Model Optimalisasi Fungsi Tujuan

Tabel 4. Biaya Produksi dan Keuntungan per Kilogram Karet Kering untuk RSS-1, RSS-2, Cutting A Tahun 2006 dan 2007 2006 RSS 1 RSS 2 Cutting A Harga Jual Biaya Produk si Keuntu ngan Harga Jual Biaya Produ ksi Keuntu ngan Harga Jual Biaya Produ ksi Keuntu ngan Triwulan 1 18.133 7.093 11.040 17.876 7.090 10.786 17.600 6.884 10.716 Triwulan 2 17.700 5.961 11.739 17.371 5.886 11.485 17.399 5.913 11.486 Triwulan 3 19.576 5.258 14.318 19.099 5.336 13.763 18.399 5.011 13.388 Triwulan 4 16.533 6.116 10.417 16.383 6.334 10.049 15.867 5.925 9.942 2007 Harga Jual Biaya Produk- si Keuntu ngan Harga Jual Biaya Produ ksi Keuntu ngan Harga Jual Biaya Produ ksi Keuntu ngan Triwulan 5 17.234 5.837 11.397 16.933 5.731 11.202 16.934 5.798 11.136 Triwulan 6 18.100 6.643 11.457 17.687 6.684 11.183 17.567 6.592 10.975 Triwulan 7 17.086 6.268 10.818 17.300 6.584 10.716 18.326 6.461 11.865 Triwulan 8 19.233 5.717 13.516 18.967 5.601 13.366 18.300 5.563 12.737 Sumber : Laporan Produksi Perkebunan Widodaren Tahun 2006 dan 2007, diolah. Setelah parameter input untuk setiap produk diketahui maka fungsi tujuan untuk memaksimumkan keuntungan setiap bulannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Maksimum Z = 11040X 11 +10786X 21 +10716X 31 +11739X 12 +11485X 22 +11486X 32 +14318X 13 +137 63X 23 +13388X 33 +10417X 14 +10049X 24 +9942X 34 +11397X 15 +11202X 25 +11136X 3 5 +11457X 16 +11183X 26 +10975X 36 +10818X 17 +10716X 27 +11865X 37 +13516X 18 +1 3366X 28 +12737X 38 Keterangan : X 11 – X 18 : Produk RSS 1 pada triwulan 1 sampai dengan triwulan 8 X 21 – X 28 : Produk RSS 2 pada triwulan 1 sampai dengan triwulan 8 X 31 – X 38 : Produk Cutting A pada triwulan 1 sampai dengan triwulan 8

6.3 Kendala – kendala Model Optimalisasi

Kendala – kendala khususnya dalam pengolahan RSS Ribbed Smoked Sheet terdiri dari kendala pengadaan bahan baku lateks, kendala bahan penolong, kendala tenaga kerja, kendala kapasitas produksi, dan kendala jam mesin per bulannya.

6.3.1 Kendala Pengadaan Bahan Baku Lateks

Pengadaan bahan baku yang mampu dilakukan oleh masing – masing kebun berbeda – beda dan mengalami fluktuasi pada tiap triwulan. Pengadaan bahan baku oleh masing – masing kebun menjadi perkiraan ketersediaan bahan baku lateks bagi pengolahan RSS dan menjadi nilai sebelah kanan dalam fungsi kendala pengadaan bahan baku. Total ketersediaan bahan baku lateks dalam liter yang didapatkan melalui penyadapan tiap triwulannya pada tahun 2006 dan 2007 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Ketersediaan Bahan Baku Lateks Tiap Bulan Tahun 2006 dan 2007 Periode Pengadaan Bahan Baku Liter Periode Pengadaan Bahan Baku Liter Triwulan 1 77,825 Triwulan 5 72,154 Triwulan 2 107,862 Triwulan 6 90,989 Triwulan 3 90,502 Triwulan 7 99,203 Triwulan 4 59,286 Triwulan 8 69,045 Sumber : Laporan Produksi Perkebunan Widodaren Tahun 2006 dan 2007, diolah. Pada tabel ketersediaan bahan baku lateks dapat dilihat dengan jelas bahwa produksi lateks mengalami puncak pada triwulan ke-2 pada tahun 2006 sebesar 107.862 liter lateks dan pada triwulan ke-7 pada tahun 2007 sebesar 99.203 liter lateks dan mengalami produksi terendah pada triwulan ke-4 dan ke-8 yaitu pada saat kebun mengalami musim penghujan yang menyebabkan proses penyadapan tidak berjalan mulus. Pada proses produksi pembuatan lateks menjadi karet kering didapatkan 1 Kilogram Karet Kering dihasilkan dari 2,5 liter lateks. Oleh karena itu, seperti ditunjukkan pada Lampiran 3, komposisi produksi aktual sebesar 92 persen RSS 1, 5 persen RSS 2 dan 3 persen Cutting A maka nilai koefisien lateks pada produk