Analisis Status Sumberdaya PRODUKSI OPTIMAL KARET OLAHAN

sumberdaya bukan pembatas BP, artinya sumberdaya ini tidak habis digunakan pada proses produksi. Nilai slack juga berkaitan dengan besarnya pengaruh penambahan atau pengurangan jumlah ketersediaan sumberdaya bersangkutan habis digunakan atau berstatus pembatas.Sedangkan bila jumlah sumberdaya masih tersisa maka penambahan ketersediaan tidak berpengaruh terhadap nilai fungsi tujuan yaitu kontribusi keuntungan pada Perkebunan Widodaren. Sumberdaya yang menjadi pembatas terdiri dari taksasi produksi RSS 1 dan RSS 2 serta Komposisi Produksi Cutting A. Dual prices dari masing – masing pembatas dapat dilihat pada Lampiran 11. Sumberdaya taksasi produksi RSS 1 menjadi pembatas P dengan dual price 11.147,16, artinya penambahan satu unit taksasi produksi akan menaikkan penerimaan optimal sebesar Rp 11.147,16. Nilai dual price kendala ini setara dengan koefisien pada fungsi tujuan, yang berarti setiap penambahan bahan baku ini pada kondisi yang lain tetap akan menambah nilai optimal. Tabel 18 merupakan rekap analisis status sumberdaya pada Perkebunan Widodaren triwulan 1 tahun 2006.Berdasarkan tabel 20, pembatas utama adalah dengan nilai dual price terbesar yaitu taksasi RSS 1. Selain taksasi produksi RSS 1, taksasi produksi RSS 2 dan Komposisi Produksi Cutting A juga turut menjadi pembatas dalam proses produksi perkebunan Widodaren ini. Pada triwulan 1 dengan menambahkan 1 unit taksasi produksi pada taksasi produksi RSS 2 akan menaikkan penerimaan sebanyak Rp 10.786,- dan menambahkan satuan pada koefisien Komposisi Produksi Cutting A akan menaikkan penerimaan sebanyak Rp 10.716,- Tabel 18. Rekap Analisis Status Sumberdaya Perkebunan Widodaren Triwulan 1 Tahun 2006 Kendala Slack or Surplus Dual Price Status Sumberdaya Lateks 15.266,82 BP Asam Semut 43.674,37 BP Taksasi Produksi RSS 1 11.147,16 P Taksasi Produksi RSS 2 10.786 P HOK Pembekuan dan Pengenceran 294,47 BP HOK Penggilingan 513,43 BP HOK Kamar Asap 314,96 BP HOK Pembongkaran dan Sortasi 72,99 BP HOK Pengemasan 72,99 BP Jam Kerja Mesin Koaguler Bak 887,98 BP Jam Kerja Mesin Sheeter 802,47 BP Komposisi Produksi RSS 2 0,12 BP Komposisi Produksi Cutting A 10.716 P Ket : P Pembatas, BP Bukan Pembatas

7.5. Analisis Sensitivitas

Pada analisis pasca optimal, pengaruh perubahan fungsi tujuan kontribusi keuntungan per Kilogram Karet Kering dan perubahan jumlah sumberdaya yang tersedia akan dianalisis terhadap optimalitas pemecahan kasus optimalisasi produksi. Dalam analisis perubahan fungsi tujuan, akan dianalisis pengaruh perubahan skenario fungsi tujuan terhadap hasil optimal produksi yang telah didapatkan sementara dalam perubahan jumlah sumberdaya akan dianalisis seberapa jauh suatu kenaikan dan penurunan nilai sumberdaya yang diperbolehkan. Dalam analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan, dapat diperoleh kisaran kontribusi keuntungan yang diijinkan untuk mempertahankan nilai optimal dari variabel, walaupun nilai optimal Z akan berubah. Sasaran dalam analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan adalah menentukan kisaran variasi untuk koefisien fungsi tujuan dimana pemecahan optimal saat ini tidak berubah.

7.5.1 Analisis Sensitivitas Koefisien Fungsi Tujuan