2 Pengelola TPI Informasi yang diperoleh berupa sistem penjualan ikan, sistem administrasi
lelang ikan, besarnya retribusi yang didapat pihak pengelola TPI dari proses pelelangan ikan, besarnya retribusi yang kembali ke nelayan, besarnya
retribusi yang masuk ke KUD, dan alokasi penggunaan retribusi. Data responden dari pengelola TPI dapat dilihat pada Lampiran 3.
3 KUD Makaryo Mino Informasi yang diperoleh berupa ketersediaan biaya operasional dalam
penyelenggaraan pelelangan ikan dan kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan untuk pelelangan ikan. Data responden dari KUD Makaryo Mino dapat
dilihat pada Lampiran 3. 4 Pemerintah Kota Pekalongan
Besarnya DAK untuk sektor perikanan tangkap khususnya untuk tempat pelelangan ikan, besarnya retribusi dari pelelangan ikan yang diterima pihak
Pemkot, alokasi penggunaan retribusi, persepsi Pemkot dengan adanya retribusi, serta penyediaan dan perawatan fasilitas lelang ikan di TPI. Data
responden dari pemerintah Kota Pekalongan dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.5 Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab setiap tujuan dari penelitian ini yaitu:
3.5.1 Analisis Kajian Alokasi Dana Retribusi Pelelangan Ikan untuk Nelayan
Analisis kajian alokasi dana retribusi pelelangan ikan untuk nelayan dan Pemerintah Daerah di PPN Pekalongan diuraikan secara deskriptif melalui
wawancara dengan pihak terkait, sedangkan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengkaji pengalokasian dana retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan bagi
nelayan dan pemerintah daerah yaitu:
1 Mengkaji peraturan daerah yang terkait dengan pengalokasian dana retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan; dan
2 Melihat fakta yang ada di lapangan sehubungan dengan realisasi pengalokasian dana retribusi pelelangan ikan di PPN Pekalongan.
3.5.2 Analisis Dampak Penghapusan Retribusi Terhadap Pendapatan
Nelayan
Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengetahui dampak penghapusan retribusi pelelangan ikan terhadap nelayan adalah:
1 Menghitung pendapatan nelayan yang mendaratkan ikan di TPI PPN Pekalongan.
Perhitungan pendapatan nelayan yang mendaratkan ikan di TPI PPN Pekalongan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
a Menghitung biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh setiap armada dalam satu kali trip. Biaya operasional tersebut meliputi biaya bahan
bakar, es, air tawar, konsumsi ABK, biaya perizinan, biaya perawatan kapal, mesin, dan alat tangkap, serta biaya-biaya lain yang dibutuhkan
oleh nelayan; b Menghitung pendapatan kotor nelayan dalam satu kali trip. Pendapatan
kotor merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil pelelangan ikan dengan cara mengalikan antara harga rata-rata ikan hasil tangkapan untuk
setiap musim pada tahun 2010 dengan banyaknya ikan yang didapat;
c Menghitung pendapatan bersih nelayan dalam satu kali trip. Pendapatan bersih diperoleh dengan menghitung selisih antara pendapatan kotor
dengan biaya operasional dan biaya retribusi yang harus dibayarkan setiap kali melelang ikan yaitu sebesar 3;
d Menghitung pendapatan nelayan menurut bagiannya dalam satu kali trip untuk setiap musim. Sistem pendapatan nelayan berupa bagi hasil
dengan ketentuan 50 untuk pemilik kapal dan 50 untuk nelayan. Nelayan sendiri dibagi dalam dua kategori yaitu ABK dan nahkoda
dengan sistem bagi hasil ABK mendapat satu bagian dan nahkoda empat bagian; dan
e Menghitung total pendapatan nelayan menurut bagiannya dalam satu tahun. Total pendapatan nelayan dalam satu tahun didapat dengan
mengalikan pendapatan nelayan dalam satu kali trip untuk setiap musim Pendapatan Kotor = Harga Ikan Rp x Jumlah Ikan Kg
dengan jumlah trip maksimal yang dilakukan untuk setiap musim dalam satu tahun.
2 Mengetahui besarnya retribusi pelelangan ikan yang harus dibayarkan oleh nelayan dan hak-hak nelayan dari alokasi retribusi tersebut;
3 Mengetahui fasilitas atau jasa apa saja yang diterima oleh nelayan dengan adanya penarikan retribusi pelelangan ikan;
4 Menganalisis resiko penghapusan retribusi pelelangan ikan terhadap pendapatan nelayan secara deskriptif.
3.5.3 Analisis Dampak Penghapusan Retribusi terhadap Perawatan Fasilitas TPI