Data karakteristik responden Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L) varietas Ajwa terhadap Kadar LDL darah
Gambar 4.4. Hasil pengukuran IMT responden
Berdasarkan pada uji normalitas Shapiro-Wilk menunjukkan IMT sebelum dan sesudah pemberian kurma terdisribusi normal p ≥ 0,05. Sehingga dapat
dilanjutkan dengan uji paired T-test lampiran 5. Pada uji paired T-test menunjukkan peningkatan rerata IMT yang bermakna
dari 13 responden pada hari-0 dan hari-29 p≤0,05 lampiran 5. Gambar 4.4
menunjukkan terdapat peningkatan rerata IMT sebesar 0,33 ± 0,29 kgmm
2
. Meskipun secara statistik bermakna, dari 13 responden, hanya 1 yang IMTnya
berubah dari normal menjadi overweight. 12 responden tidak mengalami perubahan status IMT 8 responden IMT tetap normal dan 4 responden IMT tetap
overweight. Berdasarkan uji korelasi Pearson antara IMT dan kadar LDL, didapatkan
koefisien korelasi Pearson 0,041 yang berarti terdapat korelasi positif lemah berbanding lurus dan sig 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan signifikan
antara IMT dengan kadar LDL. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mohsen et al bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kadar lipid darah seperti HDL, LDL, trigliserida, dan total
kolesterol p0,5. Hubungan positif tersebut terjadi pada partisipan yang memiliki aktivitas aktif maupun tidak.
31
Kemudian penelitian ini juga tidak
sejalan dengan penelitian Shirasawa et al terhadap anak usia sekolah di Jepang bahwa peningkatan indeks massa tubuh berhubungan signifikan dengan
peningkatan LDL p0,50.
32