Motivasi Belajar matematika Kajian Teori

commit to user matematika yang di tunjukkan dengan hasil yang berupa nilai dan perubahan motivasi belajar matematika.

7. Motivasi Belajar matematika

Menurut Abdul Hadis 2008:29 bahwa motifmotivasi secara umum diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi untuk mencapai tujuan. Motif juga dapat diartikan sebagai kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong dia untuk melakukan aktivitas tertentu demi untuk mencapai tujuan. Menurut Agus Suprijono 2009:163 hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi belajar siswa ada dua macam yaitu yang berasal dari dalam instrinsik misalnya keinginan untuk mencapai cita-citanya dan yang berasal dari luar ekstrinsik misalnya adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif yang menyenangkan dan membuat siswa mudah belajar. Menurut Slavin 2010:34 bahwa ada dua teori dalam pembelajaran koperatif yaitu motivasi dan teori kognitif. Pada teori motivasi pembelajaran koperatif terutama menfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana commit to user siswa bekerja. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa akan termotivasi untuk belajar baik dalam kelompok atau secara termotivasi untuk belajar baik dalam kelompok atau secara individu. Jika ada penghargaan dari guru bila berhasil dalam belajarnya. Ciri–ciri Motivasi Belajar Siswa adalah sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus untuk waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai. b. Ulet menghadapi kesulitan tidak mudah putus asa. c. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi. d. Ingin mendalami bahan bidang pengetahuan yang diberikan di kelas. e. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasinya. f. Menunjukkan minat terhadap masalah orang dewasa misalnya terhadap pembangungan agama, politik, korupsi, keadilan dan sebagainya. g. Senang dan rajin belajar, penuh semangat. h. Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan pendapat tersebut. i. Cepat bosan dengan tugas rutin. j. Mengejar tujuan jangka panjang dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat untuk sesuatu yang ingin dicapai kemudian. Membangkitkan motivasi pada diri siswa bukanlah hal yang mudah dilakukan. Perlu mengenal diri siswa lebih lanjut dan mencari informasi tentang keinginan siswa tersebut, sehingga kita dapat memotivasi mereka. Ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain: commit to user a. Pemberian penghargaan secara verbal. b. Memberikan pujian terhadap siswa yang memperoleh peningkatan prestasi belajar selain menyenangkan siswa juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara guru dan siswa sehingga merupakan suatu penghargaan. c. Pemberian nilai. Memberi nilai dengan disertai ulasan berupa pujian dan koreksi menggambarkan hasil belajar siswa juga merupakan cara efektif menumbuhkan motivasi siswa. d. Pemberian perhatian secara positif. e. Dalam pembelajaran matematika guru berperan sebagai fasilitator dengan memberi pengarahan, bimbingan dan petunjuk sehingga anak merasa diperhatikan, sehingga siswa juga akan termotivasi untuk mengerjakan tugas dengan baik. f. Pemberian ulangan harian terstruktur. Ulangan harian hendaknya diberikan minimal setelah satu kompetensi dasar selesai dan sebelum pelaksanaan ulangan supaya ada pemberitahuan kepada siswa sehingga mereka bisa mempersiapkan diri dengan baik, dan diadakan remidi bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas. g. Pemberian teguran atau nasehat. Bagi siswa yang telah dan sedang melakukan kesalahan atau berkelakukan kurang baik, tidak perlu langsung dimarahi atau diberi hukuman, sebaiknya mereka diberi teguran atau nasehat untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi. Mereka perlu ditegur dengan commit to user sopan, bijaksana dan hati–hati agar tidak menyinggung perasaan dan harga diri siswa. Menurut Ngalim Purwanto 2010:103 bahwa motif merupakan pendorong bagi suatu organisma untuk melakukan sesuatu. Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Jadi motivasi belajar matematika adalah keinginan yang ada pada diri siswa untuk mau belajar matematika dalam rangka mencapai prestasi belajar matematika yang lebih baik. Sebagai indikatornya adalah suasana kelas, harapan orang tua , penghargaan, kritik membangun ganjaran, kebutuhan pelajaran matematika keinginan belajar matematika, ketertarikan terhadap pelajaran matematika, minat belajar matematika, cita–cita masa depan yang menyangkut pelajaran matematika. 8 . Hasil Penelitian yang Relevan Banyak penelitian yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran matematika, seperti yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Terdapat 4 penelitian yang relevan, yaitu: a. Eko Budianto 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams games Tournament TGT pada Pokok Bahasan persamaan Kuadrat Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Kelas X SMA di Kabupaten Ngawi. Persamaan antara penelitian Eko Budianto dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran commit to user kooperatif tipe Team Game Tournament TGT. Perbedaannya pada penelitian Eko ditinjau dari minat belajar peserta didik sedangkan pada penelitian ini ditinjau dari motivasi belajar. Hasil penelitiannya adalah prestasi belajar matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe ekspositori, terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, pada masing-masing kategori minat belajar terdapat perbedaan dengan model kooperatif tipe TGT dengan ekspositori. b. Hindarso 2008 dalam penelitiannya yang berjudul eksperimentasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament TGT pada materi pokok rumus-rumus trigonometri ditinjau dari aktivitas belajar peserta didik SMP Negeri kota Surakarta. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Hindarso dengan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament TGT perbedaannya pada penelitian Hindarso ditinjau dari aktivitas belajar peserta didik sedangkan pada penelitian ini ditinjau dari motivasi belajar. Hasilnya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, aktivitas belajar peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika, dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika. commit to user c. Ngadiyono 2010 dalam penelitiannya yang berjudul pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Jigsaw dan Direct Instruction berbantuan komputer ditinjau dari motivasi belajar siswa. Persamaan antara penelitian yang dilakukan Ngadiyono dengan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Perbedaannya pada penelitian Ngadiyono untuk model pembelajaran yang lainnya adalah dengan tipe Direct Instruction, sedangkan pada penelitian ini dengan model kooperatif tipe TGT. Hasilnya prestasi belajar matematika siswa yang menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada Direct Instruction berbantuan komputer, motivasi belajar peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika, dan tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar peserta didik terhadap prestasi belajar matematika. d. Maryono 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas model Pembelajaran Jigsaw ditinjau dari motivasi belajar siswa pada pokok bahasan rumus-rumus trigonometri siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Bojonegoro. Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ditinjau dari motivasi belajar siswa. Perbedaannya pada penelitian Maryono pada pokok bahasan rumus-rumus trigonometri sedangkan penelitian ini pada materi teorema Pythagoras. Hasil penelitiannya adalah hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran langsung, motivasi belajar commit to user peserta didik berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika , tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat motivasi siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament(Tgt)( PTK pada Siswa Kelas VII A SMP D

0 2 10

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dan Fan-N-Pick pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kecemasan pada Matematika Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Magelang.

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5