Pendapatan Nelayan Menurut Bagiannya

5.2.3.4 Pendapatan Nelayan Menurut Bagiannya

Setelah pendapatan bersih diperoleh, maka akan dilakukan pembagian hasil antara pemilik kapal dan nelayan. Besarnya bagian masing-masing pihak adalah 50 untuk pemilik kapal dan 50 untuk nelayan. Dari antara nelayan masih dilakukan pembagian hasil lagi dengan ketentuan 1 bagian untuk ABK dan 4 bagian untuk nahkoda kapal. Nahkoda kapal mendapatkan bagian jauh lebih besar dibandingkan dengan ABK, hal ini dikarenakan nahkoda kapal yang mengambil peran lebih besar dalam menentukan daerah penangkapan ikan baik berdasarkan pengalamannya maupun dengan menggunakan alat seperti GPS, dengan kata lain banyak sedikitnya ikan hasil tangkapan yang diperoleh ditentukan oleh kemahiran nahkoda kapal dalam menentukan daerah penangkapan ikan selain juga ditentukan oleh cuaca. Jumlah ABK untuk setiap armada perikanan mini purse seine yang mendaratkan ikannya di TPI PPN Pekalongan adalah sama yaitu 20 orang, ini merupakan rata-rata jumlah ABK yang biasanya ikut dalam setiap trip, meskipun dengan ukuran kapal yang berbeda tetapi ABK yang bekerja untuk setiap armada relatif sama. Pendapatan nelayan menurut bagiannya pada setiap musim dalam satu kali trip dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21 Pendapatan nelayan menurut bagiannya pada setiap musim dalam satu kali trip Rp Armada GT Musim Jumlah ABK Pemilik 50 ABK 1 Bagian Nahkoda 4 Bagian Jati Rahayu 24 Puncak 20 37.478.134 1.499.125 7.495.627 Paceklik -4.653.816 -186.153 -930.763 Sedang 6.632.134 265.285 1.326.427 Rinjani 26 Puncak 20 53.227.314 2.129.093 10.645.463 Paceklik 1.487.514 59.501 297.503 Sedang 13.845.314 553.813 2.769.063 TM Putri Mas Jaya 28 Puncak 20 57.367.988 2.294.720 11.473.598 Paceklik -3.843.862 -153.754 -768.772 Sedang 17.403.988 696.160 3.480.798 Lintas Sejati 29 Puncak 20 45.069.383 1.802.775 9.013.877 Paceklik -2.664.317 -106.573 -532.863 Sedang 13.098.183 523.927 2.619.637 Sri Kembang 30 Puncak 20 102.844.638 4.113.786 20.568.928 Paceklik 824.888 32.996 164.978 Sedang 44.644.638 1.785.786 8.928.928 Sumber: Hasil wawancara dengan nelayan, 2011 diolah kembali Berdasarkan Tabel 21 terlihat bahwa pada musim paceklik rata-rata pendapatan yang diperoleh olah pemilik kapal, ABK, dan nahkoda adalah minus, hal ini disebabkan karena pendapatan bersih yang didapat setelah melakukan pelelangan ikan lebih kecil dibandingkan dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan. Jika dibandingkan dengan pendapatan yang didapat pada musim puncak dan musim sedang, seharusnya pendapatan pada kedua musim tersebut dapat menutupi kekurangan pada musim paceklik, tetapi pada kenyataannya para nelayan belum bisa mengelola keuangan dengan baik sehingga meskipun pendapatan pada musim puncak dan sedang lebih besar, hal itu tidak menutupi kekurangan pada musim paceklik. Ketika pendapatan nelayan minus yaitu pada musim paceklik, rata-rata nelayan Kota Pekalongan akan meminjam modal kepada pemilik kapal untuk melakukan trip dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nelayan mendapat bantuan sembako dari pihak KUD yang merupakan salah satu alokasi dari dana retribusi untuk nelayan, selain itu, jika pada musim paceklik nelayan tidak melakukan trip, biasanya mereka beralih profesi menjadi tukang becak atau tukang ojek untuk memenuhi kebutuhannya.

5.2.3.5 Pendapatan Rata-Rata Satu Tahun