Proses Regulasi Emosi Regulasi Emosi

19

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Regulasi Emosi

Menurut Thompson, proses emosi dipengaruhi oleh kesadaran, pemahaman, dan jenis kelamin. Di sisi lain, proses regulasi emosi juga dipengaruhi oleh hubungan antara orang tua dan anak, umur dan jenis kelamin, serta hubungan interpersonal. Menurut Rice, perasaan yang ada diantara keluarga dapat bersifat positif dan negatif. Perasaan positif dalam keluarga dapat berupa kehangatan, sensitivitas, kasih, cinta. Sebaliknya, perasaan negatif dapat berupa penolakan yang berujung pada permusuhan. Adanya kebutuhan perasaan seperti di atas, menunjukkan bahwa orang tua memiliki pengaruh pada emosi anaknya Nisfiannoor Kartika, 2004. Selain itu, umur dan jenis kelamin juga mempengaruhi regulasi emosi seseorang. Menurut Salovey dan Sluyter, perempuan dengan rentang usia 7 sampai dengan 17 tahun cenderung dapat melupakan emosi dari peristiwa yang menyakitkan dibandingkan dengan laki-laki dalam Nisfiannoor Kartika, 2004. Hubungan interpersonal dan individual juga memiliki pengaruh pada regulasi emosi karena saling berhubungan satu dengan yang lain dalam hal perkembangan regulasi Salovey dan Sluyter dalam Nisfiannoor Kartika, 2004. Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara orang tua dan anak, umur dan jenis kelamin, serta hubungan interpersonal mempengaruhi seorang individu mengelola atau meregulasi emosi. 20

B. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja juga dikenal sebagai masa pencaharian identitas. Erikson mengatakan bahwa untuk menjadi orang dewasa, remaja akan melalui masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas. Menurut Stanley Hall, masa remaja merupakan masa “stress and strain” yaitu masa kegoncangan dan kebimbangan. Remaja atau adolescene adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal yang dimasuki pada usia 10 hingga 22 tahun dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan sosial Santrock, 2002; Dariyo, 2004. Di sisi lain, Elizabeth B. hurlock menggolongkan rentang usia remaja antara 13 sampai dengan 21 tahun yang dibagi kedalam remaja awal yaitu 13 sampai dengan 17 tahun dan remaja akhir yaitu 17 tahun sampai dengan 21 tahun, sedangkan pada usia 10 sampai dengan 13 tahun merupakan masa pubertas atau preadolescence. Adapun penggolongan remaja menurut Thornburg yang dibagi menjadi tiga tahap yaitu remaja awal berusia 13 sampai dengan 14 tahun, remaja tengah berusia 15 sampai dengan 17 tahun, dan remaja akhir berusia 18 sampai dengan 21 tahun. Berdasarkan penggolongan rentang usia tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa rentang usia remaja yaitu 13 tahun sampai dengan 21 tahun Dariyo, 2004; Panuju, 1999; Santrock, 2002. Masa remaja diawali dengan perubahan fisik seperti pertambahan tinggi dan berat badan, perubahan bentuk tubuh, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 perkembangan karakteristik seksual. Selain itu, pada masa ini remaja telah memiliki pemikiran yang logis, abstrak, idealistis, remaja juga dapat mandiri dan banyak meluangkan waktu di luar keluarga.

2. Karakteristik Remaja

2.1. Perubahan Fisik Remaja

Perubahan fisik remaja yaitu adanya perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks dan dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual. Sebelum mengalami pubertas, seorang anak mengalami pertumbuhan rata-rata sepanjang 2-3 inchi setiap tahunnya. Saat mencapai pubertas, rata-rata anak mengalami percepatan dalam bertumbuh yakni 4-6 inchi pertahun. Perubahan hormonal adalah perubahan pada fase awal pubertas yang terjadi sekitar usia 11 sampai dengan 12 tahun. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyatakan bahwa terdapat dua karakteristik seks yang dimiliki oleh remaja sebagai tanda perubahan fisik untuk memasuki masa dewasa. Dua karakteristik yang dimaksud adalah seks primer dan seks sekunder. Perubahan seks primer adalah adanya perubahan organ seksual yang semakin matang sehingga dapat berfungsi untuk melakukan produksi. Perubahan seks sekunder adalah adanya perubahan terkait tanda indentitas seks seseorang melalui perubahan postur fisik sebagai akibat kematangan seks primer, seperti adanya jakun pada laki-laki dan suara yang melengking pada perempuan.