Perkembangan Komoditas`Sayuran di Jawa Timur
89
cabai 12,53. Peningkatan produksi pada bawang merah dan kentang disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran petani untuk menggunakan benih bermutu
dengan potensi hasil yang lebih tinggi. Hal ini seiring dengan prioritas program perbenihan sayuran yang difokuskan pada upaya penyediaan benih bermutu bagi
petani, melalui penataan tata alur produksi benih bawang merah dan kentang yang dilakukan dinas provinsi beserta unit pelaksana teknis. Dinas Pertanian Provinsi
Jawa Timur 2009
Tabel 18 Realisasi luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas sayuran di Jawa Timur tahun 2009
Jenis Luas tanam
ha Luas panen
ha Produksi
ton Produktivitas
kuha Bawang merah
25.877 26.077
276.023 105,85
Bawang putih 108
134 1.028
76,72 Bawang daun
6.509 6.909
82.934 120,04
Kubis 10.217 10.583
193.729 183,06
Kentang 9.040 9.074
127.259 140,25
Petsai 5.528 5.531
54.719 98,93
Wortel 3.303 3.610
47.765 132,31
Kacang panjang 6.615
7.032 41.406
58,88 Cabai besar
10.850 11.767
72.154 61,32
Cabai rawit 33.576
41.424 180.236
43,51 Tomat 3.874
3.795 54.282
143,04 Terong 2.826
3.004 37.769
125,73 Buncis 1.674
1.779 20.461
115,01 Ketimun 2.365
2.470 37.433
151,55 Kangkung 3.820
3.898 18.960
47,69 Bayam 2.471
2.520 10.960
43,49 Kembang kol
970 980
4.305 145,97
Lobak 55 57
775 135,96
Kacang merah 301
351 776
22,11 Jamur 339
347 12.439
358,47 Labu siam
375 442
11.742 265,66
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Data RKSP 2009.
5.1.1. Perkembangan Luas Tanam Sayuran di Jawa Timur
Luas tanam tanaman sayuran di Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi namun secara umum mengalami peningkatan. Data total luas tanam pada
16 enam belas komoditas sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami peningkatan sebesar 9,29 Data RKSP Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
2009. Data tersebut dari empat komoditas dengan luas tanam terbesar adalah
90
kubis, cabai, kentang dan bawang merah. Untuk mengetahui perkembangan luas tanam empat jenis sayuran sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada Gambar
13. Sedangkan data empat sayuran utama terluas meliputi bawang merah, cabai, kubis dan kentang mengalami perubahan luas tanam yang fluktuatif. Secara umum
perubahan luas tanam empat komoditas sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan. Perubahan luas tanam empat komoditas dimaksud
adalah sebagai berikut bawang merah 2,72 , cabai 4,18 , kubis 4,46 dan kentang 9,88 . .
Gambar 13. Perkembangan luas tanam 4 empat sayuran utama di Jawa Timur tahun 2005-
2009.
Berdasarkan Gambar 13 menggambarkan bahwa tanaman cabai memiliki luas tanam yang paling luas, pada tahun 2009 luas tanam mencapai 44.426 ha dan
puncaknya selama lima tahun 2005-2009 adalah 54.338 ha pada tahun 2008. Luas tanam tanaman sayuran urutan kedua adalah tanaman bawang merah dengan luas
tanam pada tahun 2009 sebesar 25.877 ha. Kentang dan kubis memiliki luas tanam yang lebih sempit jika dibandingkan tanaman cabai dan bawang merah dengan luas
tanam 9.040 ha dan 10.217 ha pada tahun 2009. 5.1.2.
Perkembangan Produksi Empat Tanaman Sayuran Utama di Jawa Timur Secara umum angka produksi empat komoditas sayuran unggulan pada tahun
2009 dibanding tahun 2008 mengalami peningkatan yang cukup signifikan, masing-masing : bawang merah 34,10, kentang 13,1, kubis 10,31 dan
25.823 25.973
30.948 20.979
25.877
6.728 39.587
36.571 43.441
54.338 44.426
10.217 9.653
12.172 8.225
8.482 9.040
8.388 9.716
6.586
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun Luas
Tan am ha
B. Merah Kobis
Kentang Cabai
91
cabai 12,53. Sedangkan rata-rata peningkatan produksi per tahunnya sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebagai berikut bawang merah 6,36 ,
kentang 9,68 , kubis 7,46 dan cabai 2,29 . Peningkatan produksi bawang merah dan kentang disebabkan oleh semakin
meningkatnya kesadaran petani untuk menggunakan benih bermutu. Hal ini seiring dengan prioritas program perbenihan sayuran yang difokuskan pada upaya
penyediaan benih bermutu bagi petani, melalui penataan tata alur produksi benih bawang merah dan kentang yang dilakukan Dinas provinsi beserta Unit Pelaksana
Teknis. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2009.
Gambar 14. Perkembangan produksi 4 empat sayuran utama di Jawa Timur tahun
2005-2009
Gambar 14 menunjukkan bahwa dari keempat komoditas sayuran utama kentang dan kubis selama lima tahun menghasilkan produksi yang cenderung
meningkat dan stabil. Stabilitas peningkatan produksi dua komoditas ini didukung oleh penambahan luas tanam dari tahun ke tahun secara perlahan.
5.1.3. Perkembangan Serangan OPT empat Tanaman Sayuran Utama
Perlindungan tanaman merupakan bagian integral dari sistem produksi yang meliputi penanganan pra-produksi, tahap produksi dan pasca panen. Peranan
perlindungan tanaman dalam penanganan proses produksi tersebut sangat menentukan keberhasilan program peningkatan produksi dan produktifitas serta
pengamanan kualitas produk pertanian. Pada waktu sekarang dan masa yang akan datang, indikator keberhasilan mempertahankan tingkat produktifitas selain secara
253.760 205.829
276.023
145.678 162.891
171.597 174.669
193.729
88.634 87.928
95.952 112.509
127.259 197.072
214.334 252.390
235.949 228.084
235.519 246.745
50.000 100.000
150.000 200.000
250.000 300.000
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun
Pr odu
k tif
it as
k w
ha
B. Merah Kobis
Kentang Cabai
92
kuantitatif juga harus mampu memperbaiki kualitas produksi yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Pada setiap tahapan sistem produksi tersebut, sering terjadi gangguankerusakan yang disebabkan oleh organisme pengganggu tumbuhan
OPT. Serangan OPT pada tanaman sayuran di Jawa Timur dari tahun ke tahun ada kecenderungan mengalami peningkatan. Peningkatan serangan tidak hanya
pada tataran luas serangan namun juga pada intensitas serangannya. Pada tahun 2009 ditemukan pada tanaman cabai dan bawang merah intensitas serangan hingga
puso yang mencapai 4,38 ha cabai dan 1,80 ha bawang merah. Data kumulatif luas dan intensitas serangan OPT dapat dilihat pada Gambar 15 dan Tabel 19.
.
Gambar 15. Luas kumulatif serangan OPT pada empat jenis tanaman sayuran di Jawa
Timur tahun 2005-2009
Gambar 15 menggambarkan bahwa serangan OPT pada empat tanaman sayuran utama sejak tahun 2005 sampai 2009 terus mengalami peningkatan kecuali
pada tahun 2008 pada pada komoditas cabai dan bawang merah. Pada tahun 2009, luas serangan total kompleks OPT cabai 1.844,95 ha, bawang merah 1.426,15 ha,
kubis 697,59 ha, dan kentang 584,89 ha. Tingginya serangan ini disebabkan oleh kondisi musim, diketahui bahwa pada tahun 2009 memiliki musim penghujan yang
lebih panjang. Kondisi inilah yang mendukung berkembangya OPT sayuran. Data serangan OPT Sayuran utama Jawa Timur tertera Gambar 14 dan Tabel 19.
748,27 1.395,56
905,25 1.426,15
683,74 697,59
459,43 584,89
1.070,16 1.241,50
1.177,17 1.844,95
1.138,54 679,09
734,98 551,37
662,67 694,85
531,34 814,83
200 400
600 800
1.000 1.200
1.400 1.600
1.800 2.000
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun Lu
as S
er a
ng an
h a
B. Merah Kubis
Kentang Cabai
93 Tabel 19 Kumulatif luas serangan kompleks OPT sayuran utama di Jawa Timur tahun
2009 Komoditas
Kumulatif luas serangan Ringan Sedang Berat
Puso Jumlah
Cabai 1.294,08 344,48 202,01
4,38 1.944,95 Bawang merah
1.235,70 182,73
5,92 1,80
1.426,15 Kubis 510,28
160,56 26,75
- 697,59
Kentang 237,04 255,95
91,90 - 584,89
Jumlah 3.277,10 943,72 326,58
6,18 4.553,58 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009
Serangan OPT ini menyebabkan kerugian pada petani yang cukup besar bahkan pada tanaman cabai dan bawang merah tingkat serangannya mencapai
puso. Pada tanaman cabai serangan terbesar disebabkan oleh kutu daun dengan rerata 251,396 ha, virus kuning 139,29 ha, layu fusarium 146,126 ha dan
Colletotrichum 146,126 ha per tahunnya. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun
persentase peningkatan terbesar terjadi pada virus kuning 195,83, kemudian Collelotrichum
26,15 dan kutu daun 25,15. Peningkatan pada tahun 2009 ini hampir terjadi di seluruh sentra cabai terutama di Kabupaten Kediri yang salah
satunya dipicu oleh panjangnya musim kemarau sampai dengan akhir Desember. Serangan OPT pada tanaman cabai ini disebabkan oleh 22 jenis organisme dan
serangan terbesar oleh virus kuning.Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, 2009. Data luas serangan OPT cabai selama tahun 2009 terhadap serangan luas serangan
tahun 2008 dan rerata 5 lima tahun sebelumnya, tertera pada Tabel 20. Pada tanaman bawang merah terdapat serangan 10 jenis OPT dengan luas
total serangan 1.426,15 ha yang terdiri dari serangan ringan 1.235,70 ha, sedang 182,73 ha dan puso 1,80 ha. Data yang berhasil dikumpulkan selama 5 lima tahun
terakhir pada lima jenis OPT terdiri dari ulat bawang, penggorok daun, trips, Phytophthora
dan Alternaria semuanya mengalami peningkatan serangan kecuali Alternaria
, dengan persen peningkatan tertinggi pada trips 897,82 dari 9,16 ha menjadi 91,4 ha. Data luas serangan OPT bawang merah tahun 2009 terhadap 2008
dan rerata 5 lima tahun tertera pada Tabel 20. Berdasarkan Tabel 20 menunjukkan bahwa hama ulat bawang dan penyakit
layu Phytophthora porri masih dominan dengan luas serangan 706,66 ha dan
94
192,25 ha. Hasil pengolahan data, diperoleh data selama 5 lima tahun sampai dengan tahun 2009 rerata sebesar 958,25 per tahunnya.
Tabel 20 Luas serangan OPT pada empat jenis tanaman sayuran di Jawa Timur selama tahun 2009 terhadap tahun 2008 dan rerata 5 lima tahun sebelumnya
Jenis sayuran
Organisme pengganggu
tanaman Kumulatif luas serangan ha
Persen naik + turun -
Rerata 5 Thn
2008 2009 2008 Rerata 5
Thn Cabai Lalat
buah 129,96 100,11 117,03 16,90 -9,95
Kutu daun
Aphid sp. 251,39 357,23 447,08 25,15 77,84
Trips Thrip
parvispinus 91,56 79,81 85,21 6,77 -6,94
Virus 105,30 76,50
65,56 -14,30
-37,74 Collelotrichum
146,13 135,22 171,64 26,93 17,46 Virus
kuning 139,29
187,16 553,67
195,83 297,49
Bercak daun
Cercospora sp.
52,55 47,58 75,69 59,08 44,02 Layu
fusarium 146,13
193,56 195,06
0,77 33,49
Jumlah kumulatif 316,36
415,67 Ulat
bawang 581,69
513,08 706,66
37,73 21,48
Bawang merah
Penggorok daun
Lyriomyza chinensis
90,94 94,94 126,62 33,37 39,23
Trips 9,54
9,16 91,40
897,82 858,07
Phytophthora 113,37 93,80 192,25 104,96 69,58
Alternaria 103,87 100,46
73,35 -26,99 -29,38 Jumlah kumulatif
1.046,89 958,98
Kubis Ulat daun Plutella
xylostella 431,37 447,95 402,27 -10,20 -6,75
Ulat krop
Crocidolomia pavonana
65,00 64,99 97,10 49,41 49,39 Akar
gada 153,19
164,01 126,50
-22,87 -17,42
Jumlah kumulatif 16,34
25,22 Kentang NSK
Nematoda Sista Kuning
0,50 0,00 0,80 60,00
Penggorok Daun
45,14 90,10 121,29 34,62 168,70 Phytophthora
578,73 572,57 359,30 -37,25 -37,92 Jumlah kumulatif
-2,83 190,78
Sumber : UPT BPTPH Provinsi Jawa Timur 2009
95
Pada komoditas kubis serangan OPT tersbesar oleh 3 tiga jenis yakni P. xylostella,
ulat krop C. pavonana dan akar gada. dengan luas serangan 625,87 ha tahun 2009 yang terdiri dari serangan ringan 497,72 ha, sedang 119,4 ha dan
berat 8,75 ha. Menurut analisa perbandingan menggambarkan bahwa luas serangan ulat krop tahun 2009 masih di atas tahun 2008 49,41 , sementara Plutella dan
akar gada menurun. Namun nilai total rerata 5 lima tahun tetap terjadi kenaikan tingkat serangannya sebesar 25,22 . Luas serangan OPT Tahun 2009 kubis
terhadap tahun 2008 dan rerata 5 tahun tertera pada Tabel 20. Tabel 20 menunjukkan bahwa serangan P. xylostella dan akar gada pada
tahun 2009 dan rerata 5 lima tahun, masih lebih dominan jika dibandingkan dengan C. pavonana. Adapun luas serangan kedua hama tersebut adalah 402,27 ha
dan 126,50 ha. Hasil analisis data persentase 5 lima tahun terakhir 2009 tingkat serangan OPT masih mengalami peningkatan sebesar 25,22 persen.
OPT pada komoditas kentang di Jawa timur yang sering menyerang adalah 7 tujuh jenis OPT dengan total luas 584,89 ha yang diketegorikan intensitas
serangan ringan 234,04 ha, sedang 255,95 ha dan berat 91,9 ha. Hasil analisa perbandingan tahun 2009 dan 2008 menunjukkan bahwa serangan NSK muncul
kembali pada tahun 2009 0,8 ha setelah tidak ada pada tahun 2008. Serangan penggorok daun meningkat baik terhadap tahun 2008 maupun rerata 5 lima tahun
sebelumnya tetapi Phytophthora menurun. Data luas serangan OPT tahun 2009 dan rerata 5 lima tahun tertera pada Tabel 20. Memperhatikan Tabel 20 tampak
bahwa data serangan OPT kentang yang dominan adalah Phytophthora dan penggorok daun dengan luas serangan pada tahun 2009 sebesar 359,30 ha dan
121,29 ha. Hasil analisis data persentase serangan OPT pada tanaman kentang pada rerata 5 lima tahun terakhir 2009 masih mengalami kenaikan sebesar 190,78 .