Taksasi produksi tersebut menjadi barometer kinerja masing – masing kebun
terhadap kebijakan yang diambil oleh Kantor Direksi PT Jember Indonesia. Berikut adalah fungsi kendala taksasi produksi karet olahan.
Produk RSS 1 : Triwulan 1 : X
11
≤ 27.102 Triwulan 2 : X
12
≤ 31.567 Triwulan 3 : X
13
≤ 28.121 Triwulan 4 : X
14
≤ 22.210 Triwulan 5 : X
15
≤ 26.969 Triwulan 6 : X
16
≤ 31.887 Triwulan 7 : X
17
≤ 31.940 Triwulan 8 : X
18
≤ 22.685 Produk RSS 2 :
Triwulan 1 : X
21
≤ 1.626 Triwulan 2 : X
22
≤ 1.693 Triwulan 3 : X
23
≤ 809 Triwulan 4 : X
24
≤ 1.069 Triwulan 5 : X
25
≤ 1.110 Triwulan 6 : X
26
≤ 336 Triwulan 7 : X
27
≤ 1.816 Triwulan 8 : X
28
≤ 918
6.3.3 Kendala Bahan Penolong
Proses pengolahan lateks menjadi RSS 1 membutuhkan bahan penolong yang terdiri dari asam semut untuk mendukung kestabilan PH pada lateks.
Pemberian bahan penolong tersebut terjadi di dua tempat yaitu pemberian lateks pada saat lateks baru dikumpulkan dari kebun sadap sedangkan pemberian asam
semut terjadi di pabrik pengolahan pada saat lateks masuk ke dalam koaguler bak. Kebutuhan asam semut dibutuhkan 3,25 gram untuk tiap Kilogram Karet Kering.
Oleh karena itu, berdasarkan komposisi produksi aktual sebesar 92 persen RSS 1, 5 persen RSS 2 dan 3 persen Cutting A maka nilai koefisien asam semut pada
produk RSS 1 yaitu sebesar 2,99 , pada RSS 2 sebesar 0,1625 dan pada Cutting A sebesar 0,0975. Nilai kebutuhan bahan penolong merupakan koefisien input bahan
penolong dalam fungsi kendala bahan penolong. Ketersediaan bahan penolong dalam satuan gram tersedia pada tabel 7.
Tabel 7. Ketersediaan Bahan Penolong Tahun 2006 dan Tahun 2007
Periode Asam Semut
gram Periode
Asam Semut gram
Triwulan 1 125.000
Triwulan 5 102.000
Triwulan 2 175.000
Triwulan 6 150.000
Triwulan 3 125.000
Triwulan 7 200.000
Triwulan 4 102.000
Triwulan 8 100.000
Sumber : Laporan Produksi Perkebunan Widodaren Tahun 2006 dan 2007, diolah Ketersediaan bahan penolong menjadi nilai sebelah kanan dalam fungsi
kendala bahan penolong, menggambarkan total maksimal bahan penolong dapat dimanfaatkan pada . Berikut adalah fungsi kendala bahan penolong asam semut :
Triwulan 1 : 2,99X
11
+ 0,1625X
21
+0,0975X
31
≤ 125.000 Triwulan 2 : 2,99X
12
+ 0,1625X
22
+0,0975X
32
≤ 175.000 Triwulan 3 : 2,99X
13
+ 0,1625X
23
+0,0975X
33
≤ 125.000 Triwulan 4 : 2,99X
14
+ 0,1625X
24
+0,0975X
34
≤ 102.000 Triwulan 5 : 2,99X
15
+ 0,1625X
25
+ 0,0975X
35
≤ 102.000 Triwulan 6 : 2,99X
16
+ 0,1625X
26
+0,0975X
36
≤ 150.000 Triwulan 7 : 2,99X
17
+ 0,1625X
27
+0,0975X
37
≤ 200.000 Triwulan 8 : 2,99X
18
+ 0,1625X
28
+0,0975X
38
≤ 100.000
6.3.4. Kendala Tenaga Kerja
Sumberdaya tenaga kerja dibutuhkan dalam proses pengolahan khususnya, dimana masing
– masing tenaga kerja telah memiliki bagian – bagian tertentu untuk ditangani sehingga diasumsikan bahwa tidak ada tenaga kerja pengolahan
lateks yang diperbantukan pada bagian lain. Dalam proses pengolahan terdapat