Membaca Intensif Cerita Anak
34
Kompetensi Berbahasa Indonesia SMPMTs VII
“Jadi, karena itu kamu tidak mau bergabung dengan mereka?” kata Ramelan memecah kebisuan itu.
“Aku tidak bisa menyimpan kebohongan terus-menerus, Lan. Kalau aku diam, berarti aku ikut andil mengotori dalam perlombaan itu. Makanya, aku
berbagi cerita ini pada kamu, agar aku tidak terus-menerus dihantui perasaan bersalah”
“Berarti kemenangan Antok tidak murni” kata Ramelan. Keesokan harinya, berita itu begitu cepatnya tersebar dari mulut ke mulut.
Akhirnya, berita itu menjadi rahasia umum. Sebenarnya, tidak sedikit anak- anak yang mudah percaya dengan desas-desus itu. Selama ini, mereka
mengenal Antok sebagai anak yang baik. Rasanya tidak mungkin, Antok melakukan perbuatan securang itu.
“Hari ini ada tugas keterampilan untuk kalian,” kata Pak Efendi pagi itu di depan kelas. “Bapak harap, tugas ini dikerjakan di dalam kelas.”
Anak-anak mendadak sontak mendengung seperti suara kumbang. “Tugas apa lagi, Pak?” protes Baskoro yang duduknya paling belakang.
“Membuat tulisan kaligrafi” Antok, yang duduknya sebangku dengan Ali, terkejut bukan main. Bukan
karena apa, tetapi selama ini Antok memang tidak bisa menulis Arab. Padahal, tempo hari dialah yang telah memenangkan perlombaan itu. Keringat dingin
membasahi badan Antok. Di dalam kelas, Pak Efendi mondar-mandir mengawasi muridnya.
Sesampainya di bangku Antok, Pak Efendi memerhatikannya. Ia salah tingkah. Keringatnya makin bercucuran membasahi keningnya.
“Ada apa dengan kamu, Antok? Kamu sakit?” tanya Pak Efendi. Antok menggeleng, tetapi tidak bisa berdusta pada Pak Efendi.
“Saya... saya tidak bisa mengerjakannya, Pak,” katanya dengan jujur. “
Lho
, bukankah dalam perlombaan itu, kamu yang menang?” tanya Pak Efendi heran.
35
Aktif dan Kreatif
“Tapi... tapi yang membuat kaligrafi itu bukan saya, Pak.” “Lalu, siapa yang membuatnya?”
“Kakak saya.” Anak-anak yang mendengar pengakuan Antok, jadi terkejut. Mereka tak
menyangka, kalau Antok akan berbuat curang dalam perlombaan itu. Kelas jadi ramai. Sebagian anak-anak memaki Antok. Antok pun jadi malu sendiri.
Wajahnya tampak pucat. Ingin rasanya dia menangis. “Sudah, sudah, kalian jangan ramai Kejadian ini peringatan buat kalian
semua. Bukankah tempo hari Bapak sudah bilang, siapa pun yang berbuat curang pasti akan menanggung akibatnya” kata Pak Efendi.
Anak-anak terdiam, tetapi pandangan mereka sinis ke arah Antok. Antok sendiri menundukkan wajahnya. Malu sekali karena kecurangannya terbongkar.
Sumber:
Mentari
, edisi 375, Tahun XXV, 28 April 2007, hlm. 12-13
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan isi cerita anak
Bermain Curang
yang telah kamu baca 1. Antok adalah tokoh yang menang dalam lomba penulisan kaligrafi,
tetapi kemenangan tersebut diraih karena kecurangannya. Bagaimana pendapatmu tentang pernyataan tersebut?
2. Bagaimana sifat Ali? Apakah ia tokoh yang suka berdusta? 3. Siapa tokoh yang akhirnya dapat membongkar kecurangan Antok?
4. Apa tujuan penulisan cerita tersebut? Jelaskan menurut pendapatmu 5. Nilai moral apa yang kamu peroleh setelah membaca cerita tersebut?
Jelaskan menurut pendapatmu