Hasil korelasi pengukuran Indeks Massa Tubuh IMT dengan kadar LDL darah

itu, rerata kadar LDL hari-0 pada kelompok laki-laki lebih tinggi 6,17 grdl dibanding perempuan. Hasil yang sama juga didapatkan pada hari-29. Berdasarkan uji independent T-test tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar LDL hari-29 antara laki- laki dan perempuan p≥0,05. Selain itu, rerata kadar LDL hari ke-29 pada kelompok laki-laki lebih tinggi 8,87 grdl dibanding perempuan lampiran 5. Dari kedua hal di atas, didapatkan kecenderungan kadar LDL hari-0 dan hari-29 pada laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Gambar 4.5. menunjukkan pada hari-0 yaitu sebelum mengonsumsi kurma, kadar rererata LDL perempuan lebih rendah dibanding kadar LDL laki- laki 96,78 mgdL; 102,95 mgdL. Hal ini juga terjadi pada hari 29 yaitu satu hari setelah mengonsumsi kurma terakhir, kadar rererata LDL perempuan lebih rendah dibanding laki-laki 96,14 mgdL; 105,01 mgdL. Pada perubahan kadar LDL, terjadi peningkatan kadar LDL pada laki-laki sebesar 2,06 mgdL. Sedangkan terjadi penurunan kadar LDL pada perempuan sebesar 0,64 mgdL. Berdasarkan hasil di atas, didapatkan kecenderungan kadar LDL pada perempun lebih rendah dibanding laki-laki. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang 2011. Mekanismenya adalah pada perempuan terjadi akselerasi produksi LDL sehingga terjadi mekanisme kompensasi untuk membersihkan kadar LDL di dalam sirkulasi. Akibatnya, kadar LDL perempuan cenderung berada pada konsentrasi yang rendah. 33 Penelitian lain yang dilakukan oleh Habib 2005 juga sejalan dengan penelitian ini. Mekanismenya melalui kadar apoA-I pada individu perempuan yang sehat lebih tinggi dibanding individu laki-laki yang sehat. Selain itu kadar dan produksi apoA-I dapat ditingkatkan dengan pemberian hormon estrogen. ApoA-I merupakan apoprotein utama dari HDL, sehingga kadar HDL pada perempuan lebih tinggi dibanding perempuan. 34 Peningkatan HDL ini tentunya akan mempengaruhi jalur aktivitas LCAT lecithin acyl transferase yang membentuk kolesterol ester dan selanjutnya kolesterol ester ini akan mengalir ke hati melalui sisa VLDL IDL atau LDL. 2 Sehingga kadar LDL pada perempuan akan lebih rendah dibanding laki-laki. Selain itu, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karastergiou 2013. Mekanismenya berkaitan dengan perbedaan distribusi depot lemak pada perempuan dan laki-laki. Perempuan cenderung menyimpan lemak pada bagian gluteal dan femoral perifer sedangkan laki-laki cenderung menyimpan lemak pada bagian intra-abdominal. Perbedaan depot lemak ini akan mempengaruhi fungsi endokrin dan metabolik. Perempuan dengan distribusi lemak pada gluteal dan femoral menunjukkan akitivitas lipoprotein lipase LPL, sensitivitas insulin dan efisiensi penyimpanan asam lemak bebas yang lebih tinggi dibanding laki-laki dan perempuan dengan obesitas badan bagian atas. Ketiga hal tersebut meningkatan penyimpanan lemak pada jaringan adiposa sehingga kadarnya di sirkulasi akan berkurang. 35

4.5. Hasil informasi aktivitas Responden

Untuk meminimalisir bias dengan faktor lain, partisipan mengisi kuesioner sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma lampiran 5. Kuesioner berisikan pertanyaan mengenai pola makan sehari-hari dan aktivitas fisik partisipan sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma. Selain itu juga terdapat riwayat penyakit dari pasien dan riwayat penyakit metabolik pada keluarga. Hasilnya adalah tidak terdapat perubahan pada faktor asupan makanan frekuensi, jenis makanan dan aktivitas fisik kategori aktivitas, frekuensi olahraga, jenis olahraga, durasi olahraga sebelum dan sesudah pemberian kurma. Dari 13 partisipan, hanya 1 yang mengalami perubahan yaitu pada frekuensi olahraga sehingga tidak menimbulkan efek yang signifikan pada hasil dari pemeriksaan LDL sebelum dan sesudah mengonsumsi kurma.

4.6. Keterbatasan penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti menemui beberapa keterbatasan, antara lain: • Tidak dilakukan pengukuran kadar plant sterol, flavonoid dan zat aktif lainnya dari kurma jenis Ajwa • Tidak menyeragamkan asupan makanan dan aktivitas fisik responden • Tidak menggunakan metode pengukuran LDL secara langsung • Tidak menggunakan kuesioner yang sudah tervalidasi Bab V Simpulan dan Saran 5.1. Simpulan • Terjadi peningkatan kadar LDL darah yang tidak bermakna setelah pemberian kurma Ajwa selama 28 hari • Tidak terdapat hubungan antara peningkatan indeks massa tubuh IMT yang bermakna setelah pemberian kurma Ajwa selama 28 hari dengan kadar LDL darah • Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap kadar LDL darah

5.2. Saran

• Penelitian lanjutan mengenai kadar plant sterol, flavonoid, dan zat aktif lainnya dari kurma Ajwa • Kuesioner mengenai pola makan, pola aktivitas, riwayat penyakit, dan riwayat penyakit keluarga yang sudah tervalidasi • Menyeragamkan asupan makanan dan aktivitas fisik responden • Menggunakan metode pengukuran LDL secara langsung