Upaya Pengendalian OPT pada Tanaman Sayuran
118 Tabel 30 Perbandingan kumulatif luas pengendalian serangan OPT bawang merah di
Jawa Timur tahun 2009 OPT Luas
Pengendalian ha
Eradikasi Pestisida Cara Lain
Spodoptera litura 1.042,3 10.576,0
3.186 Lyriomyza
sp. 20 2.177,8
30,4 Phytophthora
sp. 0,2 2.823,7
116,1 Alternaria porri
0 334,9 52,3
Antraknosa 0 46,2
25,4 Fusarium
0 369,4 2,5
Jumlah 1.062,5 15.993,1
3.412,7 Persentase
5,19 78,14 16,67
Sumber : Diperta Provinsi Jawa Timur 2009
Hasil inventarisi data yang berhasil dikumpulkan dalam penggunaan pestisida pada tanaman bawang merah di wilayah sentra yakni di Kabupaten Nganjuk dan
Kabupaten Probolinggo dijumpai bahwa kebutuhan per hektarnya mencapai 31,59 kg SLPHT dan 32,19 kg Non SLPHT. Volume penggunaan pestisida pada
tanaman bawang merah sangat tergantung dari kondisi musim dan cuaca. Pada musim tanam bulan April sampai dengan Bulan Agustus penggunaan pestisida
lebih dominan jenis insektisida, karena pada bulan-bulan ini banyak serangan insekta seperti Lyriomyza sp, S. exiqua, dan Thrips tabaci L Pada saat pengambilan
data, serangan Lyriomyza sp. dianggap masyarakat setempat sangat membahayakan karena hama ini menyerang di dalam daun bawang sehingga tanda-tanda serangan
tidak tampak diawal, namun setelah serangan berat baru tampak gejala dari luar. Dilihat dari waktu serangannya yang berjalan sangat cepat dan dalam waktu yang
hampir bersamaan dalam satu area tertentu maka kondisi ini menyebabkan masyarakat setempat menamainya dengan serangan “Grandong” semacam tokoh
cerita sandiwara yang menyeramkan. Jenis hama lainnya yang menyebabkan penggunaan pestisida di musim kemarau lebih banyak adalah serangan ulat bawang
S. exiqua . Hama ini menyerang daun tanaman bawang merah dan masuk
didalamnya, sehingga tanda serangannya adalah daun patah dan kering. Pengendalian serangan OPT Lyriomiza sp. dan S. exiqua tetap mengutamakan
dengan insektisida, namun pada luasan areal kurang dari 0,2 ha dibantu dengan cara mekanis yakni memangkas daun yang terserang secara manual dalam bahasa
jawa ”Petan”.
119
Pada musim penghujan penggunaan pestisida lebih tinggi jika dibandingkan musim kering, hal ini disebabkan oleh curah hujan lebih tinggi jika dibandingkan
musim kemarau, mengakibatkan kelembaban yang relatif lebih tinggi sehingga bakteri dan fungi lebih cepat berbiak. Nama fungi yang sering menyerang tanaman
bawang merah seperti bercak ungu atau trotol Alternaria porri, Embun Bulu atau busuk daun Peronospora destructor Berk Caps, dan Antraknose Colletotrichum
gloesporioides . Sesuai dengan jenis OPT yang menyerang maka kebutuhan
fungisida pada musim penghujan 1,5-2 kali lipat musim kemarau.
Tabel 31 Jumlah pestisida yang banyak digunakan oleh petani SLPHT dan Non SLPHT pada komoditas bawang merah di Jawa Timur tahun 2006
No. Jumlah jenis
pestisida yang digunakan
Petani SLPHT Petani Non SLPHT
Jumlah orang
Persentase Jumlah
Orang Persentase
1 1-3
macam - - - -
2 4-6 macam 10
35,71 3
10,71 3
7-9 macam
17 60,71 18 64,29
4 9 macam 1
3,57 7
25,00 Jumlah
28 100,00 28 100,00
Penggunaan pestisida dalam pengendalian OPT tanaman bawang merah yang mencapai 31,59 kg sampai dengan 32,19 kg per hektar, para petani tidak lagi hanya
menggunakan 2 sampai 3 macam formulasi tetapi yang paling banyak antara 7 sampai 9 formulasi, bahkan pada sebagian petani non SLPHT ada yang
menggunakan 9 sampai 12 formulasi Tabel. 31. Banyaknya formulasi ini sangat tergantung pada banyaknya jenis OPT yang menyerang dan besaran tingkat
serangan pada suatu areal. Semakin banyak OPT yang menyerang semakin banyak formulasi yang digunakan oleh petani, demikian juga semakin berat tingkat
serangannya petani akan berusaha melakukan kombinasi formulasi dengan harapan mampu meningkatkan daya racunnya.