Perkembangan Penggunaan Lahan TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

70 Tabel 14. Pengggunaan lahan di Jawa Timur tahun 2009 Jenis penggunaan lahan Luas ha tahun 2009 Lahan sawah 1.151.529 Lahan bukan sawah 1.792.367 Lahan bukan persawahan 1.632.346 Total wilayah Provinsi Jatim 4.576.242 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2009 Pemanfaatan lahan pertanian di Jawa Timur meliputi lahan sawah dan lahan kering , lahan sawah terdiri dari sawah irigasi teknis, sawah irigasi ½ teknis, sawah irigasi sederhana, sawah irigasi desa, sawah tadah hujan dan sawah lainnya polder dan pasang surut. Pemanfaatan lahan sawah irigasi teknis seluas 678.272 ha 58,90, irigasi semi teknis seluas 124.662 ha 10,82, irigasi sederhana seluas 81.577 ha 7,80, irigasi desa seluas 50.340 ha 4,37 dan sawah tadah hujan seluas 213.447 ha 18.54 dan sawah lainnya 3.231 ha 0,28. Lahan beririgasi teknis sebagian besar terletak di wilayah utara sedangkan sawah tadah hujan yang mempunyai luasan dibawah irigasi teknis mayoritas berada di wilayah selatan. Jenis pemanfaatan lahan kering di Jawa Timur yang luasnya mencapai 1.792.367 ha meliputi tegalan, ladang, perkebunan dan lainnya. Lahan kering berupa tegalkebun merupakan wilayah paling luas di Jawa Timur. Pemanfaatan lahan kering lahan tegal seluas 1.113.481 ha 62,1 dan perkebunan seluas 208.259 ha 11,6 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2009. Selama lima tahun terakhir 2005 sd 2009 rerata per tahun alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang terjadi seperti perumahanbangunan rata-rata seluas 770,9 ha 39,9, industri seluas 454,7 ha 23,6, prasarana seluas 93,8 ha 4,9, lahan kering seluas 134,2 ha 6,9 perkebunan seluas 80,2 ha 4,2, tambak seluas 274,6 ha 14,2 dan pemanfaatan lahan lainnya seluas 122,4 ha 6,3.Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 2009.

4.4. Iklim dan Hidrologi

Kondisi sumberdaya alam Jawa Timur, baik iklim, fisiografi maupun kemampuan lahan dalam menumbuhkan komoditas mempengaruhi pengembangan 71 komoditas di suatu wilayah, iklim di Jawa Timur meliputi tingkat kebasahan dan tinggi rendahnya suhu. Tingkat kebasahan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas pada keadaan lengas tanah sepanjang tahun di dalam Soil Moisture Control Section SMCS pada tegangan kurang dari 1.500 kPa. Tegangan 1.500 kPa adalah titik layu permanen, sehingga tegangan di atas titik tersebut air tidak dapat tersedia untuk mempertahankan kehidupan sebagian besar tanaman. Berdasarkan Agroclimatic Map of Java and Madura Oldeman 1975, kondisi lengas tanah di Jawa Timur tertera pada Tabel 15. Kondisi lengas tanah di Jawa Timur, menunjukkan bahwa lengas tanah yang paling dominan adalah kategori Ustic dengan tipe C3, D3 dan E yang mempunyai luasan 2.333.750 ha atau 77,01, kategori berikutnya adalah Udik dengan tipe B2, Kondisi suhu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas tanaman adalah suhu tanah pada kedalaman 50 cm. Rejim suhu diperkirakan dari letak ketinggian dari permukaan laut berdasarkan peta topografis wilayah Jawa Timur yaitu : isohyperthermic, rata-rata tahunan suhu tanah 22 ° C dan berada pada ketinggian kurang 0-700 m; Isothermic, rata-rata tahunan suhu tanah 15 ° C - 22 ° C dan berada pada ketinggian 700-1500 m; dan isomesic, rata-rata tahunan suhu tanah 9 ° C-15 ° C dan berada pada ketinggian 1500-2500 m. Persentase rejim suhu di wilayah Jawa Timur yang terbesar adalah isothermic sebesar 5,80 dan isomesic sebesar 1,59 . Tabel 15 Kondisi lengas tanah di wilayah Provinsi Jawa Timur No. Lengas tanah Karakteristik tanah 1. Perudic Soil Moisture Control Section SMCS selalu sangat lembab Short dry period regime mempunyai 2 bulan kering berturut- turuttahun tipe A dan B1 2. Udic Soil Moisture Control Section SMCS jarang mengalami kekeringan selama lebih dari 90 hari kumulatiftahun Medium dry period regime dengan 2-4 bulan kering berturut- turuttahun tipe B2, C2 dan D2 3. Ustic Soil Moisture Control Section SMCS mengalami kekeringan selama lebih 90 hari kumulatif tahun Long dry period regime , mempunyai 4 bulan kering berturut- turuttahun tipe C3, D3 dan E. Sumber : Oldeman 1975