Program Pembangunan Tanaman Hortikultura di Jawa Timur
81
4.9.1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 bahwa pengembangan pangan dan kesejahteraan petani adalah kewajiban bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Peran pemerintah dalam hal ini adalah melaksanakan pengaturan dan pengendalian agar berkembang suatu sistem pengusahaan pangan
yang adil dan bertanggungjawab. Pada hakekatnya Pembangunan Petanian Tanaman Hortikultura harus didasarkan pada kaidah bisnis, dalam rangka
mendayagunakan keunggulan komperatif dan kompetitif. Dengan pengertian tersebut, maka agribisnis komoditas pangan yang berbasis sumberdaya lokal yang
menghasilkan, mengolah dan memasarkan berbagai ragam produk pangan serta memberikan pendapatan bagi masyarakat akan memberikan kontribusi yang besar
terhadap terwujudnya ketahanan pangan. Ketahanan pangan secara definitif diartikan sebagai terpenuhinya pangan
dengan ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah, mutu, keamanan maupun kesesuaian dengan sosio kultur’ Ketahanan pangan dapat dijangkau secara fisik
maupun ekonomis dan dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan individu setiap waktu. Sebagaimana pendekatan tersebut kebijakan ketahanan pangan
diarahkan pada a keragaan sumberdaya b efisiensi ekonomi dan keunggulan kompetitif wilayahdaerah c pengaturan distribusi pangan mengacu pada
meknisme pasar yang kompetitif, d serta sebagai bagian dari peningkatan pendapatan petani.
4.9.2. Program Pengembangan Agribisnis
Program pengembangan agribisnis diarahkan untuk meningkatkan prduktifitas baik kualitas maupun kuantitas produksi komoditas tanaman pangan
dan hortikultura. Produk yang dihasilkan dapat dipasarkan untuk keperluan pemenuhan kebutuhan masyarakat, bahan baku industri pengolahan dan ekspor.
Pengembangan agribisnis ini bertujuan untuk 1 meningkatkan penerimaan ekspor, 2 menurunkan volume dan nilai impor hasil pertanian tanaman hortikultura, 3
meningkatkan kesempatan kerja produktif di pedesaan, 4 meningkatkan partisipasi aktif masyarakat, 5 meningkatkan investasi swasta dalam
pengembangan agribisnis, 6 memajukan perekonomian di pedesaan, 7
82
terpeliharanya produktifitas sumberdaya alam, dan 8 mengembangkan usaha pertanian konservasi dan terjaganya kualitas lingkungan hidup.
Pengembangan agribisnis yang memposisikan petani sebagai wiraswasta agrbisnis merupakan pengembangan ekonomi rakyat. Untuk membangun pertanian
berwawasan agribisnis, upaya yang dilakukan adalah dengan penyediaan sarana- prasarana dan permodalan melalui penyediaan agroinput dengan prinsip 6 enam
tepat serta dukungan fasilitas permodalan, pengembangan usaha dan pemasaran melalui penyediaan jaringan pemasaran dan informasi pasar serta mewujudkan
usaha pengolahan hasil pertanian. Program pengembangan agribisnis dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem dan usaha–usaha agribisnis yang
mengarah agar seluruh subsistem agribisnis dapat dilakukan secara produktif dan efisien sehingga menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai
tambah dan daya saing yang tinggi di pasar domestik maupun intenasional. Dalam rangka membangun pertanian berbasis agrobisnis, maka model yang akan
dikembangkan di Jawa Timur adalah Model Cooperative Farming. Tujuan program ini adalah ; 1 mengembangkan sistem hulu; 2 mengembangkan sub
sistem on-farm; 3 mengembangkan sub sistem pengolahan; 4 mengembangkan sub sistem pemasaran; 5 mengembangkan sub sistem penunjang sebagai satu
kesatuan sistem yang sinergis. 4.9.3.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Suberdaya alam dan manusia merupakan salah satu modal utama
pembangunan pertanian. Kendala yang dihadapi adalah semakin menurunnya sumberdaya alam, selain sumberdaya manusia yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Program peningkatan kesejahteraan petani diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam dan manusia melalui peningkatan
kemampuan dan produktifitas usahatani melalui pengembangan pertanian rakyat, optimalisasi usaha pertanian dan rehabilitasi serta peningkatan jaringan irigasi.
Upaya yang dilakukan antara lain dengan optimalisasi pemanfaatan lahan, air irigasi, sumber air dan plasma nutfah, pengembangan komoditas prospektif dan
perwilayahan komoditas serta peningkatan sumberdaya manusia, pengembangan alsintan, penyediaan data yang akurat, penanggulangan bencana, penanganan
wilayah khusus, penyediaan sarana dan prasarana kerja serta pengembangan dan
83
pemanfaatan teknologi. Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian, terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses
terhadap sumberdaya usaha pertanian. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan pada :
1. Pengembangan upaya pengentasan masyarakat miskin di kalangan petani.
2. Pengembangan kredit usaha berbasis pertanian bagi kelompok miskin di
pedesaan, dan pembentukan lembaga keuangan mikro untuk melayani kebutuhan modal usaha penduduk miskin.
3. Pemberdayaan usaha rakyat berbasis pertanian melalui akses permodalan
pinjaman lunak dengan agungan aktivitas usaha itu sendiri. 4.
Pengembangan kredit usaha mikro tanpa agunan bagi petani dan buruh tani perempuan untuk mewujudkan kemandirian perempuan secara ekonomi.
5. Penyerderhanaan mekanisme dukungan kepada petani, serta pengurangan
hambatan usaha pertanian. 6.
Perlindungan terhadap petani dari persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil.
7. Penumbuhan dan penguatan lembaga pertanian dan pedesaan untuk
meningkatkan posisi tawar petani. 8.
Perbaikan sistem dan mekanisme distribusi pupuk bersubsidi mengantisipasi secara dini kelangkaan pupuk berulang pada setiap musim tanam.
9. Mendorong perkembangan koperasi dan Badan Usaha Milik Desa BUMDes
yang berbasis rakyatkomunitas, dan dikelola sebagai usaha bersama dari, oleh dan untuk rakyat, melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal.