Instrumen Penelitian METODE PENILITIAN

commit to user e. Menentukan cara pemberian skor. f. Dalam menentukan skor angket setiap alternatif jawaban mempunyai skor berbeda-beda. Pemberian untuk tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item. g. Mengadakan uji coba angket. Tabel 3.4 Kriteria penilaian angket Jenis Pertanyaan Alternatif Jawaban Pilihan Skor Pertanyaan + Sangat tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju A B C D E 1 2 3 4 5 Pertanyaan - Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat tidak Setuju A B C D E 5 4 3 2 1

G. Instrumen Penelitian

Menurut Sudarwan Danim 2002:136 bahwa instrumen penelitian dapat dikatakan baik jika memenuhi kriteria berikut ini: 1. Bentuk instrumen relevan dengan jenis data yang dikumpulkan dan peneliti sebagai instrumen sebagai instrumen utama harus menguasai permasalahan. 2. Setiap instrumen harus mampu menjaring data penelitian dan dapat berkembang dalam proses. 3. Duplikasi antara setiap butir instrumen dimungkinkan untuk pendalaman atau divergenitas berpikir. commit to user 4. Tata instrumen bersifat sederhana dan mudah dimengerti oleh subjek dan peneliti harus paham fokusnya. 5. Antara butir instrumen yang satu yang lain harus saling mengisi untuk menjaring data sebanyak mungkin. Instrumen juga yang baik juga jika memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar dan angket tentang motivasi belajar matematika siswa. Tahap- tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tes. Instrumen tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika pada materi teorema Phytagoras. Sebelum intrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba intrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Setelah diuji coba dilakukan analisis butir soal. a. Uji validitas isi Agar tes mempunyai Validitas isi, menurut Budiyono 2003:58 harus diperhatikan hal-hal berikut: 1 Tes harus dapat mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan. 2 Penekanan materi yang akan diujikan seimbang dengan penekanan materi yang diajarkan. 3 Materi pembelajaran untuk menjawab soal-soal tes mudah dipelajari dan dipahami oleh tes-tes. commit to user b. Uji Daya Beda Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai. Daya pembeda item dapat diketahui melalui melihat besar kecilnya angka daya pembeda discriminatory power yang dimiliki oleh sebutir item. Daya pembeda item dihitung atas dasar pembagian testee ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas yakni kelompok testee yang tergolong pandai dan kelompok bawah yakni kelompok testee yang tergolong bodoh. Pembagiannya kelompok berdasarkan 50 testee kelompok atas dan 50 testee kelompok bawah. Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai. Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis. Rumus menentukan daya beda adalah sebagai berikut: Keterangan : N t = banyaknya siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. N r = banyaknya siswa kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. n t = banyaknya siswa yang termasuk dalam kelompok atas. n r = banyaknya siswa yang termasuk dalam kelompok bawah. Anas Sudijono 2006:385 DB = N t N r n t n r - commit to user klasifikasi : - DB 0,20 Daya Beda jelek - 0,20 DB 0,30 Daya beda kurang baik - 0,30 DB 0,40 Daya beda cukup baik - DB 0,40 Daya beda baik Range untuk DB adalah -1 DB 1. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan klasifikasi DB 0,30. c. Tingkat Kesukaran Menurut Anas Sudijono 2006:370 bahwa bermutu tidaknya butir- butir tes prestasi belajar dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir tes tersebut. Butir-butir tes prestasi belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir yang baik, apabila butir- butir tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah. Rumus menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes sebagai berikut: Dengan: P = angka indeks kesukaran. B = banyaknya peserta tes yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir tes yang bersangkutan. Js = jumlah seluruh peserta tes prestasi belajar. klasifikasi: - P 0,30 Terlalu sukar. - 0,30 P ≤ 0,70 Cukupsedang. P = Js B commit to user - P 0,70 Terlalu mudah. Range untuk P adalah 0 ≤ P ≤ 1. Dalam penelitian ini butir soal tes yang dipakai jika 0,30 ≤ P ≤ 0,70. Anas Sudijono 2006:372 d. Uji Reliabilitas Menurut Budiyono 2003:65 bahwa suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan oleh orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Reliabilitas menunjukkan kepada keajegan hasil pengukuran. Dalam tes uji coba maupun tes prestasi belajar matematika, setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 sehingga untuk menghitung tingkat reliabiltas tes digunakan rumus Kuder–Richardson dengan KR–20, yaitu: r 11 = Dengan : r 11 = indeks reliabilitas instrumen. N = banyaknya butir instrumen. s t 2 = varian total. p i = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i. ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ∑ 2 t i i 2 t s q p s 1 n n commit to user q i = 1-p i Range untuk r 11 adalah 0 r 11 1 dan soal dikatakan reliabel jika r 11 ≥ 0,7. Budiyono 2003:69 2. Angket Instrumen angket digunakan untuk mengetahui motivasi belajar matematika siswa. Sebelum instrumen digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas perlu dilakukan uji coba instrumen sebagai berikut: a. Uji validitas angket Menurut Budiyono 2003:59 bahwa untuk menilai suatu instrumen angket mempunyai validasi isi yang tinggi biasanya dilakukan melalui expert judgement penilaian yang dilakukan oleh para pakar. Penelitian ini validitas yang dipakai adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam instrumen. Untuk menjaga obyektifitas validitas isi, disiapkan daftar isian untuk ditanggapi oleh seorang responden. Untuk memenuhi validitas isi, peneliti melakukan prosedur dalam penyusunan angket sebagai berikut: 1 Menentukan indikator yang akan diukur yaitu mengenai motivasi belajar matematika. 2 Menyusun kisi-kisi soal angket berdasarkan indikator yang dibuat. 3 Menyusun butir-butir angket berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. 4 Melakukan penilaian terhadap butir-butir angket, penilaian dilakukan oleh pakar Validator. commit to user ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = ∑ 2 t 2 i 11 s s 1 1 n n r b. Uji Reliabilitas Angket Reliabilitas menunjukkan keajegan hasil pengukuran dalam angket. Untuk uji reliabilitas angket pada penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpa, yaitu: Dengan: r 11 = indek reliabilitas instrumen. n = banyaknya butir instrumen. = variansi butir. = variansi total. Angket dikatakan reliabel jika r 11 0,7. Budiyono 2003:70 c. Konsistensi Internal Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya, ini menunjukkan bahwa semua butir angket harus saling konsisten satu sama lain dan mempunyai dimensi yang sama. Konsistensi internal untuk butir ke-i rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson berikut: Y Y n X X n Y X XY n r 2 2 2 2 xy ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = s i 2 s t 2 commit to user Dengan: r xy = indeks konsistensi internal untuk butir soal ke-i. n = banyaknya subjek yang dikenai tes instrumen. X = skor butir ke i. Y = skor total. Range untuk r xy adalah -1 r xy 1. Butir soal angket dipakai jika r xy 0,30. Budiyono 2003:65

H. Teknik Analisa Data

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament(Tgt)( PTK pada Siswa Kelas VII A SMP D

0 2 10

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Fan-N-Pick pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kecemasan pada Matematika Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Magelang.

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5