusus ataupun siswa reguler dapat bersama-sama mengembangkan potensi masing-masing. Sekolah dasar inklusi adalah sekolah reguler yang mengakomodasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang cacat dalam program yang sama Ilahi, 2013: 87. Sedangkan Sokjorten 2003: 35 berpendapat bahwa sekolah dasar inklusi merupakan sekolah yang memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan dan memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah dasar inklusi adalah sekolah reguler yang memberikan kesempatan kepada siswa yang berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran secara bersama-sama dengan anak berkebutuhan tetapi tidak secara khusus sehingga dapat mengembangkan potensi kecerdasan yang mereka miliki. Berikut adalah sepuluh sekolah dasar inklusi yang ada di Kabupaten Sleman: Tabel 2.1 Daftar sepuluh sekolah dasar inklusi di Kabupaten Sleman No Sekolah Dasar Inklusi Kecamatan Jumlah Siswa ABK Keterangan 1. SD Negeri Ngijon 2 Moyudan 4 siswa 3 siswa slow learner 1 siswa autis 2. SD Negeri Semarangan 5 Godean 3 siswa 3 siswa slow learner 3. SD Negeri Demak ijo 2 Gamping 5 siswa 3 siswa slow learner 2 siswa hiperaktif 4. SD Negeri Sendangadi 2 Mlati 4 siswa 4 siswa hiperaktif 5. SD Negeri Plaosan 1 Mlati 3 siswa 3 siswa slow learner 6. SD Negeri Bedelan Mlati 5 siswa 5 siswa slow learner 7. SD Negeri gejayan Depok 7 siswa 2 siswa hiperaktif 4 siswa slow learner 1 siswa tunarungu 8. SD Negeri Mustokorejo Depok 4 siswa 3 siswa hiperaktif 1 siswa slow learner 9. SD Negeri Puren Depok 4 siswa 4 siswa slow learner 10. SD Negeri Bendungan Prambanan 3 siswa 3 siswa hiperaktif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI