Curah Hujan TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
73
Gambar 11 Rerata curah hujan empat wilayah penelitian di Jawa timur tahun 2005 sd 2010
Berdasarkan Gambar 11 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 sampai dengan 2009 curah hujan dan hari hujan memiliki data rerata yang konstan atau
stabil sedangkan pada tahun 2010 menggambarkan adanya peningkatan curah hujan hal ini disebabkan oleh anomali iklim yang ekstrim dimana hari hujan di tiga
puluh kabupaten mencapai 4.414 HH dan bulan kering relatif pendek. Sedangkan distribusi hujan bulanan sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 menunjukkan
bahwa di Provinsi Jawa Timur mempunyai musim kemarau sekitar 4 bulan Juli – Oktober, musim hujan atau bulan basah terjadi pada November sampai dengan
Mei, sedangkan kondisi hujan agak kurang terjadi pada Bulan Juni dan November. Adapun di lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Kediri,
Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo rerata curah hujan dan hari hujan masing masing kabupaten secara berurutan sebagai berikut 105 mm ; 6 HH, 121
mm ; 7 HH, 30 mm ; 8 HH dan 22 mm ; 5 HH. Distribusi curah hujan dan hari hujan tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian tergolong beriklim basah
dengan curah hujan relatif tinggi. Data curah hujan tersebut dapat dilihat bahwa wilayah penelitian di Kabupaten Probolinggo menunjukkan curah hujan yang
relatif rendah jika dibandingkan dengan ketiga kabupaten. Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Probolinggo tersebut adalah daerah dataran tinggi. Kabupaten
Probolinggo termasuk di wilayah dataran tinggi gunung Bromo. Rendahnya curah hujan disebabkan oleh data curah hujan pada tahun 2009 dan 2010 lebih rendah
jika dibandingkan dengan kedua kabupaten lainnya. Gambar didtribusi curah hujan dan hari hujan wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar 12.
50 100
150 200
250 300
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Nganjuk Kediri
Malang Probolinggo
74
Gambar 12 Hari hujan di empat wilayah penelitian di Jawa timur tahun 2005 sd 2010
Curah hujan di wilayah penelitian mempunyai kisaran 1.229 – 2.586 mm dan jumlah rerata curah hujan bulanan berkisar dari 127 - 217 mm Gambar 10.
Distribusi curah hujan bulanan tersebut menunjukkan bahwa di wilayah penelitian mempunyai musim kemarau sekitar 3 bulan Juli-September, musim hujan atau
bulan basah terjadi pada Nopember-Mei, sedangkan kondisi hujan agak kurang terjadi mulai Juni, Juli dan Oktober. Distribusi curah hujan bulanan tersebut
menunjukkan bahwa daerah penelitian tergolong beriklim basah dengan curah hujan relatif cukup tinggi.
Tiga wilayah sentra pertanian tanaman sayuran yaitu Kabupaten Nganjuk, Kediri dan Malang adalah masuk wilayah Daerah Aliran Sungai DAS Brantas.
Diketahui bahwa Sungai Brantas adalah sebuah sungai di Jawa Timur yang
merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas Kota Batu, lalu mengalir ke Malang,
Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang dan Mojokerto. DiKabupaten Mojokerto sungai ini bercabang dua menjadi Kali Mas ke arah Surabaya dan Kali
Porong ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo. Kali Brantas mempunyai DAS seluas 11.800 km2 atau ¼ dari luas Provinsi Jatim. Panjang sungai utama 320 km
mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Curah hujan rata-rata mencapai 2.586 mm per-tahun dan dari jumlah tersebut
sekitar 85 jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 miliar m³. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m³ per-tahun.
Berdasarkan analisis air dari beberapa titik air badan air sungai Brantas cocok untuk sumber air irigasi dan bahan baku air minum bagi kota disepanjang aliran
sungai. PJT Mojokerto 2010.
50 100
150 200
250 300
350 400
450
Jan Peb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Ags Sep
Okt Nov Des
Nganjuk Kediri
Malang Probolinggo
75
Sungai Brantas maupun anak-anak sungainya menjadi sumber air yang memadai. Bukti terkuat tentang adanya budaya pertanian yang ditunjang oleh
pengembangan sarana prasarana pengairan irigasi yang intensif ditemukan di DAS Kali Brantas, lewat Prasasti Harinjing di Pare. Sungai Brantas memiliki
fungsi yang sangat penting bagi Jawa Timur mengingat 60 produksi padi berasal dari areal persawahan di sepanjang aliran sungai ini. Adanya dua gunung berapai
yang aktif di bagian hulu sungai yaitu G. Kelud dan G. Semeru menyebabkan banyaknya material vulkanik yang mengalir kesungai ini. Hal ini menyebabkan
tingkat sedimentasi bendungan-bendungan yang ada di aliran sungai ini menjadi sangat tinggi.
Wilayah sentra pertanian sayuran di Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo yang menjadi obyek penelitian memiliki ketingian lebih dari 400
meter dpl. Sumber air banyak berasal dari curah hujan yang tinggi dan sumber air alami. Selain itu dua sentra tanaman sayuran ini memiliki kelembaban udara yang
tinggi dengan penyinaran matahari 12 jam per hari sehingga kebutuhan air dapat dioptimalkan oleh tanaman sayuran.
Kabupaten Nganjuk sebagai sentra tanaman sayuran Bawang Merah yang memiliki jarak lebih kurang 25 km dari Sungai Brantas, pemenuhan kebutuhan air
untuk budidaya disuplai dari bendungan Kali Bening yang terletak di Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Jawa Timur.