Subjek 4 D Hal yang diperoleh setelah mengelola emosi
76
digolongkan dalam kategori kecewa Ali, 2011; Waskito, 2012. Selain itu, subjek juga merasa malu, sakit hati, dan merasa bersalah
kepada orang tua yang digolongkan dalam kategori malu. Menurut Gross, terdapat lima tahapan dalam proses regulasi
emosi yaitu pemilihan situasi, perubahan situasi, penyebaran situasi, perubahan kognitif, dan perubahan respon Widuri, 2010; Nurhera et
al, 2013; Gross Jazzaieri, 2014. Proses regulasi emosi yang dilakukan oleh subjek B yaitu meliputi penyebaran perhatian,
pemilihan situasi, dan perubahan situasi. Subjek B berdiam diri di kamar dan melakukan refleksi atas peristiwa tidak lulus UN yang
dialami. Hal ini termasuk dalam proses regulasi emosi penyebaran perhatian konsentrasi. Dalam hal ini subjek memfouskan perhatian
pada peristiwa tidak lulus UN dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai suatu teguran untuk semakin berusaha mencapai kesuksesan.
Proses regulasi emosi yang dilakukan subjek yaitu pemilihan situasi. Pemilihan situasi meliputi tindakan menghindari atau
mendekati objek dan situasi tertentu dalam upaya mengurangi atau meningkatkan emosi. Subjek B melakukan beberapa kegiatan yang
tidak berhubungan dengan UN seperti membantu orang tua, bermain bola basket, futsal, dan mengikuti kegiatan rohani. Beberapa kegiatan
tersebut merupakan salah satu cara subjek dalam upaya mengurangi emosi.
77
Apabila subjek secara tidak sengaja berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan UN, maka ia akan mengambil bagian dengan
memberi respon seperti bercanda dan memberi senyum. Hal ini termasuk dalam proses regulasi emosi perubahan situasi yaitu usaha
subjek mengubah situasi secara langsung untuk mengalihkan emosi yang dirasakan.
Subjek mengatakan bahwa ia mendapat ejekan dari saudara- saudaranya saat tidak lulus ujian nasional. Akan tetapi, subjek
menjadikan ejekan tersebut sebagai motivasi untuk membuktikan diri. Selain itu, subjek juga menjadikan peristiwa tidak lulus UN sebagai
teguran untuk semakin berusaha. Menjadikan ejekan sebagai motivasi dan persitiwa sebagai teguran merupakan salah satu strategi regulasi
emosi possitive reappraisal yaitu subjek mengambil makna positif dari suatu kejadian.
Walgito 2010 mengatakan bahwa seseorang cenderung kurang dapat menguasai diri, dan tidak memperhatikan norma maupun
keadaan sekitarnya ketika memiliki emosi. Akan tetapi, hal tersebut tidak ditunjukkan oleh subjek B saat mengalami emosi negatif. Dalam
hal ini, subjek tidak melakukan tindak anarki saat tidak lulus UN dan mengikuti ujian paket. Saat mengalami emosi negatif, subjek B masih
memperhatikan norma sekitar. Hal ini didukung dengan subjek yang tidak melakukan tindak anarki karena tidak ingin ditangani oleh pihak
berwajib dan tidak ingin membuat significant others merasa malu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI