Jenis-Jenis Anak Berkebutuhan Khusus ABK

mereka telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar, tetapi mereka masih tetap memerlukan layanan pendidikan khusus. Adapun karakteristik anak tunarungu sebagai berikut: a. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar. b. Banyak perhatian terhadap getaran. c. Terlambat dalam perkembangan bahasa. d. Tidak ada reaksi terhadap bunyi atau suara. e. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi. f. Kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara. g. Ucapan kata tidak jelas, kualitas suara anehmonoton 5. Kelainan Indera Pengelihatan Tunanetra adalah individu yang memilki hambatan dalam pengelihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total dan low vision. Anak dengan gangguan penglihatan ini dapat dikenali dengan melihat karakteristik sebagai berikut: a. Kurang melihat kabur, tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter. b. Kesulitan mengambil benda kecil didekatnya. c. Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus. d. Sering meraba-raba dan tersandung waktu berjalan. e. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruhbersisik kering. f. Tidak mampu melihat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI g. Peradangan hebat pada kedua bola mata. h. Mata bergoyang terus.

2.1.4 Evaluasi Belajar

2.1.4.1 Pengertian Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar adalah proses menentukan hasil yang telah dicapai melalui beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Evaluasi belajar merupakan salah satu sarana penting dalam meraih tujuan belajar mengajar. Guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan keberhasilan siswa dalam meraih tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan melalui kegiatan evaluasi Widoyoko, 2011: 4. Menurut Sudijono 1996: 16, evaluasi belajar adalah sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan pembelajaran yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, ini berarti bahwa evaluasi dalam pengajaran merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup suatu pembelajaran, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan, selama proses pembelajaran berlangsung, dan pada akhir pembelajaran. Menurut Arikunto 2008: 11, evaluasi belajar adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang semua pembelajaran yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilakukan siswa, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Dengan adanya evaluasi, siswa dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama mengikuti pendidikan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi belajar adalah proses pengumpulan informasi hasil kerja sama guru dan siswa dalam proses belajar sehingga diketahui kelemahan serta keputusan atau penyusunan program selanjutnya.

2.1.4.2 Bentuk Evaluasi Belajar

Menurut Kustawan 2006: 39 cara melaksanakan penilaian evaluasi belajar ada dua yaitu, aspek tes dan non tes. 1. Evaluasi Belajar dengan Tes Evaluasi belajar dengan tes adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian yang berbentuk pemberian tugas. Pemberian tugas diberikan dengan cara meberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut diberikan sebelum pelajaran pre-test sebagai asesmen awal maupun diberikan sesudah pelajaran post-test sebagai asesmen akhir. Soal-soal yang disusun oleh guru disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Hasil dari tes dapat dijadikan acuan untuk melakukan penilaian kognitif sekaligus menjadi dasar untuk melakukan penilian berkelanjutan. 2. Evaluasi Belajar dengan Non Tes Evaluasi belajar dengan non tes adalah penilaian untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian siswa. Bentuknya berupa rubrik pengamatan dengan pernyataan. Pengamatan dilakukan sebelum, saat, dan sesudah pelajaran sebagai asesmen awal, tengah, dan akhir. Hasil dari pengamatan dapat digunakan dalam rubrik penilaian afektif dan psikomotorik. Rubrik penilaian afektif misalnya ada pernyataan yang mengarah pada perilaku yang menunjukan adanya perkembangan siswa dalam hal ketekunan, kedisiplinan, kesabaran, kerja keras, minat dan sebagainya. Rubrik penilaian psikomotorik misalanya ada pernyataan yang memandu guru untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mendengarkan perintah guru, mempresentasikan tugas, kesediaan membantu teman dan sebagainya. Rubrik penilaian disesuaikan dengan instrumen penilaian hasil belajar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses pengambilan keputusan dari informasi melalui pengukuran hasil belajar baik menggunakan tes dan non tes. Penilaian hasil belajar dengan tes, guru dapat memberikan soal-soal ujian kepada siswa dan penilaian non tes, guru dapat membuat rubrik pengamatan untuk mengobservasi kemampuan siswa sehingga dapat mengembangkan potensi yang siswa miliki. Setelah guru mengetahui kemampuan atau potensi yang siswa miliki, guru dapat mengelola atau mengarahkan kemampuan atau potensi siswa dengan kecerdasan ganda yang sesuai karena pada dasarnya siswa memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol.

2.1.5 Kecerdasan Ganda

Kecerdasan Intelegence selama ini kita ketahui sebagai sebuah kemampuan didalam belajar, memahami suatu permasalahan yang ada serta mampu menyelesaikan permasalahan tersebut atau kemampuan berpendapat yang berasal dari fikiran seseorang tersebut. Kecerdasan sangat mempengaruhi perkembangan individu seseorang. Dalam kesehariaanya terlihat perbedaan kemampuan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari dan dalam menyelesaikan masalah Shaleh, 2008: 269. Sukmadinata 2007: 96 berpendapat kecerdasan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk memecahkan masalah, mengembangkan masalah baru yang hadir untuk dipecahkan, kemudian mengambil hikmah atau pelajaran yang bermanfaat dari masalah-masalah yang dihadapi untuk kehidupannya. Sedangkan menurut Gardner dalam Suparno, 2004: 14 kecerdasan merupakan potensi yang dimiiki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman, dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok yaitu kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan. Berdasarkan definisi para ahli di atas, maka dapat kita simpulkan kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir yang dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI