128
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMPMTs VII
Dicampakkan, sungguh kata yang tidak mengenakkan. Ya, Mia sudah tidak butuh aku lagi. Ada yang lain, yang lebih baik dan sempurna dibanding aku.
Karena aku banyak kekurangan dan tidak punya kemampuan untuk membantahnya.
Ya, karena aku hanya sebuah
handphone
atau yang biasa memanggilku HP saja. Aku adalah alat canggih dari perkembangan telepon kabel.Aku
telah mengubah dunia dengan teknologiku. Bahkan dewasa ini, kebanyakan orang membutuhkan aku seperti mereka membutuhkan nasi. Bisa jadi aku
sekarang sudah digolongkan pada kebutuhan primer atau masuk dalam lima sehat enam sempurna. Aku bukan barang mewah lagi. Semua orang
merasa perlu mempunyai aku.
Sudah nasibku, aku kalah saingan dengan model-model baru. Aku harus dibuang dan disia-siakan.
..................................................... Sumber:
Yunior,
edisi 09, Tahun ke-8, 15 April 2007, hlm. 6
C. Membaca I ndah Puisi
Pada awal pelajaran ini kamu diajak mendengarkan pembacaan puisi dan menanggapinya, bukan? Materi di bawah ini mengajak kamu membaca
puisi dengan teknik yang benar dan tepat, sehingga puisi tersebut menjadi indah didengarkan. Perhatikan contoh puisi di bawah ini
1. Memahami Isi Puisi
Ayah
Kutahu kau teramat penat Setelah seharian peras keringat
Bau debu jalanan juga asap kendaraan Menempel di badan lekat-lekat
Ayah... Pekerjaanmu sungguh mulia
Membersihkan jalan yang kotor Akibat daun rontok dan sampah
Walaupun upah sering terlambat Engkau tetap sabar dan tawakal
Ayah Berkat jasamu ku bisa sekolah
Bagiku Ayah seorang pahlawan Iringan doaku kepada Tuhan
Semoga Ayah sehat walafiat Selama hayat dikandung badan
Karya : Adryan Ardan Sumber:
Bobo
, Tahun XXXV, 9 Agustus 2007, hlm. 17
129
Seni Itu Indah
Setelah mencermati contoh puisi pada halaman sebelumnya, apakah kamu telah mengetahui teknik membaca puisi? Untuk itu, ikuti uraian materi
di bawah ini.
2. Teknik Membaca Puisi
Membaca puisi merupakan kegiatan membaca nyaring untuk kepentingan seni. Membaca puisi sering dikenal dengan mendeklamasikan
puisi. Saat membacakan puisi, si pembaca dituntut menyaringkan suaranya untuk membaca untaian kata dari puisi tersebut. Selain itu, juga harus
memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi. Dengan demikian, dapat membaca puisi dengan penuh perasaan sesuai pesan dari puisi tersebut.
Hal ini karena mampu memengaruhi penampilan seseorang dalam membacakan sebuah puisi.
Dengan memahami isi puisi saat membacakannya, seseorang dapat mengetahui perasaan penyair atau penulis puisi tersebut. Melalui ungkapan
yang ditulisnya, dapat diketahui nada kekaguman, kesedihan, kebanggaan, keharuan, dan sebagainya. Lebih dari itu, pembaca juga harus
mengomunikasikan ekspresi perasaan penyair. Untuk sampai pada tahapan seperti itu, hendaknya seorang pembaca puisi memahami hal-hal berikut.
a. Keutuhan makna puisi. b. Ketepatan irama.
c.
Kesesuaian lagu kalimat dengan makna dan nuansa. d. Kesesuaian ekspresi.
e. Penjiwaan peran dan nuansa dalam puisi.
f. Ketepatan dalam pelafalan.
g. Pembawaan yang meyakinkan.
3. Gaya Bahasa dalam Puisi
Sebelum melakukan kegiatan bersastra, pahami tentang penggunaan gaya bahasa dalam sebuah puisi tersebut. Tahukah kamu yang dimaksud
dengan gaya bahasa? Gaya bahasa sering disebut dengan majas. Pada puisi, majas sangat penting untuk memberi andil dalam membangun konsentrasi
dan intensifikasi dari sebuah puisi. Seringkali majas dapat membuat sebait puisi menjadi padat dengan makna dan imajinasi serta memberi warna
emosi tertentu pada perasaan yang mendengarkan pembacaannya.
Gaya bahasa yang sering dipakai dalam sebuah puisi adalah sebagai berikut.
a. Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang membuat suatu benda mati bertingkah seperti manusia.
Contoh: - Pucuk-pucuk teh yang
menggeliat