Kendala Bahan Penolong Kendala – kendala Model Optimalisasi

produk RSS 1 yaitu sebesar 2,99 , pada RSS 2 sebesar 0,1625 dan pada Cutting A sebesar 0,0975. Nilai kebutuhan bahan penolong merupakan koefisien input bahan penolong dalam fungsi kendala bahan penolong. Ketersediaan bahan penolong dalam satuan gram tersedia pada tabel 7. Tabel 7. Ketersediaan Bahan Penolong Tahun 2006 dan Tahun 2007 Periode Asam Semut gram Periode Asam Semut gram Triwulan 1 125.000 Triwulan 5 102.000 Triwulan 2 175.000 Triwulan 6 150.000 Triwulan 3 125.000 Triwulan 7 200.000 Triwulan 4 102.000 Triwulan 8 100.000 Sumber : Laporan Produksi Perkebunan Widodaren Tahun 2006 dan 2007, diolah Ketersediaan bahan penolong menjadi nilai sebelah kanan dalam fungsi kendala bahan penolong, menggambarkan total maksimal bahan penolong dapat dimanfaatkan pada . Berikut adalah fungsi kendala bahan penolong asam semut : Triwulan 1 : 2,99X 11 + 0,1625X 21 +0,0975X 31 ≤ 125.000 Triwulan 2 : 2,99X 12 + 0,1625X 22 +0,0975X 32 ≤ 175.000 Triwulan 3 : 2,99X 13 + 0,1625X 23 +0,0975X 33 ≤ 125.000 Triwulan 4 : 2,99X 14 + 0,1625X 24 +0,0975X 34 ≤ 102.000 Triwulan 5 : 2,99X 15 + 0,1625X 25 + 0,0975X 35 ≤ 102.000 Triwulan 6 : 2,99X 16 + 0,1625X 26 +0,0975X 36 ≤ 150.000 Triwulan 7 : 2,99X 17 + 0,1625X 27 +0,0975X 37 ≤ 200.000 Triwulan 8 : 2,99X 18 + 0,1625X 28 +0,0975X 38 ≤ 100.000

6.3.4. Kendala Tenaga Kerja

Sumberdaya tenaga kerja dibutuhkan dalam proses pengolahan khususnya, dimana masing – masing tenaga kerja telah memiliki bagian – bagian tertentu untuk ditangani sehingga diasumsikan bahwa tidak ada tenaga kerja pengolahan lateks yang diperbantukan pada bagian lain. Dalam proses pengolahan terdapat beberapa tahap, di antaranya adalah pembekuan dan pengenceran, penggilingan, kamar asap, pembongkaran dan sortasi, serta pengemasan. Ketersediaan tenaga kerja diukur dengan satuan HOK Hari Orang Kerja yang merupakan perkalian dari jumlah tenaga kerja dengan jumlah hari kerja per orang. Diasumsikan bahwa dalam sebulan tenaga kerja hanya mendapat libur satu hari dan ketersediaan hari kerja sebanyak 29 hari. Konsumsi HOK pengolahan lateks diasumsikan sama bagi setiap produk utama turunan lateks RSS 1. Berdasarkan laporan dari bagian pabrik kebutuhan tenaga kerja untuk satu ton karet pada masing – masing tahap pengolahan adalah 0,0015 HOK untuk pembekuan dan pengenceran, 0,0027 HOK untuk proses penggilingan, 0,0018 HOK untuk kamar asap, 0,0004 HOK untuk pembongkaran dan sortasi, dan 0,0004 HOK untuk pengemasan. Nilai – nilai HOK tersebut menjadi nilai koefisien dalam fungsi kendala tenaga kerja sedangkan ketersediaan tenaga kerja dalam HOK menjadi nilai sebelah kanan dalam fungsi kendala tenaga kerja. Nilai HOK masing – masing tahap pengolahan dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hari Orang Kerja Berdasarkan Proses Produksi Tahun 2006 dan 2007 Periode HOK Pembekuan dan Pengenceran HOK Penggilingan HOK Kamar Asap HOK Pembongkaran dan Sortasi HOK Pengemasan Triwulan 1 332 581 360 83 83 Triwulan 2 352 616 364 88 88 Triwulan 3 352 616 364 88 88 Triwulan 4 340 595 356 85 85 Triwulan 5 328 574 348 82 82 Triwulan 6 356 644 364 89 89 Triwulan 7 352 644 368 88 88 Triwulan 8 340 644 368 85 85 Sumber : Laporan Produksi Perkebunan Widodaren Tahun 2006 dan 2007, diolah. Pada tahap pembekuan dan pengenceran, koefisien HOK adalah sebesar 0,0015 yang berarti untuk 1 Kilogram Karet Kering diperlukan 0,0015 HOK pada tahap