commit to user
dari expert yang lain menjelaskan kepada teman-teman sekelompok tentang apa yang dibahas dan dikerjakan selama di dalam kelompok
expert. Pada saat diskusi expert inilah, guru dapat memberikan bimbingan, validasi materi dan jawaban siswa dari masing-masing
expert.
Fase 4: Assessment
Guru mengadakan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Hasilnya berupa nilai individu dan masing-masing nilai
prestasi belajar matematika yang diperolehnya kemudian sebagai dasar nilai kelompok.
Fase 5: Team recognition
Guru bersama siswa menghitung perubahan nilai awal base score siswa dengan nilai hasil kuis secara individual. Kemudian nilai semua
siswa anggota masing-masing kelompok dijumlahkan dan dirata-rata sebagai nilai kelompok.
4. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments TGT
Team Games Tournament TGT pada mulanya dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, ini merupakan model pembelajaran
pertama dari Jhons Hopkins. Model ini menggunakan turnamen untuk menggantikan kuis, di mana siswa memainkan game di meja turnamen dengan
anggota tim yang lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat permainan ini cukup adil. Bagi
commit to user
siswa yang berprestasi tinggi bermain dengan siswa yang berprestasi tinggi dan yang berprestasi rendah bermain dengan siswa yang prestasi rendah juga.
keduanya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses dan menentukan skor bagi kelompoknya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Games Tournament TGT menambahkan dimensi kegembiraan bagi siswa yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan saling
membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi
sewaktu siswa sedang bermain dalam game, temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.
Menurut Slavin 2010:166 bahwa game terdiri atas pertanyaan- pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaannya kerja Tim. Game tersebut dimainkan di atas meja turnamen
dengan tiga siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan
sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-
masing. Menurut Slavin 2010:166 turnamen adalah sebuah struktur di mana
game berlangsung. Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen, tiga siswa yang berprestasi tinggi sebelumnya untuk di
tempatkan pada meja turnamen 1, tiga siswa berikutnya pada meja turnamen 2,
commit to user
dan seterusnya. Setelah turnamen pertama selesai, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada
tiap meja turnamen akan naik tingkat ke meja turnamen berikutnya yang lebih tinggi. Siswa dengan skor tertinggi kedua tetap tinggal di meja yang sama dan
yang memperoleh skor terendah diturunkan tingkatnya ke meja turnamen yang lebih rendah, untuk seterusnya mereka akan terus dinaikkan atau diturunkan
sampai mereka mencapai tingkat kinerja mereka yang sesungguhnya. Ilustrasi hubungan antara tim heterogen dan meja turnamen homogen dijelaskan pada
gambar berikut:
Gambar 2.1 Ilustrasi hubungan antara tim heterogen dan meja turnamen homogen
Menurut Pahyono 2004:6 bahwa model pembelajaran kooperatif melalui suatu turnamen, lebih banyak dipilih karena memberikan tantangan
TIM A
TIM B TIM C
A-1 A-2 A-3 A-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja Turnamen
1 Meja
Turnamen 2
Meja Turnamen
4 Meja
Turnamen 3
A-1 A-2 A-3 A-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah A
‐1 A‐2
A‐3 A‐4 Tinggi
Sedang Sedang Rendah
commit to user
yang menarik bagi siswa dalam bentuk permainan dan cara melakukannya relatif lebih mudah dibanding Jigsaw. Setiap siswa berperan sesuai dengan
kemampuannya dan menentukan peringkat kelompoknya. Langkah-langkah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, sebagai berikut: Fase 1
: Penjelasan guru Teacher presentation. Penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian motivasi, penjelasan
materi dan pembagikan LKS ke setiap siswa. Pembagian kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan prestasi siswa
dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin gender, etnik dan ras. Tiap kelompok beranggotakan 4–5 orang, tiap siswa diberi nomor dada
dari 1, 2, 3, 4, 5.
Fase 2: Menempatkan para siswa ke dalam Tim.
Penyediaan lembar penempatan meja turnamen berdasarkan peringkat pada ulangan sebelumnya. Jika jumlah siswa habis dibagi 3, semua meja
turnamen akan mempunyai 3 peserta. Jika ada siswa yang tersisa setelah dibagi tiga, satu atau dua dari meja turnamen, akan beranggotakan 4
orang. Penentuan nomor meja ini hanya untuk diketahui oleh guru dengan nomor meja dalam urutan yang acak, supaya para siswa tidak
tahu bagaimana cara penyusunan penempatan meja tersebut.
Fase 3 : Belajar Tim Team study.
Setelah siswa menerima LKS dari guru, mereka bekerjasama, diskusi dan menjawab soal-soal pada LKS.
commit to user
Fase 4 : Bimbingan kelompokkelas Scafolding.
Guru membimbing kerja kelompok maupun secara klasikal.
Fase 5 : Tournament Quizzes
Kompetisi dengan tiga peserta, meja turnamen dengan kemampuan homogen dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membagikan satu lembar permainan, satu lembar jawaban, satu kotak kartu bernomor dan satu lembar skor permainan pada tiap meja.
b. Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk menentukan pembaca pertama, permainan berlangsung sesuai waktu
dimulai dari pembaca pertama. c. Pembaca pertama mengambil kartu bernomor dan menjawab sesuai
kartu tersebut pada lembar permainan. d. Peserta di sebelah kiri atau kanannya penantang pertama punya opsi
untuk menantang untuk memberikan jawaban berbeda, dengan kompensasi untuk berhati-hati dalam menantang karena jika
jawabannya salah maka dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya. Penantang II boleh menantang jika
penantang I melewatinya. Apabila semua penantang sudah menantang atau melewati maka penantang kedua membacakan jawabannya dan
bagi yang jawaban benar akan menyimpan kartu.
commit to user
e. Permainan berlanjut hingga periode kelas berakhir atau kotaknya telah kosong.
f. Masing-masing peserta mencatat skor pada lembar skor permainan. g. Jika waktu yang tersedia masih ada maka dilanjutkan game kedua.
h. Selanjutnya siswa dengan skor tertinggi bergeser ke meja turnamen yang lebih tinggi grade-nya, urutan kedua tetap di tempat dan ketiga
bergeser ke meja turnamen dengan grade lebih rendah.
Fase 6 : Validation
Guru melakukan validasi, penjelasan tentang soal dan kunci jawaban kuis dan memberi kesempatan untuk tanya jawab bagi siswa yang belum
memahami soal yang menjadi tanggung jawabnya. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Fase 7 : Penghargaan kelompok Team recognition.
Penentuan skor tim dan dari skor yang diperoleh masing-masing kelompok maka selanjutnya adalah pemberian penghargaan lainnya.
Fase 8 : Menentukan skor Tim
Setelah diperoleh skor tiap anggota pada masing-masing kelompok, kemudian diadakan rekapitulasi nilai dengan penjumlahan skor anggota
dan dirata-rata untuk diperoleh skor kelompok, sehingga bisa ditentukan kelompok mana yang menjadi pemenangnya.
commit to user
Tabel 2.2 Penentuan skor Tim berdasarkan skor rata-rata kelompok.
NO PEROLEHAN SKOR RATA-RATA
PREDIKAT 1
85 atau lebih Super Team
2 75 – 84
Great Team 3
65 - 74 Good Team
5. Perbedaan model pembelajaran TGT dengan Jigsaw