Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

pertama yaitu melakukan asesmen awal, tengah, dan akhir lalu dijabarkan dengan pernyataan item nomor 9, 10, dan 11. Indikator kedua yaitu melakukan penilaian afektif lalu dijabarkan dengan pernyataan item nomor 12. Indikator ketiga yaitu melakukan penilaian psikomotorik lalu dijabarkan dengan pernyataan item nomor 13. Indikator keempat yaitu menyesuaikan instrumen penilaian hasil belajar lalu dijabarkan dengan pernyataan item nomor 14 dan 15. Berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat maka selanjutnya peneliti membuat lembar kuesioner evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Sleman. Berikut tabel 3.2 menunjukkan lembar kuesioner evaluasi belajar yang digunakan guru di sekolah dasar telah disusun. Tabel 3.2 Kuesioner Evaluasi Belajar Yang Digunakan Guru di Sekolah Dasar Inklusi se-Kabupaten Sleman No Aspek Indikator Pernyataan 1 Tes Melakukan asesmen awal dan akhir. 1. Saya memberikan latihan ulangan bagi siswa untuk terbiasa dengan format ujian. 2. Saya memberikan les atau tutor sebelum ujian sesuai jam pembelajaran sekolah berakhir pada siswa yang berkebutuhan khusus. 3. Saya dapat membuat alternatif bentuk pertanyaan saat ujian berlangsung bagi siswa berkebutuhan khusus. Melakukan penilaian hasil belajar sesuai dengan kemampuan ABK. 4. Saya menentukan standar kompetensi kelulusan pada setiap mata pelajaran sesuai kemampuan siswa. 5. Saya membuat indikator yang sesuai kemampuan siswa dan menjadi acuan terhadap hasil belajar. 6. Saya menggunakan instrumen penilaian yang bervariasi sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemampuan untuk menilai hasil belajar. Melakukan penilaian kognitif. 7. Saya memberikan tes tertulis atau lisan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang materi. Melakukan penilaian secara berkelanjutan. 8. Saya melakukan penilaian berdasarkan hasil kemajuan yang dicapai siswa. 2 Non Tes Melakukan asesmen awal, tengah, dan akhir. 9. Saya melakukan penilaian secara berkala pada seluruh siswa. 10. Saya mengobservasi kondisi kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran. 11. Saya mengobservasi kemampuan siswa diakhir proses pembelajaran. Melakukan penilaian afektif. 12. Saya membuat indikator tentang aspek sikapafektif. Melakukan penilaian psikomotorik. 13. Saya membuat instrumen observasi untuk meninjau sikap setiap siswa. 14. Saya membuat indikator tentang aspek psikomotor. Menyesuaikan instrumen penilaian hasil belajar. 15. Saya membuat instrumen observasi untuk meninjau ketrampilan siswa. Tabel 3.2 menunjukkan terdapat 2 aspek yaitu tes dan non tes. Aspek tes memiliki 4 indikator dengan jumlah 8 item, item tersebut antara lain item 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Aspek non tes memiliki 4 indikator dengan jumlah 7 item, item tersebut antara lain item 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15.

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas ini dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen non tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3.7.1 Validitas Isi Menurut Arikunto 1998: 160, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesasihan suatu instrumen. Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang divalidasi adalah angket yang akan diberikan kepada guru. Peneliti memilih 2 ahli untuk melakukan validasi, yakni dua dosen. Ahli memberikan penilaian pada lembar penilaian yang diberikan. Kuesioner penelitian ini mengukur bentuk evaluasi belajar yang digunakan oleh guru di sekolah dasar inklusi se-Kabupaten Sleman. Skala skor yang digunakan dalam lembar penilaian instrumen ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono,2011: 93. Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala 4 sudah baik,3 sudah baik, perlu perbaikan, 2 tidak layak, dan 1 sangat tidak layak. Dalam penelitian ini lembar penilaian dibuat berdasarkan indikator- indikator dan hasil akhirnya akan diakumulasikan kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Validasi pertama dilakukan oleh dosen PGSD yang ahli dalam anak berkebutuhan khusus. Hasil validasi dari beliau menunjukkan bahwa pada aspek pertama mengenai pengunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah EYD dan mudah dipahami oleh guru diberi nilai 5 tanpa komentar. Pada aspek kedua yaitu mengenai isi yang menyebutkan bahwa pertanyaan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti diberi nilai 5 tanpa komentar. Artinya, pertanyaan yang disusun sudah baik. Pada aspek pertanyaan bertujuan menggali pemahaman guru sekolah dasar inklusi tentang evaluasi belajar diberi nilai 5. Pada aspek pertanyaan yang disusun berkaitan dengan aspek evaluasi belajar dengan bentuk tes dan non tes diberi nilai 4 tanpa komentar, pemberian nilai 4 artinya pertanyaan yang disusun sudah baik, perlu perbaikan. Sedangkan pada aspek terakhir mengenai pertanyaan yang disusun sesuai dengan kekhasan evaluasi hasil belajar di sekolah dasar inklusi diberi nilai 5 tanpa komentar. Validasi kedua, dilakukan oleh dosen PGSD yang ahli dalam evaluasi belajar dan anak berkebutuhan khusus. Hasil validasi dari beliau menunjukkan bahwa pada aspek pertama mengenai pengunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah EYD dan mudah dipahami oleh guru diberi nilai 4 tanpa komentar. Pada aspek kedua yaitu mengenai isi yang menyebutkan bahwa pertanyaan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti diberi nilai 4 tanpa komentar. Artinya, pertanyaan yang disusun sudah baik namun perlu perbaikan. Pada aspek pertanyaan bertujuan menggali pemahaman guru sekolah dasar inklusi tentang evaluasi belajar diberi nilai 4 dan disusun berkaitan dengan aspek evaluasi belajar dengan bentuk tes diberi nilai 4 dengan komentar indikator dan pernyataan perlu diperbaiki. Pada aspek pertanyaan yang disusun berkaitan dengan aspek evaluasi belajar dengan bentuk non tes dan pernyataan disusun sesuai dengan kekhasan evaluasi hasil belajar di SD inklusi diberi nilai 4 tanpa komentar. 3.7.2 Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstruk yang hendak diukurnya AllenYen 1979 dalam Azwar, 2009: 48. Instrumen kuesioner mengenai bentuk evaluasi belajar yang digunakan oleh guru di sekolah inklusi dalam penelitian ini sebanyak 15 item dengan jumlah sampel sebanyak 10 sekolah inklusi 30 responden. Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft Excel dan dihitung menggunakan SPSS versi 21.0 for windows. Proses analisis menggunakan product moment dengan bantuan SPSS versi 21.0 for windows mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Hasil uji validitas yang dihitung menggunakan SPSS menunjukkan bahwa kuesioner ada 15 pernyataan akan ada pernyataan yang mendapat bintang satu artinya memiliki taraf kepercayaan sebesar 95. Sedangkan aitem yang memiliki tanda memiliki taraf kepercayaan sebesar 99. Pernyataan yang tidak mendapat bintang satu maupun bintang berarti pernyataan tersebut tidak valid. Dari 15 pernyataan yang sudah divalidasi, sebanyak 4 pernyataan tidak valid, ada 4 pernyataan yang mendapat bintang satu artinya 4 pernyataan tersebut valid. Sedangkan yang mendapat bintang dua ada 7 pernyataan artinya pernyataan tersebut sangat valid. Pernyataan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI