commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang berhasilnya guru dalam pembelajaran dengan metode diskusi. Pelaksanaan diskusi kelompok yang sering
dilakukan, justru kurang diminati siswa. Siswa pandai cenderung mendominasi kelompok belajarnya karena merasa dirinya lebih dari temannya dan tidak
mempercayai teman sekelompoknya. Mereka dapat pula bersikap sebaliknya, pasif dan apatis sebagai akibat merasa dirugikan dalam diskusi kelompok karena
mereka akan bekerja keras untuk kelompoknya sementara siswa yang kurang pandai akan ikut memperoleh hasil kerja kerasnya. Jika dilihat dari siswa yang
kurang pandai, mereka cenderung merasa tersisihkan, rendah diri, dan pasif, karena seringkali pendapat-pendapat mereka kurang mendapat respon dari siswa-
siswa yang lebih pandai. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya model pembelajaran kooperatif yang tepat dengan sistem penilaian mengacu pada
kinerja kelompok dan kinerja individu dalam kontribusinya terhadap kinerja kelompok. Perlu pula pemberian keleluasaan interaksi antara pendidik dengan
siswa maupun siswa dengan siswa selama proses belajar mengajar. Interaksi berdampak positif dapat memberi motivasi dan mutualitas kepada siswa untuk
mengikuti proses belajar.
commit to user
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada pendidikan formal. Matematika mempunyai peranan yang sangat penting untuk
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena matematika merupakan akar dari semua ilmu. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan menunjukkan
bahwa prestasi belajar matematika siswa masih sangat rendah dibandingkan dengan prestasi mata pelajaran lain. Sudah banyak usaha yang dilakukan
pemerintah kabupaten Blora dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran matematika. Namun belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Rendahnya hasil pendidikan matematika dengan ditunjukkan adanya kenyataan, sebagai berikut:
1. Prestasi siswa SMP negeri se-kabupaten Blora untuk mata pelajaran matematika dalam UN tahun 2009 dan 2010 menempati urutan 3 di bawah
mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. 2. Nilai UN mata pelajaran matematika SMP dua tahun terakhir mengalami
penurunan, hal ini ditunjukkan pada 2009 nilai rata-rata matematika kurang dari 6,00 nilai terendah 3,25 dan nilai tertinggi 10,00 sedangkan tahun 2010
nilai rata-rata matematika kurang dari 6,00 nilai terendah 2,50 dan nilai tertinggi 10,00 Sumber Diknas Kabupaten Blora .
3. Siswa yang tidak lulus pada Ujian Nasional UN khususnya kabupaten Blora 2 tahun terakhir ini mengalami kenaikan yang signifikan yaitu pada tahun 2009
adalah 7,2 terdapat mata pelajaran matematika yang belum tercapai batas minimal kelulusan paling banyak dibandingkan dua mata pelajaran yang
lainnya yaitu Bahasa Indonesia dan IPA, pada tahun 2010 adalah 11,48,
commit to user
terdapat mata pelajaran matematika yang belum tercapai batas minimal kelulusan paling banyak dibandingkan tiga mata pelajaran yang lainnya yaitu
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan IPA Sumber Diknas Kabupaten Blora. Hal tersebut di atas antara lain disebabkan karena guru dalam proses
belajar mengajar yang selama ini yang dilakukan adalah dengan membiarkan siswa belajar secara pasif, mereka hanya dibiarkan menerima materi pelajaran
tanpa diperhatikan daya kreatifnya. Konsekuensinya adalah siswa lebih dituntut untuk belajar hafalan, sehingga informasi bahan pelajaran yang sampai ke
memori siswa tidak mampu bertahan lama atau mudah terlupakan. Ini akan menimbulkan dampak buruk pada siswa, mereka tidak bisa atau sulit menerapkan
beberapa konsep dan rumus untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memecahkan persoalan tersebut adalah
dengan mengubah cara belajar siswa dengan memberikan suasana belajar yang baru yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament TGT dan Jigsaw. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat mengurangi kejenuhan belajar pada siswa. Pembelajaran lebih menekankan pada
pendekatan kontekstual, yang mana matematika bersifat abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk kontekstual, sehingga siswa dapat memahami konsep
dengan mudah dan menyenangkan. Yang perlu diperhatikan di sini bahwa siswa diberi keleluasaan dalam belajar dalam arti siswa bisa menempatkan posisi belajar
sesuai yang mereka inginkan tanpa ada penekanan dari guru. Diciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan.
commit to user
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari
dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman, motivasi juga mendorong dan mengarah minat belajar
untuk tercapainya tujuan. Bagi siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga akan dapat meningkatkan prestasi
belajar.
B. Identifikasi masalah