mengingat Mita adalah penyandang tunarungu, prestasi yang dimiliki Mita ini karena memiliki kemampuan intelegensi ruang-visual. Biarpun
Mita tunarungu ia dapat mengenal relasi benda-benda dalam ruang dengan tepat, punya persepsi yang tepat dari berbagai sudut, menggambar, dan
peka terhadap warna, garis dan bentuk Setelah meraih S2, Mita kembali ke Universitas Mercubuana. Pada
tahun 2000 Mita mendirikan sebuah yayasan dan kemudian ia sendiri menjadi Ketua Yayasan Sehat Jiwa dan Raga atau disingkat SEHJIRA.
Yayasan SEHJIRA yang didirikan Mita menunjukkan ia juga mempunyai kemampuan intelegensi interpersonal sehingga ia mampu mudah kerja
sama dengan teman, mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi teman, berkomunikasi verbal dan non verbal, serta memiiki rasa
empati. Dari cerita Mita dapat kita simpulkan bahwa kemampuan atau
kecerdasan ganda yang Mita miliki yaitu ruang-visual, kinestik badani, interpersonal, dan musikal tidak jauh dari pengaruh ibunya yang selalu
mendampingi dan mengamati perkembangan Mita dari sejak kecil dan guru Mita di sekolah. Ibu Mita selalu memberi dorongan dan semangat
kepada Mita untuk tidak putus asa pada keadaaan. Ibu Mita selalu membantu dan mengamati perkembangan Mita di rumah. Jika Mita merasa
kesulitan dalam suatu hal di rumah, ibu selalu membantu Mita. Waktu di sekolah gurulah yang mengamati perkembangan Mita agar Mita dapat
belajar dengan normal seperti siswa lainnya walaupun Mita mengalami tunarungu.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Gusti Nono Haryono pada tahun 2010. Judul penelitiannya adalah Studi Evaluasi Program
Pendidikan Inklusif bagi ABK di Sekolah Dasar Kabupaten Pontianak. Dipenelitian yang ditulis oleh peneliti mengatakan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai efektifitas
program pendidikan
inklusif. Data
yang diperoleh
menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil temuan komponen proses
menunjukan kegiatan perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran untuk setiap aspek dinilai masuk dalam kategori baik dan cukup baik.
Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Paramita Isabella, Emosda, dan Suratno pada tahun 2014. Judul
penelitiannya adalah Evaluasi Penyelanggaraan Pendidikan Inklusi Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di SDN 13IV Kota Jambi.
Dipenelitian ini yang ditulis oleh peneliti mengatakan bahwa teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti menggunakan in-depth
interview, yaitu wawancara mendalam yang tidak terstruktur ketat. Observasi dilakukan secara terus terang dan tersamar. Selain itu peneliti
juga melakukan pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu dokumen mengenai profil sekolah, data peserta didik, foto-foto, dan
sebagainya. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penyelenggaraan
pendidikan inklusi
di sekolah
dan apakah
pelaksanaannya sudah sesuai dengan standar yang diperuntukan bagi kegiatan tersebut, maka dalam hal ini fokus penelitian dititikberatkan pada
evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusi bagi peserta didik berkebutuhan khusus di SD Negeri 13IV Kota Jambi.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Lilik Maftuhatin pada tahun 2014. Judul penelitiannya adalah Evaluasi Pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus ABK di kelas Inklusif Di SD Plus Darul’ulum Jombang. Dipenelitian yang ditulis oleh peneliti mengatakan bahwa
penelitian ini bertujuan mencari solusi pemecahan masalah bagaimana sistem perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk
pelaporan yang telah dilakukan di kelas inklusif. Data yang diperoleh menggunakan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran sudah cukup bagus karena guru sudah menerapkan dua metode dalam evaluasi yaitu
dengan soal yang disamakan dengan reguler dan yang kedua dengan soal sesuai dengan kebutuhan mereka, disertai dengan portofolio yang
mencatat perkembangan mereka selama pembelajaran. Ketiga penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan. Pada penelitian pertama menyatakan bagaimana proses kegiatan perencanaan dan evaluasi pembelajaran.
Penelitian kedua menyatakan kesesuaian penyelenggaraan pendidikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inklusi yang berfokus fokus pada evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusi, sedangan yang ketiga menggambarkan bagaimana sistem
perencanaan evaluasi pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk pelaporan yang telah dilakukan di kelas inklusi dan memiliki relevansi dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti terkati dengan evaluasi pembelajaran di sekolah Inklusi. Ketiga penelitian tersebut memberi
relevansi kepada peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai Evaluasi belajar di sekolah dasar inklusi. Perlu adanya penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi. Literatur map penelitian yang relevan dapat dilihat pada
berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.1 Penelitian yang Relavan Gusti Nono Haryono
“Studi Evaluasi Program Pendidikan Inklusif bagi
ABK di Sekolah Dasar Kabupaten Pontianak”
Lilik Maftuhatin “Evaluasi Pembelajaran
Anak Berkebutuhan Khusus ABK di kelas
Inklusif
”
Paramita Isabella, Emosda, Suratno
“Evaluasi Penyelanggaraan
Pendidikan Inklusi Bagi Peserta Didik
Berkebutuhan Khusus di SDN 13IV Kota Jambi”
Perlunya efektifitas program evaluasi belajar
pada pendidikan inklusi.
Pentingnya sistem perencanaan evaluasi
pembelajaran, bentuk evaluasi, bentuk
pelaporan yang telah dilakukan di kelas
inklusif. Pentingnya evaluasi
dalam pendidikan inklusi di sekolah bagi siswa
berkebutuhan khusus di sekolah dasar.
Laurentius Beny Widya Ardika
“Evaluasi Belajar Yang Digunakan
Guru Di Sekolah Dasar Inklusi se-
Kabupaten Sleman”