Teknik Pengambilan Data TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

53 masing berjumlah 28 responden per komoditas. Dengan demikian keseluruhan responden adalah 224 petani sayuran. 3.3.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei yang dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu : 1. Survey lapangan dilakukan untuk melihat berbagai kondisi terkini penggunaan pestisida di sentra tanaman sayuran, kondisi sosial ekonomi petani di 4 empat kabupaten. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan data yang dilakukan kepada responden berdasarkan kriteria tertentu Arikunto 2002. Data ini dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan penggunaan pestisida oleh petani sayuran menurut jenis, dosis, sasaran, cara, dan waktu penggunaan pestisida. Tahap ini juga untuk mengidentifikasi pengetahuan atau persepsi petani tentang pestisida. Survey lapangan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang peran petugas lapangan dalam melakukan upaya pengendalian penggunaan pestisida pada tanaman sayuran termasuk dalam upaya pemberdayaan petani. Tahap ini data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner melalui pertanyaan terstruktur semi terbuka, sebelum model diimplemetasikan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan software komputer Statistic Product and Service Solution version 16.0 for Windows . 2. Data volume pestisida per musim tanam oleh petani dan faktor yang mempengaruhi penggunaannya dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka. Data volume pestisida yang digunakan oleh petani selanjutnya didistribusikan menurut frekuensi variabel-variabel yang mempengaruhi. 3. Pengambilan data sekunder dilakukan pada beberapa instansi terkait meliputi ; Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian Kabupaten, UPT BPTPH Surabaya dan Malang, BPDAS, BMG, BPS Kabupaten, dan instansi terkait lainnya. Pengumpulan data sekunder juga dilakukan dengan studi literatur. Salah satu contoh pengambilan data sekunder melalui studi literatur, misal data dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan pestisida karena keterbatasan dalam kemampuan pengujian. 54 4. Untuk memperoleh data kebutuhan masing-masing stakeholder dilakukan teknik Community Need Assessment CNA untuk membangun model implementasi kebijakan penggunaan pestisida dalam budidaya tanaman sayuran. Pada tahap ini sampel diambil secara purposive sampling, data dikumpulkan dengan menggunakan teknik deep inteview tidak terstruktur. 5. Pengambilan data pakar dengan teknik deep interview dilakukan dengan menggunakan kuesioner tidak terstruktur. Data yang dikumpulkan adalah faktor penting baik pengaruh langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi implementasi kebijakan penggunaan pestisida. Data ini akan dipergunakan untuk penyusunan pengembangan strategi implementasi kebijakan penggunaan pestisida pada tanaman sayuran di Jawa Timur. Sampel pakar ditetapkan dengan teknik purposive sampling. 3.4. Membangun Model Implementasi Kebijakan Penggunaan Pestisida Pengembangan implementasi kebijakan penggunaan pestisida pada tanaman sayuran dilakukan dengan pendekatan pemodelan sistem diawali dengan membangun sebuah model. Data yang diperlukan untuk membangun model pengembangan strategi implementasi kebijakan penggunaan pestisida adalah data ketepatan penggunaan pestisida dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sebagaimana diketahui bahwa penggunaan pestisida dikategorikan baik jika pengguna telah memenuhi 5 lima tepat yaitu tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat jenis pestisida, tepat waktu aplikasi dan tepat dosiskonsentrasi. Untuk memudahkan dalam melakukan pengembangan implementasi kebijakan penggunaan pestisida dengan pendekatan sistem dan pemodelan maka pengolahan data ditekankan pada volume penggunaan per satuan luas per satuan waktu tertentu atau disebut dengan dosis. Volume penggunaan pestisida persatuan luas tanam diambil dua tahap yaitu bulan Mei sampai November tahun 2006 dan bulan Desember tahun 2010 sampai Pebruari 2011. Data penggunaan pestisida pada tanaman sayuran dipengaruhi oleh beberapa faktor langsung yaitu 1 luas tanam tanaman sayuran, 2 serangan OPT, 3 tekanan formulator, 4 kemudahan mendapatkan pestisida dan 5 SDM petani. Data penggunaan pestisida per satuan luas dihitung berdasarkan luas tanam Sumber : pendapat pakar 2011 55 Distribusi volume pestisida yang digunakan oleh petani diketahui melalui cara sebagai berikut ; 1 Penggunaan pestisida per luas tanam dihitung dengan pendekatan penggunaan pestisida jika tidak ada serangan OPT atau ada serangan sangat rendah, 2 Penggunaan pestisida karena serangan OPT adalah penggunaan pestisida tambahan jika tanaman budidaya mendapatkan serangan OPT, 3 Penggunaan pestisida yang sebabkan oleh peran formulator di hitung dengan pendekatan selisih antara sebelum kunjungan formulator dengan setelah kunjungan formulator. Besarnya tekanan formulator, untuk memasarkan produknya dengan berbagai macam insentif mampu mempengaruhi peningkatan penggunaan pestisida. 4 Kemudahan petani mendapatkan pestisida dihitung berdasarkan perbedaan antara petani yang mendapat kepercayaan oleh distributor dengan yang kurang mendapatkan keperpercayaan. Kepercayaan distributor yang dimaksud adalah pemberian kelonggaran oleh distributor kepada petani untuk membayar pestisida disaat panen. Cara pembayaran ini di masyarakat petani terkenal dengan istilah yarnen Jawa yang artinya dibayar saat musim panen.. Kondisi ini mendorong stok pestisida di rumah petani selalu tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga petani berkesempatan menggunakan pestisida yang tersedia setiap saat, dan 5 Variabel lain adalah kondisi SDM petani, penggunaan pestisida dilihat dari perbedaan jenjang pendidikan atau pelatihan formal yang pernah ditempuh. Pada Tabel 6 disajikan secara rinci variabel-variabel yang mempengaruhi volume penggunaan pestisida pada tanaman sayuran beserta jenis dan sumber datanya. Tabel 6. Variabel langsung berpengaruh dalam penggunaan pestisida pada tanaman sayuran No Variabel penggunaan pestisida Parameter Jenis data Primer Sekunder 1. Luas tanam tanaman sayuran 1. Luas tanam tanaman sayuran Diperta Prov Jawa Timur 2. Pertambahan luas tanam per tahun Diperta Prov Jawa Timur 3. Prediksi pengurangan lahan pertanian tanaman sayuran per tahun Diperta Prov Jawa Timur 4. Volume pestisida yang digunakan petani per satuan luas Petani 5. Laju pertambahan kebutuhan sayuran per tahun Deptan dan Depkes 56 Lanjutan Tabel 6 No Variabel penggunaan pestisida Parameter Jenis data Primer Sekunder 2. Serangan OPT 1. Perubahan atau pertambahan luas serangan OPT Diperta provinsi Jawa Timur 2. Fluktuasi curah hujan BMG Jawa Timur 3. Penambahan volume penggunaan pestisida jika ada serangan OPT Petani 3. Tekanan formulator 1. Persentase kunjungan formulator per bulan Formulator petani 2. Jumlah formulator di sekitar lokasi penelitian dan Jawa Timur Petani Distributor 3. Laju pertumbuhan formulasi yang diperdagangkan Produsen Ditjen Sarana Pertanian 4. Insentif yang ditawarkan Petani 5. Penambahan volume penggunaan pestisida karena tekanan formulator Petani 4. Kemudahan mendapatkan pestisida 1. Jumlah distributor Dinas Perdagangan 2. Cara pembayaran Petani Distributor 3. Penawaran insentif Distributor 4. Perbedaan volume pestisida Petani 5. Kondisi SDM petani 1. Persentase petani yang belum pernah mengikuti SLPHT Diperta provinsi Jawa Timur 2. Distribusi pendidikan petani Petani 3. Peningkatan pelatihan pengendalian OPT Diperta provinsi Jawa Timur 4. Lama bertani Petani 5. Perbedaan volume penggunaan pestisida berdasarkan jenjang pelatihan pengendalian OPT Petani

3.5. Analisis Data

3.5.1. Analisis Penggunaan Pestisida Saat ini Analisis penggunaan pestisida saat ini bertujuan untuk mengukur sejauhmana implementasi kebijakan penggunaan pestisida dapat diterima oleh para petani 57 tanaman sayuran. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara penggunaan pestisida oleh petani yang pernah mengikuti SLPHT dengan petani Non SLPHT. Petani SLPHT adalah petani yang pernah mengikuti pelatihan pengendalian hama terpadu yang diprakarsai oleh pemerintah. Dalam hal ini pemerintah telah melakukan intervensi kepada petani melalui pendidikan dan pelatihan penggunaan pestisida dengan benar, dan sebaliknya petani Non SLPHT tidak pernah mendapatkan informasi secara langsung . Analisis data dilakukan dua tahapan yakni analisis diskriptif discritive analysis dan analisis perbandingan comparative analysis. Analisis diskriptif bertujuan untuk memperoleh statistik distribusi frekuensi responden berdasarkan kriteria ketepatan penggunaan pestisida per kelompok responden. Sedangkan comparative analysis bertujuan untuk membandingkan antara petani SLPHT dan Non SLPHT dalam menggunakan pestisida. Uji comparative analysis dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitny pada taraf signifikan probability value α = 0,05. Pengolahan data penelitian dengan bantuan software komputer Statistical Product and Servce Solutions SPSS 16.0 for windows . Penarikan kesimpulan apabila nilai ρ α maka kebijakan penggunaan pestisida telah mampu merubah perilaku petani sayuran dalam penggunaan pestisida, dan apabila ρ α maka yang terjadi sebaliknya. 3.5.2. Validasi Model Model yang baik ditandai dengan kesesuaian antara fakta dengan hasil simulasi. Eriyatno 1999 menyatakan validasi merupakan usaha untuk menilai model apakah model sistem yang dibangun merupakan perwakilan yang sah dari realitas yang dikaji, yang dapat menghasilkan kesimpulan yang menyakinkan. Validasi dapat dilakukan terhadap struktur model dan keluaran model output model . Validasi struktur dilakukan melalui studi pustaka, sedangkan validasi output dilakukan dengan membandingkan dengan data empirik. Untuk memverifikasi penyimpangan keluaran model dengan data empirik dilakukan dengan uji KF Kalman Filter. Tingkat kecocokan hasil simulasi model dengan nilai aktual adalah 47,25-52,3 dengan menggunakan perasamaan: Va Vs Vs KF + = 1