153
2. Selama penelitian diperoleh informasi bahwa kerjasama lintas sektor perihal
penggunaan pestisida dalam pengendalian OPT terkesan berjalan tidak harmonis, hal disebabkan oleh leading sector yang berbeda, sehingga
diperlukan peningkatan koordinasi dan kolaborasi yang baik antara PHP, PPL, Mantri Tani serta dinas terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas
Perindustrian. 3.
Diperlukan perhatian lebih dari pemerintah baik pusat maupun daerah dalam rangka memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan untuk
meningkatkan kemampuan petani maupun petugas lapangan. Sebagaimana data diketahui bahwa 64 petani berusia 45 tahun sehingga perlu regenerasi
demikian halnya dengan para petugas lapangan. 4.
Pengawasan terhadap kinerja petugas lapangan dalam pendampingan dan pembinaan kepada petani dalam penggunaan pestisida perlu untuk ditingkatkan
mengingat kehadiran para petugas ke petani dominan untuk kepentingan administratif. Data menunjukkan kehadiran petugas dalam rangka kepentingan
administratif dan pembinaan 0 sampai 3 kali per bulan 4 .
5.11. Uji Sensitifitas Model yang Dibangun
Uji sensitivitas dilakukan untuk mengetahui respon model terhadap stimulus. Stimulus yang dimaksdukan adalah faktor kunci yang mempengaruhi
kinerja model yang telah ditemukan. Adapun tujuannya adalah untuk menemukan alternatif tindakan yang baik untuk mengakselerasi kemungkinan pencapaian
fungsi positif dan untuk mengantisipasi munculnya dampak negatif. Sebagaimana diketahui bahwa faktor kunci yang mempengaruhi penggunaan pestisida adalah
SDM petani, SDM petugas, serangan OPT dan penggunaan teknologi alternatif. Model menggambarkan bahwa SDM petani dipengaruhi oleh beberapa sub
parameter kunci meliputi frekwensi pelatihan, pendidikan dan lama bertani. SDM petugas dipengaruhi oleh satu parameter yakni peran petugas untuk melakukan
pendampingan dan pembinaan. Serangan OPT ditentukan oleh laju luas serangan OPT dan kondisi curah hujan. Hasil simulasi model dengan mengintervensi faktor-
faktor kunci yang masing-masing diinterfensi dengan frekwensi yang sama yakni 2 maka diperoleh hasil simulasi tertera pada Gambar 36.
154
Hasil simulasi model setelah dilakukan intervensi dengan meningkatkan pendidikan dan pelatihan pada petani, peningkatan peran petugas lapangan,
peningkatan pemanfaatan teknologi alternatif untuk pengendalian OPT serta penurunan serangan OPT masing-masing 2 maka hasil akhir yang memberikan
respon paling sensitif adalah pengaruh parameter pendidikan dan pelatihan pada SDM petani yang menghasilkan 25.494,17 ton per tahunnya di akhir simulasi.
Kedua, adalah penurunan serangan OPT tanaman sayuran yang menghasilkan 27.151,83 ton per tahunnya. Ketiga, peran petugas baik melalui peningkatan
kemampuan, peningkatan kepedulian petugas dalam melakukan pendampingan dan pembinaan, diakhir simulasi mampu menekan penggunaan pestisida sampai
26,947,83 ton per tahun. Keempat, peningkatan penggunaan teknologi alternatif yang mampu menekan penggunaan pestisida sampai dengan 28.717,5 ton per
tahun.
Gambar 36 Grafik tingkat sensifitas perilaku sistem yang dapat dintervensi pada parameter SDM petani, serangan OPT, peran petugas dan penggunaan teknologi alternatif dalam
penggunaan pestisida pada tanaman sayuran di Jawa Timur
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari keempat parameter yang dapat dilakukan interfensi dan memiliki sensifitas paling tinggi terhadap perilaku
sistem dalam mengembangkan implementasi kebijakan penggunaan pestisida adalah intervensi pendidikan dan pelatihan petani. Namun untuk menekan
penggunaan pestisida dari awal sebaiknya intervensi dapat dikonsentrasikan pada penanganan laju serangan OPT sayuran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jika
penanganan serangan OPT dengan menggunakan teknologi alternatif ditingkatkan
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000 40000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 SDM Ptn
SDM Ptgs Ser OPT
Tek Alternatif