Pengertian Regulasi Emosi Regulasi Emosi

18 kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang menyenangkan dan menggembirakan dibanding memikirkan kenyataan. Apabila hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang lama maka dapat menimbulkan hal yang bersifat maladaptif. Rumination or focus on thought merupakan pola pikir yang memikirkan kejadian yang telah terjadi terus menerus. Strategi ini memiliki hubungan yang positif dengan depresi. Positive reappraisal merupakan pengambilan makna positif dari suatu kejadian. Strategi ini berhubungan negatif dengan perasaan cemas serta memiliki hubungan positif dengan perasaan optimis dan self esteem. Putting into perspective merupakan pola pikir yang acuh dan meremehkan masalah yang terjadi. Catastrophizing adalah pola pikir yang menekan individu dengan menganggap diri tidak beruntung dari situasi yang terjadi. Menurut Garnefski, strategi regulasi emosi yang baik terdiri dari acceptance, refocus on planning, positive refocusing, positive reappraisal, dan putting into perspective. Hal ini disebabkan strategi regulasi tersebut menunjukkan hubungan yang positif antara keoptimisan dan tingkat kepercayaan diri. Strategi regulasi emosi yang kurang baik adalah self blame, blaming others, rumination or focus in thought, dan catastrophizing. Hal ini disebabkan strategi tersebut berhubungan erat dengan depresi yang tinggi, maladaptasi, dan distress emosional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi

Menurut Thompson, proses emosi dipengaruhi oleh kesadaran, pemahaman, dan jenis kelamin. Di sisi lain, proses regulasi emosi juga dipengaruhi oleh hubungan antara orang tua dan anak, umur dan jenis kelamin, serta hubungan interpersonal. Menurut Rice, perasaan yang ada diantara keluarga dapat bersifat positif dan negatif. Perasaan positif dalam keluarga dapat berupa kehangatan, sensitivitas, kasih, cinta. Sebaliknya, perasaan negatif dapat berupa penolakan yang berujung pada permusuhan. Adanya kebutuhan perasaan seperti di atas, menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh pada emosi anaknya Nisfiannoor Kartika, 2004. Selain itu, umur dan jenis kelamin juga mempengaruhi regulasi emosi seseorang. Menurut Salovey dan Sluyter, perempuan dengan rentang usia 7 sampai dengan 17 tahun cenderung dapat melupakan emosi dari peristiwa yang menyakitkan dibandingkan dengan laki-laki dalam Nisfiannoor Kartika, 2004. Hubungan interpersonal dan individual juga memiliki pengaruh pada regulasi emosi karena saling berhubungan satu dengan yang lain dalam hal perkembangan regulasi Salovey dan Sluyter dalam Nisfiannoor Kartika, 2004. Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara orang tua dan anak, umur dan jenis kelamin, serta hubungan interpersonal mempengaruhi seorang individu mengelola atau meregulasi emosi.