C = 2.28 x mmoll
3. Pengukuran kadar HDL
1. Mencampur serum responden 200 ul dan R1 HDL cholesterol 500 ul ke
dalam tabung reaksi 2.
Inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang 3.
Sentrifugasi selama 10 menit dengan 5785 rpm 4.
Memisahkan supernatan dari hasil presipitasi 5.
Mengambil 100 ul supernatan dan campurkan dengan R2 cholesterol1000 ul ke dalam tabung reaksi dan juga untuk kontrol yang
terdiri dari: -
Reagen blanko: akuades 100 ul dan R2 1000 ul -
Standard: standar 100 ul dan R2 1000 ul 6.
Inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang 7.
Memasukkan  ke  dalam  kuvet  kemudian  memasukkan  ke  dalam  alat spektrofotometer
8. Membaca  absorbansi  dalam  waktu  60  menit  dengan  panjang  gelombang
500 λ 9.
Menghitung absorben sampel dan standar dengan cara mengurangi sampel dan satndar tersebut dengan absorben reagen blanko
Absorben = 175 X mgdl
3.6.5. Alur Penelitian
3.7. Etika Penelitian
Penelitian  ini  diajukan  ke  ethical  cleareance  dari  panitia  Etik  Penelitian PSPD Program Studi Pendidikan Dokter UIN Universitas Islam Negeri Jakarta
lampiran  5.  Semua  data  yang  didapat  dari  hasil  penelitian  maupun  kuesioner
yang dipergunakan akan dijaga kerahasiannya.
Responden penelitian Informed consent
Pengisian kuosioner dan pengukuran IMT tahap I hari ke-0
Pengambilan darah sampel tahap I hari ke-0
Pemberian buah kurma hari ke-1 sampai hari ke-28 7 kurma per hari
Pengisian kuosioner dan pengukuran IMT tahap II hari ke-29
Pengambilan darah sampel tahap II hari ke-29
Penyimpanan serum pada suhu -21
o
C
Analisa statistik Pengukuran kadar LDL
3.8. Analisis Data
Analisa  statistik  menggunakan  program  IBM  SPSS  Statistics  21.0,  untuk mengetahui  hasil  penelitian  menggunakan  analisis  paired  T-Test,  bila  hasil
distribusinya  normal  dan  menggunakan  analisis  Friedman  jika  tidak  normal. Untuk  mengetahui  kenormalan  digunakan  Shapiro-Wilk.  Guna  mengetahui
hubungan antarparameter dilakukan analisis korelasi Pearson.
Bab IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1. Data karakteristik responden
Responden  terdiri  atas  7  perempuan  dan  6  laki-laki,  setiap  sebelum pengambilan  sampel  diberikan  kuesioner  tentang  berat,  IMT  dan  aktivitas  guna
mengurangi bias pada hasil pengukuran kadar LDL darah. Berikut disajikan grafik karakteristik persentase jenis kelamin responden pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Karakteristik jenis kelamin responden
Usia  responden  pada  penelitian  ini  berkisar  antara  17-19  tahun.  10  orang berusia 19 tahun, 2 orang berusia 17 tahun, dan 1 orang berusia 18 tahun. Berikut
disajikan  grafik  karakteristik  persentase  usia  responden  pada  gambar    4.2. Berdasarkan gambar 4.2 diketahui usia rerata respoden pada penelitian ini adalah
19 tahun.
Gambar 4.2. Karakteristik usia responden
4.2. Hasil pengukuran kadar LDL darah
Pengukuran  rerata  kadar  LDL  darah  dilakukan  sebelum  hari-0  dan sesudah pemberian kurma Ajwa hari-29 terlihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. Hasil rererata LDL sebelum dan sesudah pemberian kurma Ajwa
Berdasarkan pada uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian kurma terdisribus
i normal p ≥ 0,05. Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji T-test berpasangan lampiran 5.
Hasil uji  paired T-test  menunjukkan tidak terdapat  perbedaan kadar  LDL sebelum  dan  sesu
dah  mengonsumsi  kurma  p≥0,05.  Terjadi  kecenderungan peningkatan  kadar  LDL  sesudah  perlakuan  dengan  rerata  peningkatan  sebesar
0,604  ±  10,33  mgdL p≥0,05.  Gambar  4.3.  menunjukkan  perbandingan  kadar
LDL  hari-0  dan  hari-29.  Hasil  ini  bertolak  belakang  dengan  hipotesis  yang diajukan  yaitu  pemberian  kurma  selama  28  hari  diharapkan  dapat  memberikan
efek terhadap penurunan kadar LDL lampiran 5. Dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan, kurma mengandung flavonoid
dan  plant  sterol  yang  berperan  sebagai  agen  hipolipidemik.  Kandungan  plant sterol  mengurangi  absorpsi  kolesterol  dan  meningkatkan  eksresinya  dari  fekal
sehingga  menurunkan    lipid  tubuh.  Sedangkan,  kandungan  flavonoidnya meningkatkan  aktivitas  LCAT  lecithin  acyl  transferase  yang  membentuk
kolesterol ester dan selanjutnya kolesterol ester ini akan mengalir ke hati melalui
± 9.65 ± 11.69
sisa VLDL IDL atau LDL sehingga kadar lipid di dalam darah akan berkurang.
2
Flavonoid  juga  mengaktivasi  enzim  sitokrom  P450  dan  b5.  Aktivasi  enzim  ini akan  mempengaruhi  metabolisme  lipid.  Mekanismenya  melalui  ikatan  antara
enzim  P450  dengan  asam  empedu  yang  berakibat  pada  peningkatan  ekskresi kolesterol  dan  asam  empedu.  Hal  ini  akan  mengurangi  kadar  kolesterol  di
sirkulasi.  Selain  itu,  flavonoid  secara  langsung  dapat  mengaktivasi  reseptor LDL.
19
Peneliatian  mengenai  efek  kurma  terhadap  kadar  LDL  sebelumnya  juga dilakukan  oleh  Henchiri  Cherifa  et  al.  Penelitian  tersebut  dilakukan  terhadap  52
responden  manusia  sehat  yang  diberikan  kurma  jenis  Tamesrit  dan  Gharst sebanyak  7  buah  per  hari  selama  21  hari.  Hasil  penelitian  pada  jenis  kurma
Tamesrit tidak sejalan dengan peneltian ini yaitu didapatkan penurunan LDL yang signifikan sebesar 12 yaitu 126 ± 21 mgdL sebelum pemberian kurma dan 111
±  19  mgdL  setelah  21  hari  pemberian  kurma.
5
Sedangkan,  hasil  penelitian  jenis kurma  Ghars  sejalan  dengan  penelitiani  ini  yaitu  tidak  didapatkan  peningkatan
yang  bermakna  yaitu  107  ±  16  mgdL  sebelum  pemberian  kurma  dan  111  ±  30 mgdL setelah 21 hari pemberian kurma.
5
Perbedaan hasil LDL pada kedua jenis tersebut  kemungkinan  karena  pada  jenis  Tamesrit,  kandungan  polifenol  dan
aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanding jenis Ghars.
5
Terdapat  beberapa  alasan  yang  menjelaskan  perbedaan  hasil  hipotesis yang  diajukan.  Pertama,  kemungkinan  terdapat  perbedaan  komposisi  biokimia
aktivitas antioksidan, polyphenol, glukosa, fruktosa, sukrosa, gula tereduksi, serat larut, serat tak larut, kandungan air, dan protein antara kurma jenis Ajwa dengan
kurma jenis Tamesrit. Kedua, jumlah hari yang dilakukan untuk pemberian kurma Ajwa  kepada  partisipan  belum  cukup  sehingga  hasil  yang  didapatkan  belum
maksimal. Ketiga, pemberian kurma dalam bentuk buah kurang efektif dibanding dengan pemberian dalam bentuk ekstrak kurma.
4.3.  Hasil  korelasi  pengukuran  Indeks  Massa  Tubuh  IMT  dengan  kadar LDL darah
Hasil  pengukuran  IMT  pada  responden  dilakukan  sebelum  hari  ke-0  dan sesudah pemberian kurma hari ke-29, data dapat dilihat pada gambar 4.4.