Validitas dan Sensitivitas Model

48 validitas kinerja untuk memperoleh keyakinan ketepatan model sesuai dengan kinerja sistem nyata atau sesuai dengan data empirik. Uji yang pertama adalah validitas struktur dapat dilakukan dengan dua pengujian, yaitu validitas konstruksi dan validitas kestabilan. Validitas konstruksi untuk mengetahui apakah konstruksi model yang dikembangkan sesuai dengan teori. Uji validitas konstruksi ini sifatnya abstrak, namun konstruksi model yang dapat diterima secara ilmiah haruslah berdasarkan teori. Validitas konstruksi model yang berhasil dibangun harus memperlihatkan kinerja yang konsisten Muhammadi et al. 2001. Menurut Barlas 1996, validitas kestabilan merupakan fungsi dari perjalanan waktu. Model yang stabil akan memberikan output yang memiliki pola yang hampir sama antara model agregat dengan model yang lebih kecil disagregasi. Uji yang kedua adalah aliditas output model atau sering disebut dengan validitas kinerja sistem bertujuan untuk memperoleh gambaran sejauhmana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem nyata, sehingga memenuhi kriteria ilmiah sebagai model ilmiah yang taat fakta. Untuk menguji validitas output dapat dilakukan dengan cara memvalidasi kinerja model dengan data lapangan, untuk melihat sejauhmana perilaku output model sesuai dengan perilaku data empirik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: 1 membandingkan pola output model dengan data empirik, dan 2 melakukan pengujian secara statistik untuk melihat penyimpangan antara output simulasi dengan data empirik dengan beberapa cara, antara lain AME absolute mean error, AVE absolute variation error dan U-Theil’s Barlas 1996; Muhammadi et al. 2001. Disamping itu juga digunakan uji DW Durbin Watson dan KF Kalman Filter untuk menjelaskan kesesuaian antara hasil simulasi terhadap data lapangan. Model yang baik juga ditandai dengan kekuatan robustness model dipengaruhi oleh berjalannya waktu. Untuk mengetahui kekuatan model dalam dimensi waktu dapat dilakukan uji sensitivitas. Uji ini ditujukan untuk mengetahui respon model terhadap rangsangan atau stimulus. Pemberian stimulus dimaksud untuk mengetahui perubahan peubah-peubah model. Peubah model yang memiliki perilaku paling sensitif terhadap rangsangan, menggambarkan bahwa peubah tersebut penting untuk mendapatkan perhatian. Tujuan utamanya adalah untuk 49 mengetahui alternatif tindakan baik untuk menjelaskan sensitivitas parameter, variabel dan hubungan antar variabel dalam model. Hasil uji sensitivitas dalam bentuk perubahan perilaku atau kinerja model, digunakan untuk menganalisis efek intervensi terhadap model. Uji sensitivitas model dapat dilakukan dengan dua macam Muhammadi et al. 2001: 1 intervensi fungsional, yakni dengan memberikan fungsi-fungsi khusus terhadap model dengan menggunakan fasilitas, antara lain: step, random, pulse, ramp dan forecast, trend, if, sinus dan setengah sinus, dan 2 intervensi struktural, yakni dengan mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur model dengan cara mengubah struktur modelnya. Sensitivitas model mengungkapkan hasil-hasil intervensi terhadap unsur dan struktur sistem. Analisis sensitivitas model juga berfungsi dalam menemukan alternatif tindakan atau kebijakan, baik untuk mengakselerasi kemungkinan pencapaian hasil positif maupun untuk mengantisipasi kemungkinan dampak negatif dari sebuah model. 50 III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian mencakup wilayah Kabupaten Kediri, Malang, Nganjuk, dan Probolinggo. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas beberapa pertimbangan antara lain : 1 wilayah sentra produksi sayuran terbesar di Provinsi Jawa Timur, 2 memiliki tinggi tempat dari permukaan laut yang berbeda mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, 3 sayuran merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat setempat secara turun-temurun, dan 4 secara nasional, luas areal dan produksi sayuran di Jawa Timur menempati urutan kedua Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah Provinsi Jawa Timur 2008. Lebih spesifik lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Spesifikasi lokasi penelitian di 4 empat kabupaten di Jawa Timur Kabupaten Kecamatan Sentra sayuran Tinggi tempat Nganjuk Bagor, Rejoso, Sukomoro Bawang merah Allium ascalonicum L. ± 58 m dpl Kediri Kepung, Pare Cabai Capsicum frutescens L. ± 215 m dpl Malang Batu Sumberaji, Batu Kentang Sollanum tuberosum L. Kubis Brassica oleracea L. ± 1100-1200 m dpl Probolinggo Sukapura, Krucil Kentang Solanum tuberosum L. Cabai Capsicum annuum L. ± 700-900 m dpl ± 800-1000 m dpl 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April 2006 sampai dengan bulan Desember 2006. dan dilanjutkan pada bulan Agustus 2010 sampai dengan Februari 2011.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan instrumen penelitian berupa kuesioner terstruktur dan tidak terstruktur. Kuesioner terstruktur dirancang untuk mendapatkan data tentang karakteristik responden, pengetahuan, persepsi petani 50 51 tentang pestisida dan cara penggunaannya. Kuesioner tidak terstruktur diperuntukkan guna pengumpulan data kepada para pakar. Sementara itu data sekunder dikumpulkan dengan menginventarisasi data dari intansi terkait misalnya DAS Brantas, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten, UPTD BPTPH Provinsi di Jawa Timur, BPS Jawa Timur dan Kabupaten, BMG, dan lembaga terkait. Untuk memperoleh gambaran data secara jelas yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka sumber dan jenis data yang dibutuhkan dalam desertasi ini dapat diuraikan sebagaimana tertera pada Tabel 4. Adapun data pakar dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4 Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian Jenis data Teknik pengumplan data Sumber data Data primer Kondisi biofisik sentra tanaman sayuran Survey lapangan Dinas Pertanian Jawa Timur Kondisi sosial ekonomi petani Survey lapangan Petani Volume penggunaan pestisida Survey lapangan Petani Sasaran penggunaan pestisida Survey lapangan Petani Jenis pestisida yang digunakan Survey lapangan Petani Cara penggunaan pestisida observasi dan interview Petani Waktu penggunaan pestisida Survey lapangan Petani Inventarisasi biaya penggunaan pestisida Survey lapangan kepada petani Petani Pola tanam Survey lapangan Petani Jumlah, potensi dan karakteristik petani Survey lapangan Petani Kelembagaan petani Survey lembaga Ketua kelompok tani dan Petugas Kebutuhan stakeholder pengguna pestisida Para pakar Para pihak Data sekunder Dinas Pertanian Jawa Timur Luas tanam tanaman sayuran Inventarisasi Luas serangan OPT sayuran Inventarisasi Upaya penanggulangan OPT Inventarisasi Inventarisasi jenis tanaman sayuran Inventarisasi Jumlah distributor Inventarisasi UPT BPTPH Dinas Pertanian Jawa Timur Pegawai Pertanian PPL dan PHP Inventarisasi Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur KPPP Kelembagaan Pengawasan Peredaran dan Penggunaan Pestisida Inventarisasi